28.9 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Warga Manortor di Konjen Malaysia

MEDAN-Protes terhadap sikap Malaysia yang diduga akan mengklaim Tortor dan Gordang Sambilan belum berhenti. Kemarin, Forum Komunikasi Batak Tobashuta mendatangi Konsulat Jenderal (Konjen) Malaysia di Jalan Diponegoro Medan. Mereka pun protes sambil manortor.

Dengan menggunakan kostum etnis batak serta lengkap dengan membawa peralatan musik Gordang Sambilan, ratusan warga yang terdiri dari kaum ibu, baka, dan mahasiswa ini menyampaikan tuntunan yang berisikan keberatan terhadap pemerintah Malaysia.

“Mahasiswa, kaum muda Batak, tidak terima klaim pemerintah Malaysia atas tarian Tortor dan Gordang Sambilan sebagai warisan budaya Malaysia. Sudah jelas budaya ini berasal dari suku Batak!” tegas Cristian Napitulu selaku kordinator aksi.

Aksi warga ini mendapatkan tanggapan dari pihak Konjen Malaysia, Azar Bin Azis. “Aspirasi bapak semua akan kita laporkan ke pemerintah Malaysia, semua keluhan teman mahasiwa, warga batak di kota Medan, akan kita sampai tingkat nasional,” ucapnya.

Aksi ini mendapatkan pengawal ketat dari pihak kepolisian Sat Sabhara Polresta Medan, usai menyapaikan orasi, selanjutnya massa aksi bergerak ke kantor Provsu untuk kembali menyampaikan aspirasi.

Sementara itu, puluhan mahasiswa dari Komunitas Mahasiswa Pecinta Budaya Batak (KMPBB) mendesak DPRD Sumut menyampaikan sikap tertulis kepada Pemerintah Pusat terkait adanya klaim kebudayaan Tortor oleh Malaysia.  Iring-iringan massa yang mendatangi gedung DPRD Sumut, Rabu (20/6) itu terhenti di depan pagar karena sejumlah sekuriti langsung menutup pagar. Terpaksa, mereka melakukan orasi di luar pagar. “Kami mahasiswa Indonesia, khususnya suku batak mengecam keras ada klaim kebudayaan batak oleh negara lain. Karena kami tahu jauh sebelum ada negara yang bernama Malaysia, nenek moyang kami sudah menari Tortor,” kata Kristian dalam orasinya pada aksi tersebut di Jalan Imam Bonjol di depan Gedung DPRD Sumut.

Tak hanya itu, KMPBB juga menyatakan sikap tertulisnya dalam spanduk berlatar warna merah, KMPBB mengecam tindakan Malaysia yang sudah berulangkali membuat marah bangsa Indonesia.

Selain itu, dalam spanduk tersebut juga tertulis Presiden SBY jangan mau jadi budak negara lain dan harus bertanggungjawab atas munculnya klaim-kaliam kebudayaan asli Indonesia oleh Malaysia.

“Kalau memang pemerintah tidak mau menentang klaim Malaysia itu, kami mahasiswa batak siap bertumpah darah mempertahankan warisan leluhur kami,” tegasnya.

Aksi yang dilakukan sejak pukul 13.00 WIB itu sempat menarik perhatian pengemudi kendaraan yang melintas di Jalan Imam Bonjol. Pasalnya, massa mulai kecewa tanpa ada anggota DPRD Sumut yang hadir memblokir jalan, tanpa ada petugas kepolisian yang mengatur lalu lintas.

Menanggapi permintaan massa itu, Wakil Ketua DPRD Sumut Sigit Pramono Asri menegaskan DPRD Sumut dalam sikapnya menentang segala bentuk klaim kebudayaan Indonesia oleh pihak manapun, termasuk klaim Tortor oleh Malaysia. Karena itu, DPRD Sumut segera menyurati Pemerintah Pusat untuk menyampaikan penolakan klaim kebudayaan itu oleh negara lain.

“Sikap DPRD Sumut sama dengan sikap mahasiswa. Kami sudah menyiapkan surat yang disampaikan kepada Pemerintah Pusat. Saya tegaskan, kami tidak bisa terima ada klaim kebudayaan Indonesia oleh pihak manapun dan alasan apapun,” sebutnya.

Di sisi lain, pihak Malaysia kembali menegaskan tidak ada pengklaiman terhadap dua kebudayaan tersebut. “Tidak benar itu. Tortor dan Gordang Sambilan tidak didaftarkan ke UNESCO,” ujar Norlin Othman, konjen Malaysia, kemarin siang sekitar pukul 13.30 WIB di ruang pertemuan kantor Konjen Malaysia Medan.

Sekali lagi, dengan tegas dirinya mengatakan tidak ada pengklaiman terhadap tarian Tortor dan Gordang Sambilan.”Cuma pengakuan saja, tidak diklaim warisan kebudayaan Malaysia,” tambahnya.

