25 C
Medan
Monday, May 6, 2024

5 Fakta tentang Ganasnya Area Pencarian Puing MH370

Lokasi pencarian MH370 di Samudera Indonesia.
Lokasi pencarian MH370 di Samudera Indonesia.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Satelit Amerika Serikat (AS) berhasil menangkap dua obyek yang diduga puing pesawat Malaysia Airlines MH370 di Samudera Hindia. Titik puing itu berada di sebuah kawasan terpencil yang dihindari manusia. Seperti apa keganasannya?

Banyak pihak memprediksi, upaya pencarian puing di kawasan tersebut akan sangat sulit. Apalagi bila terbukti pesawat jatuh di sana, maka sepertinya mustahil badan pesawat bisa ditemukan seluruhnya. Ganasnya gelombang dan cuaca menjadi penyebabnya.

Seperti apa cerita keganasan wilayah yang dekat Antartika tersebut? Berikut faktanya seperti disampaikan otoritas resmi Australia:

 

AWAN PEKAT DAN HUJAN

Pesawat pencari sempat mengalami kesulitan untuk mencari serpihan diduga puing Malaysia Airlines MH370 yang berada di Samudera Hindia. Awan dan hujan menghalangi jarak pandang.

Wartawan Nine News Australia yang berada dalam pesawat pencari AP-3C Orion milik Angkatan Udara Australia melaporkan, awan mendung menghalangi pandangan pilot. Sejauh mata memandang, nyaris tak ada titik di lautan yang bisa terlihat jelas.

Wartawan ABC, David Wright, yang sebelumnya ikut dalam pesawat pencari AS, Poseidon, juga melaporkan, cuaca buruk dan awan pekat menghalangi jarak pandang pesawat. Sehingga, upaya pencarian tak bisa dilakukan secara maksimal. Namun dia sempat melihat sebuah kapal kargo dan lumba-lumba.

 

DEKAT ANTARTIKA

Pencarian dua obyek diduga puing pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 di Samudera Hindia belum membuahkan hasil. Area pencarian ternyata lebih dekat dengan wilayah Antartika dibanding Australia.

Wartawan ABC News, David Wright diperbolehkan ikut dalam misi pencarian yang dilakukan pesawat pengintai milik militer Amerika Serikat (AS) yang bernama P-8 Poseidon. Pesawat berteknologi tinggi tersebut melakukan pencarian di area seluas 6.598 kilometer persegi.

“Tentara melakukan pencarian dengan teknologi tinggi ini menyusuri lautan terbuka seluas 4.100 square mil, yang lebih dekat dengan Antartika daripada Australia, jauh di selatan KL,” terang Wright dalam akun Twitter-nya seperti dilansir The Star, Kamis (20/3/2014).

“Penerbangan kami selama 9 jam dengan P8 – termasuk tiga intensif pencarian tidak berujung pada bukti temuan puing,” imbuhnya.

 

LAUTAN DALAM

Lokasi pencarian dua obyek yang diduga puing pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 berada di wilayah Samudera Hindia yang terpencil. Kedalaman air di area tersebut juga tidak main-main, sekitar 3.600 meter.

Seperti dilansir news.com.au, Jumat (21/3/2014), panjang pesawat MAS MH370 yang merupakan tipe Boeing 777-200ER mencapai 63,7 meter. Sedangkan kedalaman laut di wilayah Samudera Hindia rata-rata mencapai 3.600-3.890 meter.

Palung terdalam Samudera Hindia ada di Diamantina Trench yang mencapai kedalaman hingga 8.047 meter. Kemudian juga ada di Sunda Trench sedalam 7.258-7.725 meter.

Dalamnya lautan ini tentu memicu hambatan tersendiri dalam pencarian MAS MH370. Ditambah analisis bahwa kencangnya arus laut dan besarnya gelombang di perairan terpencil tersebut yang kemungkinan telah menyeret dua obyek mencurigakan tersebut sejauh ratusan kilometer, atau mungkin juga menenggelamkannya.

