32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Serangan Bom Tewaskan Pejabat Lebanon

BEIRUT- Sebuah bom mobil meledak di Beirut, Lebanon, Jumat (19/10) waktu setempat, dan menewaskan seorang pejabat negeri itu. Ledakan ini turut menewaskan delapan orang warga sipil lainnya.

PERIKSA: Pasukan keamanan Lebanon memeriksa puing-puing kerusakan bangunan  Beirut, Sabtu (20/10),  setelah terjadi ledakan bom mobil  menewaskan Kepala Intelijen Lebanon sehari sebelumnya.//AFP PHOTO / ANWAR AMRO
PERIKSA: Pasukan keamanan Lebanon memeriksa puing-puing kerusakan bangunan di Beirut, Sabtu (20/10), setelah terjadi ledakan bom mobil yang menewaskan Kepala Intelijen Lebanon sehari sebelumnya.//AFP PHOTO / ANWAR AMRO

Bom meledak tidak jauh dari bangunan apartemen dan menyebabkan warga berlarian untuk menyelamatkan diri. Ledakan ini adalah yang terparah yang pernah melanda Lebanon selama empat tahun terakhir.

Puluhan orang turut terluka dalam ledakan ini. Sementara ledakan sendiri diperkirakan ditargetkan kepada konvoi Kepala Intelijen Lebanon untuk urusan keamanan dalam negeri Brigadir Jenderal Wissam al-Hassan.

Banyak warga Lebanon langsung mengaitkan ledakan tersebut dengan kondisi perang saudara yang melanda negara tetangga, Suriah. Al-Hassan selama ini aktif menyelidiki politisi Lebanon yang pro-Suriah dan menyelidiki salah satu ajudan Presiden Suriah Bashar Al-Asad. Mereka yang diselidiki Al-Hassan ini diduga bermaksud untuk melakukan serangan bom di Lebanon.

Polisi memastikan, delapan orang tewas dalam kejadian ini termasuk Al-Hassan. Sementara sekira 78 lainnya dilaporkan terluka. Sementara Menteri Komunikasi Lebanon Omran al-Zouebi menegaskan serangan adalah bentuk aksi teroris pengecut.

Akibat serangan bom mobil yang menewaskan pejabat intelijen itu, Perdana Menteri Libanon Najib Mikati didesak untuk mundur dari jabatannya. Desakan ini dilontarkan oleh kelompok oposisi yang menilai PM Mikati bertanggung jawab atas insiden tersebut.

“Pemerintah harus mundur dan kami menyerukan agar Perdana Menteri Najib Mikati segera mengundurkan diri,” tegas Sekretaris Jenderal Future Movement, Ahmad Hariri, seperti dilansir AFP, Sabtu (20/10).

Serangan ini juga mendapat kecaman dari dunia internasional, mulai dari PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, hingga Iran. Dalam pernyataannya, Sekjen PBB Ban Ki-Moon mengimbau rakyat Libanon untuk tidak terprovokasi aksi terorisme yang keji itu. (net/afp/jpnn)

BEIRUT- Sebuah bom mobil meledak di Beirut, Lebanon, Jumat (19/10) waktu setempat, dan menewaskan seorang pejabat negeri itu. Ledakan ini turut menewaskan delapan orang warga sipil lainnya.

PERIKSA: Pasukan keamanan Lebanon memeriksa puing-puing kerusakan bangunan  Beirut, Sabtu (20/10),  setelah terjadi ledakan bom mobil  menewaskan Kepala Intelijen Lebanon sehari sebelumnya.//AFP PHOTO / ANWAR AMRO
PERIKSA: Pasukan keamanan Lebanon memeriksa puing-puing kerusakan bangunan di Beirut, Sabtu (20/10), setelah terjadi ledakan bom mobil yang menewaskan Kepala Intelijen Lebanon sehari sebelumnya.//AFP PHOTO / ANWAR AMRO

Bom meledak tidak jauh dari bangunan apartemen dan menyebabkan warga berlarian untuk menyelamatkan diri. Ledakan ini adalah yang terparah yang pernah melanda Lebanon selama empat tahun terakhir.

Puluhan orang turut terluka dalam ledakan ini. Sementara ledakan sendiri diperkirakan ditargetkan kepada konvoi Kepala Intelijen Lebanon untuk urusan keamanan dalam negeri Brigadir Jenderal Wissam al-Hassan.

Banyak warga Lebanon langsung mengaitkan ledakan tersebut dengan kondisi perang saudara yang melanda negara tetangga, Suriah. Al-Hassan selama ini aktif menyelidiki politisi Lebanon yang pro-Suriah dan menyelidiki salah satu ajudan Presiden Suriah Bashar Al-Asad. Mereka yang diselidiki Al-Hassan ini diduga bermaksud untuk melakukan serangan bom di Lebanon.

Polisi memastikan, delapan orang tewas dalam kejadian ini termasuk Al-Hassan. Sementara sekira 78 lainnya dilaporkan terluka. Sementara Menteri Komunikasi Lebanon Omran al-Zouebi menegaskan serangan adalah bentuk aksi teroris pengecut.

Akibat serangan bom mobil yang menewaskan pejabat intelijen itu, Perdana Menteri Libanon Najib Mikati didesak untuk mundur dari jabatannya. Desakan ini dilontarkan oleh kelompok oposisi yang menilai PM Mikati bertanggung jawab atas insiden tersebut.

“Pemerintah harus mundur dan kami menyerukan agar Perdana Menteri Najib Mikati segera mengundurkan diri,” tegas Sekretaris Jenderal Future Movement, Ahmad Hariri, seperti dilansir AFP, Sabtu (20/10).

Serangan ini juga mendapat kecaman dari dunia internasional, mulai dari PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, hingga Iran. Dalam pernyataannya, Sekjen PBB Ban Ki-Moon mengimbau rakyat Libanon untuk tidak terprovokasi aksi terorisme yang keji itu. (net/afp/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/