32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Korban Sudah 2.000, Damai Masih Alot

Damai Israel-Palestina masih alot.
Damai Israel-Palestina masih alot.

KAIRO, SUMUTPOS.CO – Dialog tidak langsung Israel-Palestina terkait gencatan senjata permanen di Jalur Gaza masih alot. Kemarin (18/8) sampai menjelang berakhirnya durasi gencatan senjata, juru runding kedua pihak masih ngotot mengegolkan tuntutan masing-masing. Sementara itu, PBB melaporkan jumlah korban tewas di Gaza menembus angka 2.000 jiwa.

Meski tidak kunjung mencapai kesepakatan, juru runding Israel dan Palestina berusaha keras menghindari kecamuk perang. Selain telah menewaskan sekitar 2.000 orang dan membuat lebih dari 10.000 lainnya terluka, pertempuran yang sudah satu bulan itu membuat Palestina hancur. Warga Israel pun merasa keamanan dan kenyamanan mereka terenggut.

Ziad Nakhleh, pimpinan faksi Jihad Islam, pesimistis kesepakatan tercapai sebelum gencatan senjata usai. Tapi, dia berharap kedua pihak bisa memperpanjang gencatan senjata lima hari yang batas waktunya berakhir pada Senin tengah malam waktu setempat (Selasa, sekitar pukul 04.00 dini hari WIB). “Jika kesepakatan belum tercapai, sebaiknya ada perpanjangan gencatan senjata,” ujarnya.

Ziad yang terlibat dalam perundingan tidak langsung di Kota Kairo, Mesir, itu menegaskan bahwa Palestina tidak menginginkan perang lagi. “Saat ini kami sudah meninggalkan perang. Kami tidak ingin kembali berperang,” tegasnya. Tapi, dalam pernyataan mereka Minggu lalu (17/8), Hamas menyatakan bahwa mereka tidak akan meletakkan senjata seperti permintaan Israel.

Israel juga tidak mau memenuhi tuntutan Hamas terkait embargo tanpa perlucutan senjata. Israel menyebut perlucutan senjata itu sebagai syarat mutlak untuk memberikan rasa aman dan menjamin perlindungan terhadap warganya. Mesir yang menjadi perantara dalam dialog damai tidak langsung itu berhadap kedua pihak bersedia mengalah dan mengambil jalan tengah.

Sementara itu, Norwegia mengumumkan niatnya untuk mengadakan konferensi negara-negara donor setelah Israel dan Palestina mencapai kesepakatan damai. Norwegia akan mengajak negara-negara maju untuk membantu dan membiayai rekonstruksi Gaza. “Begitu kesepakatan damai tercapai, undangan akan langsung kami kirimkan,” tandas Menteri Luar Negeri Norwegia Boerge Brende. (AP/AFP/hep/c6/tia)

Damai Israel-Palestina masih alot.
Damai Israel-Palestina masih alot.

KAIRO, SUMUTPOS.CO – Dialog tidak langsung Israel-Palestina terkait gencatan senjata permanen di Jalur Gaza masih alot. Kemarin (18/8) sampai menjelang berakhirnya durasi gencatan senjata, juru runding kedua pihak masih ngotot mengegolkan tuntutan masing-masing. Sementara itu, PBB melaporkan jumlah korban tewas di Gaza menembus angka 2.000 jiwa.

Meski tidak kunjung mencapai kesepakatan, juru runding Israel dan Palestina berusaha keras menghindari kecamuk perang. Selain telah menewaskan sekitar 2.000 orang dan membuat lebih dari 10.000 lainnya terluka, pertempuran yang sudah satu bulan itu membuat Palestina hancur. Warga Israel pun merasa keamanan dan kenyamanan mereka terenggut.

Ziad Nakhleh, pimpinan faksi Jihad Islam, pesimistis kesepakatan tercapai sebelum gencatan senjata usai. Tapi, dia berharap kedua pihak bisa memperpanjang gencatan senjata lima hari yang batas waktunya berakhir pada Senin tengah malam waktu setempat (Selasa, sekitar pukul 04.00 dini hari WIB). “Jika kesepakatan belum tercapai, sebaiknya ada perpanjangan gencatan senjata,” ujarnya.

Ziad yang terlibat dalam perundingan tidak langsung di Kota Kairo, Mesir, itu menegaskan bahwa Palestina tidak menginginkan perang lagi. “Saat ini kami sudah meninggalkan perang. Kami tidak ingin kembali berperang,” tegasnya. Tapi, dalam pernyataan mereka Minggu lalu (17/8), Hamas menyatakan bahwa mereka tidak akan meletakkan senjata seperti permintaan Israel.

Israel juga tidak mau memenuhi tuntutan Hamas terkait embargo tanpa perlucutan senjata. Israel menyebut perlucutan senjata itu sebagai syarat mutlak untuk memberikan rasa aman dan menjamin perlindungan terhadap warganya. Mesir yang menjadi perantara dalam dialog damai tidak langsung itu berhadap kedua pihak bersedia mengalah dan mengambil jalan tengah.

Sementara itu, Norwegia mengumumkan niatnya untuk mengadakan konferensi negara-negara donor setelah Israel dan Palestina mencapai kesepakatan damai. Norwegia akan mengajak negara-negara maju untuk membantu dan membiayai rekonstruksi Gaza. “Begitu kesepakatan damai tercapai, undangan akan langsung kami kirimkan,” tandas Menteri Luar Negeri Norwegia Boerge Brende. (AP/AFP/hep/c6/tia)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/