GAZA, SUMUTPOS.CO – Namanya Husein. Dia adalah relawan Indonesia di Palestina. Husein di Palestina sebagai relawan dalam wadah organisasi Mer-C Indonesia. Di tengah gencatan senjata Hamas dan Israel, kabar gembira datang dari Husein. Dia menikahi gadis pujaannya asal Gaza.
“Berita bahagia. Gencatan senjata, salah seorang relawan @RSIndonesia menikahi gadis Gaza. Barakallahu lakuma,” tulis MER-C Indonesia dalam akun twitternya @mercindonesia memberi kabar, Selasa (19/8).
“Relawan yg berbahagia bernama Husein, menikahi pujaan hatinya, Jinan Bunga Gaza yang juga hafidzoh (penghafal Quran),” tambah MER-C.
Husein ini selain sebagai relawan, juga menjadi kontributor MetroTV untuk wilayah Gaza. Sudah beberapa waktu, Husein tinggal di Gaza. MER-C juga memasang foto Husein dan istrinya yang memakai abaya pakaian khas perempuan Timur Tengah. Husein yang mengenakan peci warna hitam tampak tersenyum sumringah.
“Berarti, sudah 2 orang relawan yang menikahi gadis Gaza. Sebelumnya di tahun 2011 Abdillah Onim juga menikahi gadis Gaza. MasyaAllah,” tutup MER-C.
Husein punya cerita bagaimana bisa menikahi Jinan. Menurutnya, itu tidak terjadi dalam satu atau dua malam, tapi melalui proses.
“Syukur Alhamdulillah, langkah ini penting guna membangun hubungan bangsa Indonesia dan Palestina. Indonesia selama ini dikenal mendukung kemerdekaan Palestina. Pernikahan ini menjadi hubungan ril dan dukungan nyata bersama warga Indonesia dan Palestina,” kata Husein yang juga berkuliah di Islamic Gaza University saat dikonfirmasi, Selasa (19/8).
Dia menuturkan, sekitar dua tahun lalu, dia berangkat bersama MER-C menuju Gaza. Hingga akhirnya bisa masuk ke Gaza. Kemudian dia belajar di Islamic Gaza University dan sekaligus menjadi relawan membantu RS Indonesia di Gaza.
“Di universitas saya kenal dengan ayah istri saya. Sering bertemu dan berbincang, saya juga suka main ke rumahnya sejak 1,5 tahun lalu,” imbuh pria berusia 26 tahun ini.
Nah, setelah lama berkenalan dengan keluarga sang istri, calon mertua pun mengajak Husein menikahi anaknya. Gayung bersambut Husein pun siap. Jinan sang istri, juga seroang hafiz quran.
“Alhamdulillah keluarga di Indonesia juga mendukung,” imbuh pria asal Cileungsi, Bogor ini.
Ijab kabul sudah dilakukan, tetapi belum tinggal serumah karena sesuai adat setempat harus digelar pesta pernikahan. Rencananya pesta ini baru akan dilaksanakan menunggu hasil perundingan di Mesir terkait perpanjangan gencatan senjata Israel Hamas. Jadi dalam suasana tenang, baru pesta akan digelar.
“Nanti malam jam 12 kan diputuskan di Mesir, akan diperpanjang atau tidak. Kalau diperpanjang Insya Allah kita akan menggelar seremoni,” jelas Husein.
Bila tidak diperpanjang tentu rawan menggelar pesta di tengah perang. Husein mengaku, dia masih tinggal bersama relawan MER-C lainnya di Rumah Sakit Indonesia. Sedang istrinya, masih tinggal bersama mertuanya.
“Nanti kalau sudah seremoni kami akan mengontrak rumah,” jelasnya.
Soal pernikahan dengan istrinya ini, pihak keluarga di Cileungsi juga mendukung dan senang, apalagi mendapat menantu gadis Palestina. Siang ini waktu Gaza dia akan melakukan pembicaraan via skype dengan keluarga di Indonesia memberi kabar.
Kemudian, berbincang soal pernikahan pria Indonesia dan perempuan Gaza, Husein mengaku siap memfasilitasi bila ada yang ingin mengikuti jejaknya. Bagaimanapun semua tentu dilandasi tujuan yang mulia untuk mempererat silaturahmi Indonesia dan Palestina.
“Bagi yang ingin mengikuti langkah saya akan saya bantu,” tambah Husein yang mengaku belum akan pulang ke Indonesia karena masih membantu rumah sakit Indonesia di Gaza ini.
Memang bagaimana perempuan Gaza menurut Husein? “Mereka cantik-cantik, perpaduan Arab dan Eropa. Rambut kecoklatan, mata juga cokelat. Saya sudah pernah ke Iran, Suriah, Mesir, Lebanon, tapi perempuan Gaza yang paling cantik,” tutupnya.
Menurut Husein, dirinya masih akan menimba ilmu di Islamic Gaza University dan istrinya Jinan juga berkuliah di universitas yang sama. Mereka ingin agar nanti anak-anak mereka bisa menjadi mujahid dan sekaligus mempererat hubungan Indonesia-Palestina.
“Nanti istri akan saya ajari bahasa Indonesia, nanti juga saya ajak ke Indonesia, Insya Allah,” terang Husein.
Pendiri MER-C, Jose Rizal mengaku, bila di Indonesia memberi mahar cukup dengan seperangkat alat salat, di Gaza mesti memberi mahar uang. “Kami relawan di Indonesia urunan, kita beri dalam bentuk dolar untuk Husein. Uang mahar itu juga untuk jaminan bagi mempelai perempuan,” imbuhnya.
Jose berharap, Husein bisa semakin fokus dengan kegiatan relawan dan menimba ilmunya setelah menikah. “Dia anak yang pintar, kami akan sekolahkan dia hingga S3. Kami ingin dia jadi ulama besar, nanti terserah dia mau diam di sana atau pulang,” tuturnya. (net/bbs)