25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

CIA Tak Akan Gunakan Program Vaksin untuk Operasi Rahasia

Seorang pekerja medis Pakistan (kiri) memberikan vaksin polio kepada seorang anak di sebuah perkampungan kumuh di Islamabad. (Foto: Dok)
Seorang pekerja medis Pakistan (kiri) memberikan vaksin polio kepada seorang anak di sebuah perkampungan kumuh di Islamabad. (Foto: Dok)

SUMUTPOS.CO – Gedung Putih berjanji pada Senin (19/5) bahwa CIA, tidak akan menggunakan program-program imunisasi untuk operasi-operasinya, menyusul keluhan bahwa badan intelijen AS itu telah menggunakannya untuk memburu Osama bin Laden.

Dekan-dekan dari 12 fakultas kesehatan masyarakat telah mengeluhkan laporan bahwa program vaksinasi yang dilakukan seorang dokter Pakistan, yang menggunakan survei imunisasi hepatitis di sebuah kota di Pakistan tempat tinggal bin Laden, yang kemudian dibunuh dalam misi rahasia AS.

CIA mengatur survei itu untuk mencoba mendapatkan cairan berisi DNA dari kerabat yang tinggal dekat rumah bin Laden, menurut laporan Washington Post. Koran itu melaporkan bahwa upaya itu gagal, dan dokter bedah itu, Shakil Afridi, dihukum 23 tahun penjara.

Caitlin Hayden, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan penasihat keamanan dalam negeri Lisa Monaco telah meyakinkan para dekan itu dalam sebuah surat bahwa kebijakan CIA per Agustus 2013 menekankan bahwa “CIA tidak akan memakai mengadakan operasi menumpang program vaksinasi, termasuk pekerja vaksinasi.”

“Selain itu, badan ini juga tidak akan mencari atau mengeksploitasi DNA atau bahan genetis lainnya yang didapat dari program semacam itu. Kebijakan ini berlaku di seluruh dunia, dan terhadap warga AS maupun non-AS,” ujarnya. (Reuters)

Seorang pekerja medis Pakistan (kiri) memberikan vaksin polio kepada seorang anak di sebuah perkampungan kumuh di Islamabad. (Foto: Dok)
Seorang pekerja medis Pakistan (kiri) memberikan vaksin polio kepada seorang anak di sebuah perkampungan kumuh di Islamabad. (Foto: Dok)

SUMUTPOS.CO – Gedung Putih berjanji pada Senin (19/5) bahwa CIA, tidak akan menggunakan program-program imunisasi untuk operasi-operasinya, menyusul keluhan bahwa badan intelijen AS itu telah menggunakannya untuk memburu Osama bin Laden.

Dekan-dekan dari 12 fakultas kesehatan masyarakat telah mengeluhkan laporan bahwa program vaksinasi yang dilakukan seorang dokter Pakistan, yang menggunakan survei imunisasi hepatitis di sebuah kota di Pakistan tempat tinggal bin Laden, yang kemudian dibunuh dalam misi rahasia AS.

CIA mengatur survei itu untuk mencoba mendapatkan cairan berisi DNA dari kerabat yang tinggal dekat rumah bin Laden, menurut laporan Washington Post. Koran itu melaporkan bahwa upaya itu gagal, dan dokter bedah itu, Shakil Afridi, dihukum 23 tahun penjara.

Caitlin Hayden, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan penasihat keamanan dalam negeri Lisa Monaco telah meyakinkan para dekan itu dalam sebuah surat bahwa kebijakan CIA per Agustus 2013 menekankan bahwa “CIA tidak akan memakai mengadakan operasi menumpang program vaksinasi, termasuk pekerja vaksinasi.”

“Selain itu, badan ini juga tidak akan mencari atau mengeksploitasi DNA atau bahan genetis lainnya yang didapat dari program semacam itu. Kebijakan ini berlaku di seluruh dunia, dan terhadap warga AS maupun non-AS,” ujarnya. (Reuters)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/