32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Militan Gaza Berang, Israel Dihujani Roket

JERUSALEM – Palestina-Israel kembali memanas. Militan Gaza melancarkan serangan roket ke wilayah Israel kemarin (19/8). Itu serangan paling mematikan dalam tiga tahun terakhir.

Satu dari 12 roket militan tersebut melukai seorang warga Israel di Kota Ashdod. Serangan itu sebagai balasan tindakan militer Israel yang menggempur sejumlah titik di Jalur Gaza, juga menarget mereka yang dianggap bertanggung jawab atas serangan Kamis (18/8), yang menewaskan setidaknya tujuh orang, termasuk seorang pemimpin senior militan Palestina.

Israel mengungkapkan, roket-roket dari Gaza itu ditembakkan ke Ashkelon, Beersheva, Kiryat Gat dan Ashdod kemarin pagi. Sebagian besar roket jatuh di wilayah tanpa penghuni. Dengan begitu, tak ada kerusakan berarti.

Hanya satu roket menghantam sekolah seminari. Satu orang dilaporkan terluka serius. Dan, seperti dilansir harian Haaretz, satu roket lainnya jatuh di kawasan industri di pinggiran Ashdod, melukai enam orang. Sementara sebuah roket yang menarget Ashkelon ditembak jatuh oleh sistem perlindungan misil Israel, Iron Dome.

Sejumlah sumber Palestina, kepada BBC mengungkapkan, empat anggota Komite Perlawanan Populer (PCR), yang loyal terhadap Hamas meski seringkali beroperasi secara terpisah, tewas dalam serangan Kamis malam. Termasuk salah satu komandannya, Kamal al-Nairab.
Juru Bicara PCR, Abu Mujahid, menolak bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun dia menegaskan bahwa militan PCR akan membalas dendam atas tewasnya rekan mereka di Gaza.

Hamas juga membantah terkait dengan serangan tersebut. Namun mereka memilih mempersiapkan seluruh fasilitas pertahanannya, Kamis (18/8) untuk mengantisipasi serangan balik Israel.
“Kami tak akan berdiri berdiam diri dan kami akan terus melawan pendudukan mereka (Israel),” ujar pejabat Hamas Salah Al-Bardaweel.

Pejabat Hamas menyatakan, dua anak-anak, berusia 3 dan 13 tahun, terwas dalam serangan Israel. Juru Bicara Militer Israel, Brigjen Yoav Mordechai menyatakan, masih telalu pagi untuk menyebut bahwa eskalasi di Gaza mulai memanas.    “Jika kami melihat Hamas memilih untuk memperpanas situasi, kami tidak akan ragu untuk membalasnya,” ancamnya seperti disiarkan Radio Tentara Israel kemarin pagi.

Serangan militan Gaza Kamis (18/8) adalah yang paling mematikan sejak tiga tahun terakhir. Pada 2008, seorang pria bersenjata membunuh delapan orang di sekolah agama seminari di Kota Eilat, dekat Laut Merah.
Meski tampak penambahan pasukan di Eilat, kemarin pagi, penduduk setempat seperti tak terpengaruh. Warga yang bersepeda dan jogging di pinggir garis pantai terlihat berkatifitas seperti biasa.

Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan PBB mengecam serangan di Eilat. Sementara juru bicara PBB menyatakan, Sekjen Ban Ki-moon khawatir akan risiko memanasnya kembali situasi di Gaza. Karenanya dia meminta kedua pihak menahan diri.(cak/ami/jpnn)

JERUSALEM – Palestina-Israel kembali memanas. Militan Gaza melancarkan serangan roket ke wilayah Israel kemarin (19/8). Itu serangan paling mematikan dalam tiga tahun terakhir.

Satu dari 12 roket militan tersebut melukai seorang warga Israel di Kota Ashdod. Serangan itu sebagai balasan tindakan militer Israel yang menggempur sejumlah titik di Jalur Gaza, juga menarget mereka yang dianggap bertanggung jawab atas serangan Kamis (18/8), yang menewaskan setidaknya tujuh orang, termasuk seorang pemimpin senior militan Palestina.

Israel mengungkapkan, roket-roket dari Gaza itu ditembakkan ke Ashkelon, Beersheva, Kiryat Gat dan Ashdod kemarin pagi. Sebagian besar roket jatuh di wilayah tanpa penghuni. Dengan begitu, tak ada kerusakan berarti.

Hanya satu roket menghantam sekolah seminari. Satu orang dilaporkan terluka serius. Dan, seperti dilansir harian Haaretz, satu roket lainnya jatuh di kawasan industri di pinggiran Ashdod, melukai enam orang. Sementara sebuah roket yang menarget Ashkelon ditembak jatuh oleh sistem perlindungan misil Israel, Iron Dome.

Sejumlah sumber Palestina, kepada BBC mengungkapkan, empat anggota Komite Perlawanan Populer (PCR), yang loyal terhadap Hamas meski seringkali beroperasi secara terpisah, tewas dalam serangan Kamis malam. Termasuk salah satu komandannya, Kamal al-Nairab.
Juru Bicara PCR, Abu Mujahid, menolak bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun dia menegaskan bahwa militan PCR akan membalas dendam atas tewasnya rekan mereka di Gaza.

Hamas juga membantah terkait dengan serangan tersebut. Namun mereka memilih mempersiapkan seluruh fasilitas pertahanannya, Kamis (18/8) untuk mengantisipasi serangan balik Israel.
“Kami tak akan berdiri berdiam diri dan kami akan terus melawan pendudukan mereka (Israel),” ujar pejabat Hamas Salah Al-Bardaweel.

Pejabat Hamas menyatakan, dua anak-anak, berusia 3 dan 13 tahun, terwas dalam serangan Israel. Juru Bicara Militer Israel, Brigjen Yoav Mordechai menyatakan, masih telalu pagi untuk menyebut bahwa eskalasi di Gaza mulai memanas.    “Jika kami melihat Hamas memilih untuk memperpanas situasi, kami tidak akan ragu untuk membalasnya,” ancamnya seperti disiarkan Radio Tentara Israel kemarin pagi.

Serangan militan Gaza Kamis (18/8) adalah yang paling mematikan sejak tiga tahun terakhir. Pada 2008, seorang pria bersenjata membunuh delapan orang di sekolah agama seminari di Kota Eilat, dekat Laut Merah.
Meski tampak penambahan pasukan di Eilat, kemarin pagi, penduduk setempat seperti tak terpengaruh. Warga yang bersepeda dan jogging di pinggir garis pantai terlihat berkatifitas seperti biasa.

Amerika Serikat (AS), Uni Eropa dan PBB mengecam serangan di Eilat. Sementara juru bicara PBB menyatakan, Sekjen Ban Ki-moon khawatir akan risiko memanasnya kembali situasi di Gaza. Karenanya dia meminta kedua pihak menahan diri.(cak/ami/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/