24 C
Medan
Tuesday, November 5, 2024
spot_img

Tekan Ekstremisme, Militer Filipina Bentuk Tentara Berhijab

istimewa
PENGHARGAAN: Perwira tinggi Filipina memberi penghargaan kepada tentara berhijab di Filipina.

MANILA, SUMUTPOS.CO – Tak lama lagi, personel militer perempuan dan mengenakan hijab bakal menjadi pemandangan biasa di Filipina. Militer negeri itu berencana menyebarkan para tentara perempuan berhijab sebagai bagian inisiatif kontraterorisme di negeri itu.

Para perempuan yang dijuluki “prajurit berhijab” ini akan memberikan dukungan bagi komunitas yang mengalami trauma perang.

Mereka akan ditempatkan di berbagai lokasi penting menyusul kesuksesan mereka saat bertugas di kota Marawi yang dikuasai ISIS tahun lalu.

Kolonel Romeo Brawner mengatakan, para prajurit ini telah menjalani pelatihan untuk mencegah dan menangani ekstremisme. “Karena mereka sukses di Marawi makan kami yakin mereka juga akan sukses di tempat lain,” kata Brawner kepada Arab News.

“Mereka akan menyediakan layanan budaya dan psikososialuntuk komunitas urban. Hal ini bermanfaat untuk menjaga ketertiban dan keamanan di kota-kota,” tambah Brawner.

Seperti halnya di Marawi, pasukan perempuan ini juga diterjunkan ke berbagai kota lain seperti Caloocan, Malabon, Navotas, dan Valenzuela serta desa Maharlika. Pekan lalu, AD Filipina menggelar upacara khusus untuk menghormati para anggota pasukan hijab yang bertugas dalam proses rehabilitasi di Marawi.

“Sebagai perempuan militer, Anda bertugas untuk menjaga perdamaian. Namun, saya tahun tugas kalian adalah mengelola kamp pengungsi, Anda bisa menjaga perdamaian sekaligus membangun perdamaian,” kata Diosita Andot, menteri muda dari kantor penasihat presiden urusan.

Anggota pasukan ini, empat perwira dan 56 petugas lainnya, mendapatkan anugerah berupa tanda jasa militer untuk pelayanan mereka di Marawi pada 2017.

Tugas utama merek adalah membantu pemerintah lokal dan badan-badan lain untuk membantu warga yang kehilanngan tempat tinggal akibat perang lima bulan di kota itu. Para tentara perempuan ini fokus dalam pendidikan damai dan membantu penyelesaiaan masalah psikologi, khususnya di antara anak-anak dan pemuda korban perang. (bbs/azw)

istimewa
PENGHARGAAN: Perwira tinggi Filipina memberi penghargaan kepada tentara berhijab di Filipina.

MANILA, SUMUTPOS.CO – Tak lama lagi, personel militer perempuan dan mengenakan hijab bakal menjadi pemandangan biasa di Filipina. Militer negeri itu berencana menyebarkan para tentara perempuan berhijab sebagai bagian inisiatif kontraterorisme di negeri itu.

Para perempuan yang dijuluki “prajurit berhijab” ini akan memberikan dukungan bagi komunitas yang mengalami trauma perang.

Mereka akan ditempatkan di berbagai lokasi penting menyusul kesuksesan mereka saat bertugas di kota Marawi yang dikuasai ISIS tahun lalu.

Kolonel Romeo Brawner mengatakan, para prajurit ini telah menjalani pelatihan untuk mencegah dan menangani ekstremisme. “Karena mereka sukses di Marawi makan kami yakin mereka juga akan sukses di tempat lain,” kata Brawner kepada Arab News.

“Mereka akan menyediakan layanan budaya dan psikososialuntuk komunitas urban. Hal ini bermanfaat untuk menjaga ketertiban dan keamanan di kota-kota,” tambah Brawner.

Seperti halnya di Marawi, pasukan perempuan ini juga diterjunkan ke berbagai kota lain seperti Caloocan, Malabon, Navotas, dan Valenzuela serta desa Maharlika. Pekan lalu, AD Filipina menggelar upacara khusus untuk menghormati para anggota pasukan hijab yang bertugas dalam proses rehabilitasi di Marawi.

“Sebagai perempuan militer, Anda bertugas untuk menjaga perdamaian. Namun, saya tahun tugas kalian adalah mengelola kamp pengungsi, Anda bisa menjaga perdamaian sekaligus membangun perdamaian,” kata Diosita Andot, menteri muda dari kantor penasihat presiden urusan.

Anggota pasukan ini, empat perwira dan 56 petugas lainnya, mendapatkan anugerah berupa tanda jasa militer untuk pelayanan mereka di Marawi pada 2017.

Tugas utama merek adalah membantu pemerintah lokal dan badan-badan lain untuk membantu warga yang kehilanngan tempat tinggal akibat perang lima bulan di kota itu. Para tentara perempuan ini fokus dalam pendidikan damai dan membantu penyelesaiaan masalah psikologi, khususnya di antara anak-anak dan pemuda korban perang. (bbs/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/