Secara terpisah, Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho, pun sepakat dengan kalimat Konjen Malaysia tadi. “Ya, tidak terjadi pengeklaiman, hanya pengakuan budaya Indonesia di Malaysia,” ucap Gatot dalam pembukaan Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) 2012 , kemarin sore. (gus)

MEDAN-Protes terhadap sikap Malaysia yang diduga akan mengklaim Tortor dan Gordang Sambilan belum berhenti. Kemarin, Forum Komunikasi Batak Tobashuta mendatangi Konsulat Jenderal (Konjen) Malaysia di Jalan Diponegoro Medan. Mereka pun protes sambil manortor.

Dengan menggunakan kostum etnis batak serta lengkap dengan membawa peralatan musik Gordang Sambilan, ratusan warga yang terdiri dari kaum ibu, baka, dan mahasiswa ini menyampaikan tuntunan yang berisikan keberatan terhadap pemerintah Malaysia.

“Mahasiswa, kaum muda Batak, tidak terima klaim pemerintah Malaysia atas tarian Tortor dan Gordang Sambilan sebagai warisan budaya Malaysia. Sudah jelas budaya ini berasal dari suku Batak!” tegas Cristian Napitulu selaku kordinator aksi.

Aksi warga ini mendapatkan tanggapan dari pihak Konjen Malaysia, Azar Bin Azis. “Aspirasi bapak semua akan kita laporkan ke pemerintah Malaysia, semua keluhan teman mahasiwa, warga batak di kota Medan, akan kita sampai tingkat nasional,” ucapnya.

Aksi ini mendapatkan pengawal ketat dari pihak kepolisian Sat Sabhara Polresta Medan, usai menyapaikan orasi, selanjutnya massa aksi bergerak ke kantor Provsu untuk kembali menyampaikan aspirasi.

Sementara itu, puluhan mahasiswa dari Komunitas Mahasiswa Pecinta Budaya Batak (KMPBB) mendesak DPRD Sumut menyampaikan sikap tertulis kepada Pemerintah Pusat terkait adanya klaim kebudayaan Tortor oleh Malaysia.  Iring-iringan massa yang mendatangi gedung DPRD Sumut, Rabu (20/6) itu terhenti di depan pagar karena sejumlah sekuriti langsung menutup pagar. Terpaksa, mereka melakukan orasi di luar pagar. “Kami mahasiswa Indonesia, khususnya suku batak mengecam keras ada klaim kebudayaan batak oleh negara lain. Karena kami tahu jauh sebelum ada negara yang bernama Malaysia, nenek moyang kami sudah menari Tortor,” kata Kristian dalam orasinya pada aksi tersebut di Jalan Imam Bonjol di depan Gedung DPRD Sumut.

Tak hanya itu, KMPBB juga menyatakan sikap tertulisnya dalam spanduk berlatar warna merah, KMPBB mengecam tindakan Malaysia yang sudah berulangkali membuat marah bangsa Indonesia.

Selain itu, dalam spanduk tersebut juga tertulis Presiden SBY jangan mau jadi budak negara lain dan harus bertanggungjawab atas munculnya klaim-kaliam kebudayaan asli Indonesia oleh Malaysia.

“Kalau memang pemerintah tidak mau menentang klaim Malaysia itu, kami mahasiswa batak siap bertumpah darah mempertahankan warisan leluhur kami,” tegasnya.

Aksi yang dilakukan sejak pukul 13.00 WIB itu sempat menarik perhatian pengemudi kendaraan yang melintas di Jalan Imam Bonjol. Pasalnya, massa mulai kecewa tanpa ada anggota DPRD Sumut yang hadir memblokir jalan, tanpa ada petugas kepolisian yang mengatur lalu lintas.

Menanggapi permintaan massa itu, Wakil Ketua DPRD Sumut Sigit Pramono Asri menegaskan DPRD Sumut dalam sikapnya menentang segala bentuk klaim kebudayaan Indonesia oleh pihak manapun, termasuk klaim Tortor oleh Malaysia. Karena itu, DPRD Sumut segera menyurati Pemerintah Pusat untuk menyampaikan penolakan klaim kebudayaan itu oleh negara lain.

“Sikap DPRD Sumut sama dengan sikap mahasiswa. Kami sudah menyiapkan surat yang disampaikan kepada Pemerintah Pusat. Saya tegaskan, kami tidak bisa terima ada klaim kebudayaan Indonesia oleh pihak manapun dan alasan apapun,” sebutnya.

Di sisi lain, pihak Malaysia kembali menegaskan tidak ada pengklaiman terhadap dua kebudayaan tersebut. “Tidak benar itu. Tortor dan Gordang Sambilan tidak didaftarkan ke UNESCO,” ujar Norlin Othman, konjen Malaysia, kemarin siang sekitar pukul 13.30 WIB di ruang pertemuan kantor Konjen Malaysia Medan.

Sekali lagi, dengan tegas dirinya mengatakan tidak ada pengklaiman terhadap tarian Tortor dan Gordang Sambilan.”Cuma pengakuan saja, tidak diklaim warisan kebudayaan Malaysia,” tambahnya.

Secara terpisah, Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho, pun sepakat dengan kalimat Konjen Malaysia tadi. “Ya, tidak terjadi pengeklaiman, hanya pengakuan budaya Indonesia di Malaysia,” ucap Gatot dalam pembukaan Pekan Flori dan Flora Nasional (PF2N) 2012 , kemarin sore. (gus)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/