KAIRO – Kondisi kesehatan mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak, 84, semakin memburuk. Kemarin (20/6) mantan penguasa yang divonis hukuman penjara seumur hidup itu dilaporkan kembali terkena stroke dan berada dalam kondisi kritis atau koma. Karena kondisinya yang memburuk tersebut, otoritas penjara langsung memutuskan untuk melarikan Mubarak ke rumah sakit militer di Kota Maadi yang terletak di selatan Provinsi Kairo.
Media Mesir sempat simpang siur memberitakan kondisi pria yang pernah berkuasa selama tiga dekade di Mesir itu. Mengutip sumber medis, sejumlah media memberitakan bahwa Mubarak mengalami gagal napas dan dipindahkan dari rumah sakit penjara (tempatnya menjalani perawatan selama ini) ke rumah sakit militer. Sebagian media lain menyebut Mubarak telah meninggal secara klinis.
Tetapi, kabar itu dibantah tim dokter. ’’Mubarak belum meninggal dunia. Dia koma dan saat ini tim dokter tengah berusaha menyadarkannya,’’ terang seorang dokter kepada Agence France-Presse kemarin.
Dalam hitungan menit, media Mesir langsung meralat berita tentang kondisi kesehatan bapak dua anak tersebut. Stasiun televisi pemerintah memberitakan bahwa Mubarak koma dan tidak mati secara klinis dalam newsticker-nya (teks berjalan).
Karena tingkat kesadaran Mubarak sangat rendah, tim dokter harus memasang respirator (alat bantu pernapasan). Namun, jantung dan organ vital lain di tubuh penguasa yang lengser oleh revolusi rakyat pada 11 Februari 2011 itu masih berfungsi normal. ’’Sekitar 15 dokter yang merawat beliau. Termasuk, para dokter spesialis jantung, spesialis pembuluh darah, dan spesialis syaraf otak,’’ kata seorang pejabat pemerintah Mesir.
Sebelum Mubarak dilarikan ke rumah sakit militer itu, tim medis rumah sakit Penjara Torah sempat memberikan pertolongan pertama. Dokter juga menggunakan alat kejut jantung (defibrillator) untuk mengembalikan denyut nadi suami Suzanne Saleh Thabet itu. Namun, upaya itu tak banyak membawa berhasil. Mubarak pun dibawa ke rumah sakit Maadi yang memiliki fasilitas lebih lengkap.
Kemarin Suzanne terlihat di rumah sakit yang berada di pinggir Sungai Nil tersebut. Mantan ibu negara (first lady) itu mendampingi sang suami. Tapi, tidak demikian dengan dua putra Mubarak, Alaa dan Gamal. Keduanya tidak bisa mendampingi dan memberikan dukungan moral langsung kepada sang ayah karena berstatus sebagai tahanan. Otoritas penjara tidak memberikan izin kepada keduanya untuk meninggalkan Penjara Torah.
Sejauh ini, pemerintah Mesir belum merilis keterangan resmi terkait kondisi kesehatan Mubarak. Stasiun televisi pemerintah hanya menyebutkan bahwa pemerintah akan menerbitkan pernyataan tertulis mengenai perkembangan kondisi kesehatan Mubarak sesegera mungkin. ’’Akan ada pernyataan resmi dari pemerintah,’’ lapor stasiun televisi pemerintah tanpa menyebutkan waktu persisnya. (hep/dwi/jpnn)