 

PERAIRAN BAHAYA

Pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 kini difokuskan pada area terpencil di wilayah Samudera Hindia bagian selatan. Hamparan laut dalam di area tersebut sangat bergejolak hingga dijuluki ‘Roaring Forties’.

Perairan di kawasan Samudera Hindia bagian selatan tersebut dikategorikan sangat berbahaya. Julukan ‘Roaring Forties’ diberikan karena gelombang laut yang sangat besar dan angin kencang yang menyelimuti wilayah antara Lintang 40 derajat dan 50 derajat tersebut.

Pergerakan angin di wilayah tersebut sama sekali tidak memiliki hambatan dengan tidak adanya daratan, sehingga mampu menciptakan gelombang laut hingga setinggi 6 meter, bahkan lebih.

Perairan yang ada di sebelah barat Australia dahulu sering digunakan oleh para pelaut yang memanfaatkan arah angin, namun banyak kapal yang memilih menghindari area tersebut. Rute pelayaran global kini ebih mengarahkan kapal kargo dari Australia menuju ke utara masuk ke wilayah Asia dan Eropa, daripada melalui rute selatan atau barat melalui area tersebut.

Dan jikalau, obyek tersebut tenggelam di perairan tesebut, maka dia akan tenggelam ke laut sangat dalam. Kemungkinan untuk ditemukan pun sangat kecil.

 

BUKAN AREA BERSAHABAT

Seorang pakar kelautan di University of New South Wales Erik van Sebille mengatakan, laut tempat diduga puing MH370 itu bukan area yang bersahabat. Tak ada manusia yang mau berlama-lama di sana.

“Itu bukan area di mana Anda mau berlama-lama di sana, untuk menghabiskan waktu berminggu-minggu mencari pesawat,” ujarnya.

Erik yang pernah melakukan penelitian di perairan tersebut menambahkan, seandainya pencarian dilakukan beberapa bulan sebelumnya, maka situasi lautan jauh lebih tenang. Para pencari pun akan lebih leluasa dalam bekerja. (DC/NET)

Lokasi pencarian MH370 di Samudera Indonesia.
Lokasi pencarian MH370 di Samudera Indonesia.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Satelit Amerika Serikat (AS) berhasil menangkap dua obyek yang diduga puing pesawat Malaysia Airlines MH370 di Samudera Hindia. Titik puing itu berada di sebuah kawasan terpencil yang dihindari manusia. Seperti apa keganasannya?

Banyak pihak memprediksi, upaya pencarian puing di kawasan tersebut akan sangat sulit. Apalagi bila terbukti pesawat jatuh di sana, maka sepertinya mustahil badan pesawat bisa ditemukan seluruhnya. Ganasnya gelombang dan cuaca menjadi penyebabnya.

Seperti apa cerita keganasan wilayah yang dekat Antartika tersebut? Berikut faktanya seperti disampaikan otoritas resmi Australia:

 

AWAN PEKAT DAN HUJAN

Pesawat pencari sempat mengalami kesulitan untuk mencari serpihan diduga puing Malaysia Airlines MH370 yang berada di Samudera Hindia. Awan dan hujan menghalangi jarak pandang.

Wartawan Nine News Australia yang berada dalam pesawat pencari AP-3C Orion milik Angkatan Udara Australia melaporkan, awan mendung menghalangi pandangan pilot. Sejauh mata memandang, nyaris tak ada titik di lautan yang bisa terlihat jelas.

Wartawan ABC, David Wright, yang sebelumnya ikut dalam pesawat pencari AS, Poseidon, juga melaporkan, cuaca buruk dan awan pekat menghalangi jarak pandang pesawat. Sehingga, upaya pencarian tak bisa dilakukan secara maksimal. Namun dia sempat melihat sebuah kapal kargo dan lumba-lumba.

 

DEKAT ANTARTIKA

Pencarian dua obyek diduga puing pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 di Samudera Hindia belum membuahkan hasil. Area pencarian ternyata lebih dekat dengan wilayah Antartika dibanding Australia.

