Laporan: M. SHOLAHUDDIN, Makkah
MAKKAH-Sejumlah jamaah haji Indonesia mengajukan diri untuk bisa pulang ke tanah air lebih awal (tanazul) dengan alasan beragam. Di antara mereka ada pejabat-pejabat daerah. Tapi, tidak semua pengajuan itu disetujui. Sampai Sabtu malam (19/10) waktu setempat, sebanyak 368 jamaah mendapat persetujuan untuk pulang awal.
“Kalau jamaah sakit atau ada yang harus segera diselesaikan di tanah air, bisa mengajukan izin tanazul,” kata Arsyad Hidayat, kepala Daerah Kerja Makkah Kantor Urusan Haji Indonesia, kemarin.
Persetujuan tanazul itu mesti menyesuaikan ketersediaan seat (kursi), ketepatan tanggal keberangkatan pesawat ke tanah air, serta kesesuaian embarkasi. “Prinsipnya kita akan berupaya memberikan layanan kepada para jamaah yang mengajukan tanazul. Namun, tentu kalau ada kursi kosong,” ujar Arsyad.
Saat pemulangan jamaah haji memang selalu ada seat pesawat yang kosong karena sejumlah alasan. Misalnya, jamaah wafat. Hingga kemarin jumlah jamaah wafat di Arab Saudi ada 115 orang. Yang meninggal di embarkasi ada enam orang. Nah, dari jamaah yang wafat saja ada 121 seat kosong.
Selain dari seat jamaah wafat, ada juga karena jamaah masih dirawat di rumah sakit sehingga jadwal kepulangan harus diundur. Ada ratusan jamaah sakit yang menjalani rawat inap di Makkah. Seat kosong juga bisa dari jamaah yang dulu tertunda atau batal berangkat ke tanah suci dengan beberapa sebab. Dari data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi, total mereka yang tertunda dan batal berangkat ke tanah suci dari seluruh embarkasi tahun ini mencapai 224 orang.
Nah, kekosongan-kekosongan seat itulah yang berpeluang untuk dimanfaatkan jamaah. “Kendati begitu, karena alasan tertentu, ada juga yang juga meminta pulang mundur,” terang Arsyad.
Selain sakit, ada juga yang mengajukan tanazul dengan alasan tugas. Apakah itu tugas negara atau tugas dari perusahaan. Namun, untuk kepentingan itu yang bersangkutan harus menunjukkan surat resmi dari instansi atau perusahaan tempat jamaah tersebut bekerja.
Sementara itu, Sabtu (19/10) malam, Direktur Pembinaan Haji Kemenag Ahmad Kartono melepas jamaah Kloter 1 Jakarta-Pondok Gede (JKG) yang paling awal pulang ke tanah air. Kloter 1 JKG itu beranggotakan 455 orang. Mereka diberangkatkan dari pemondokan ke Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, dengan menggunakan sepuluh bus. Kemarin pagi pukul 07.20 mereka sudah take off dengan pesawat Garuda Indonesia dan diperkirakan tiba di tanah air tadi malam sekitar pukul 20.55 WIB.
Selain dari Kloter 1 JKG, kemarin juga diterbangkan sembilan kloter lagi dari Bandara Jeddah ke tanah air. Yakni, dari kloter 1 Padang dengan jumlah 374 jamaah, kloter 1 Solo (375), loter 1 Balikpapan (360), kloter 2 Solo (375), kloter 1 Medan (440), kloter 1 Makassar (375), kloter 1 Batam (450), kloter 1 Jakarta-Bekasi (450), dan kloter 1 Surabaya (450).
Total jamaah yang sudah diterbangkan ke tanah air hingga tadi malam ada 4.104 orang. Khusus jamaah debarkasi Batam, Jakarta-Bekasi, dan Surabaya, pemulangan jamaah menggunakan pesawat Saudi Airlines. Untuk debarkasi lain menggunakan pesawat Garuda Indonesia. “Jamaah haji Indonesia yag masuk gelombang dua, baru dijadwalkan berangkat dari Makkah ke Madinah pada 26 Oktober nanti,” ujar Kartono. (hud/ca/jpnn)