Wartawan ABC News, David Wright diperbolehkan ikut dalam misi pencarian yang dilakukan pesawat pengintai milik militer Amerika Serikat (AS) yang bernama P-8 Poseidon. Pesawat berteknologi tinggi tersebut melakukan pencarian di area seluas 6.598 kilometer persegi.

“Tentara melakukan pencarian dengan teknologi tinggi ini menyusuri lautan terbuka seluas 4.100 square mil, yang lebih dekat dengan Antartika daripada Australia, jauh di selatan KL,” terang Wright dalam akun Twitter-nya seperti dilansir The Star, Kamis (20/3/2014).

“Penerbangan kami selama 9 jam dengan P8 – termasuk tiga intensif pencarian tidak berujung pada bukti temuan puing,” imbuhnya.

 

LAUTAN DALAM

Lokasi pencarian dua obyek yang diduga puing pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 berada di wilayah Samudera Hindia yang terpencil. Kedalaman air di area tersebut juga tidak main-main, sekitar 3.600 meter.

Seperti dilansir news.com.au, Jumat (21/3/2014), panjang pesawat MAS MH370 yang merupakan tipe Boeing 777-200ER mencapai 63,7 meter. Sedangkan kedalaman laut di wilayah Samudera Hindia rata-rata mencapai 3.600-3.890 meter.

Palung terdalam Samudera Hindia ada di Diamantina Trench yang mencapai kedalaman hingga 8.047 meter. Kemudian juga ada di Sunda Trench sedalam 7.258-7.725 meter.

Dalamnya lautan ini tentu memicu hambatan tersendiri dalam pencarian MAS MH370. Ditambah analisis bahwa kencangnya arus laut dan besarnya gelombang di perairan terpencil tersebut yang kemungkinan telah menyeret dua obyek mencurigakan tersebut sejauh ratusan kilometer, atau mungkin juga menenggelamkannya.

 

PERAIRAN BAHAYA

Pencarian pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 kini difokuskan pada area terpencil di wilayah Samudera Hindia bagian selatan. Hamparan laut dalam di area tersebut sangat bergejolak hingga dijuluki ‘Roaring Forties’.

Perairan di kawasan Samudera Hindia bagian selatan tersebut dikategorikan sangat berbahaya. Julukan ‘Roaring Forties’ diberikan karena gelombang laut yang sangat besar dan angin kencang yang menyelimuti wilayah antara Lintang 40 derajat dan 50 derajat tersebut.

Pergerakan angin di wilayah tersebut sama sekali tidak memiliki hambatan dengan tidak adanya daratan, sehingga mampu menciptakan gelombang laut hingga setinggi 6 meter, bahkan lebih.

Perairan yang ada di sebelah barat Australia dahulu sering digunakan oleh para pelaut yang memanfaatkan arah angin, namun banyak kapal yang memilih menghindari area tersebut. Rute pelayaran global kini ebih mengarahkan kapal kargo dari Australia menuju ke utara masuk ke wilayah Asia dan Eropa, daripada melalui rute selatan atau barat melalui area tersebut.

Dan jikalau, obyek tersebut tenggelam di perairan tesebut, maka dia akan tenggelam ke laut sangat dalam. Kemungkinan untuk ditemukan pun sangat kecil.

 

BUKAN AREA BERSAHABAT

Seorang pakar kelautan di University of New South Wales Erik van Sebille mengatakan, laut tempat diduga puing MH370 itu bukan area yang bersahabat. Tak ada manusia yang mau berlama-lama di sana.

“Itu bukan area di mana Anda mau berlama-lama di sana, untuk menghabiskan waktu berminggu-minggu mencari pesawat,” ujarnya.

Erik yang pernah melakukan penelitian di perairan tersebut menambahkan, seandainya pencarian dilakukan beberapa bulan sebelumnya, maka situasi lautan jauh lebih tenang. Para pencari pun akan lebih leluasa dalam bekerja. (DC/NET)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/