25.6 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Bubarkan Pengurus Lama

PSMS versi Divisi Utama PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) bubar di tengah jalan. Ketidakjelasan ending kompetisi kasta kedua plus ketidakmampuan finansial pengurus menjadi alasan. Namun ironisnya, tim dibubarkan tanpa pemberitahuan secara resmi kepada pemain. Lantas, seperti apa reaksi pemain terhadap kondisi klub saat ini? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Doni Hermawan dengan kapten PSMS LPIS, Saktiawan Sinaga.

Sudah dua bulan berlalu dan tim bubar tanpa ada pembubaranresmi dari pengurus. Apa yang dirasakan pemain?

Kami pemain sangat kecewa sekali. Kepada pengurus PSMS LPIS yang tidak bertanggung jawab dan merusak sepak bola di Sumut. Mereka semua tidak bertanggung jawab.

Bagaimana dengan hak pemain. Apa pemain tidak meminta hak kepada mereka?

Siapa yang mau bayar? Tidak usahlah. Biar mereka sadar sendiri. Pantas nggak mereka jadi pengurus dengan perlakuan seperti itu.

Kalau dihitung berapa bulan pemain tak digaji?

Wah..entah berapa bulanlah. Kami sendiri sudah males menghitungnya. Semua pemain kecewa, pengurus enggak ada yang mau tahu sama pemain.

Pemain dikontrak bulan April.

Sejak itu ada pembayaran penuh sebulan gaji?

Tidak pernah. Hanya pinjaman yang kalau dihitung-hitung nggak sampai sebulan gaji.

Selama memperkuat PSMS apakah ini musim yang terburuk?

Iya, padahal waktu kembali kemarin saya punya harapan besar untuk tim ini. Banyak pemain Medan yang kembali dan pemain mudanya banyak yang potensial. Tapi begini kondisinya. Beda dengan tahun 2007.

Pada tahun itu seperti apa kondisinya?

Memang 2007 dulu masih zaman APBD. Tapikan dana nggak langsung turun gitu aja dari APBD. Manajer ketika itu Pak Randiman masih mau dahulukan uang pribadinya buat uang kontrak semua pemain. Bahkan dia mau ngasih pemain 50 persen uang DP.

Tapi saat ini PSMS tidak boleh lagi menggunakan APBD. Bagaimana?

Kalau saya rasa sekarang tanpa APBD pun PSMS bisa jalan. Dengan sponsor yang ada di Sumut. Ada berapa banyak perusahaan besar disini? Masak sih tidak ada yang mau mensponsori PSMS.

Tapi kenyataannya, tiga musim terakhir sejak tanpa APBD tidak ada sponsor yang melekat di jersey.

Apa faktornya?

Itu faktor pengurusnya juga. Sekarang sponsor itu tanya begini, pengurusnya siapa?

Si A dan si B misalnya. Oh  masih mereka ya? Sponsor pun pada mundur. Jadi pengurus harus diganti semua. Ganti dengan yang baru-baru. Kalau pengurusnya masih mereka juga, mustahil PSMS ini bisa maju.

Randiman saat ini maju sebagai calon ketua umum. Anda yakin dia bakal mampu tanpa APBD?

Saya rasa dia mampu. Asalkan pengurus dibawahnya bukan orang lama. Kan bisa mulai sekarang transparan. Buat anggaran terbuka ke masyarakat. PSMS ini kan bukan milik pengurus atau 40 klub. Tapi milik masyarakat Medan.

Yakin musim depan nggak dualisme lagi?

Belum tahu. Masing-masing pengurus sibuk sok jadi pahlawan semua. Mudah-mudahan tidak. Kami pemain berharap tidak terjadi lagi kondisi seperti musim lalu. Miris rasanya ada yang tidak digaji, tidak dikasi makan. Tapi nuntutnya prestasi. Mana mungkin. (*)

 

PSMS versi Divisi Utama PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) bubar di tengah jalan. Ketidakjelasan ending kompetisi kasta kedua plus ketidakmampuan finansial pengurus menjadi alasan. Namun ironisnya, tim dibubarkan tanpa pemberitahuan secara resmi kepada pemain. Lantas, seperti apa reaksi pemain terhadap kondisi klub saat ini? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Doni Hermawan dengan kapten PSMS LPIS, Saktiawan Sinaga.

Sudah dua bulan berlalu dan tim bubar tanpa ada pembubaranresmi dari pengurus. Apa yang dirasakan pemain?

Kami pemain sangat kecewa sekali. Kepada pengurus PSMS LPIS yang tidak bertanggung jawab dan merusak sepak bola di Sumut. Mereka semua tidak bertanggung jawab.

Bagaimana dengan hak pemain. Apa pemain tidak meminta hak kepada mereka?

Siapa yang mau bayar? Tidak usahlah. Biar mereka sadar sendiri. Pantas nggak mereka jadi pengurus dengan perlakuan seperti itu.

Kalau dihitung berapa bulan pemain tak digaji?

Wah..entah berapa bulanlah. Kami sendiri sudah males menghitungnya. Semua pemain kecewa, pengurus enggak ada yang mau tahu sama pemain.

Pemain dikontrak bulan April.

Sejak itu ada pembayaran penuh sebulan gaji?

Tidak pernah. Hanya pinjaman yang kalau dihitung-hitung nggak sampai sebulan gaji.

Selama memperkuat PSMS apakah ini musim yang terburuk?

Iya, padahal waktu kembali kemarin saya punya harapan besar untuk tim ini. Banyak pemain Medan yang kembali dan pemain mudanya banyak yang potensial. Tapi begini kondisinya. Beda dengan tahun 2007.

Pada tahun itu seperti apa kondisinya?

Memang 2007 dulu masih zaman APBD. Tapikan dana nggak langsung turun gitu aja dari APBD. Manajer ketika itu Pak Randiman masih mau dahulukan uang pribadinya buat uang kontrak semua pemain. Bahkan dia mau ngasih pemain 50 persen uang DP.

Tapi saat ini PSMS tidak boleh lagi menggunakan APBD. Bagaimana?

Kalau saya rasa sekarang tanpa APBD pun PSMS bisa jalan. Dengan sponsor yang ada di Sumut. Ada berapa banyak perusahaan besar disini? Masak sih tidak ada yang mau mensponsori PSMS.

Tapi kenyataannya, tiga musim terakhir sejak tanpa APBD tidak ada sponsor yang melekat di jersey.

Apa faktornya?

Itu faktor pengurusnya juga. Sekarang sponsor itu tanya begini, pengurusnya siapa?

Si A dan si B misalnya. Oh  masih mereka ya? Sponsor pun pada mundur. Jadi pengurus harus diganti semua. Ganti dengan yang baru-baru. Kalau pengurusnya masih mereka juga, mustahil PSMS ini bisa maju.

Randiman saat ini maju sebagai calon ketua umum. Anda yakin dia bakal mampu tanpa APBD?

Saya rasa dia mampu. Asalkan pengurus dibawahnya bukan orang lama. Kan bisa mulai sekarang transparan. Buat anggaran terbuka ke masyarakat. PSMS ini kan bukan milik pengurus atau 40 klub. Tapi milik masyarakat Medan.

Yakin musim depan nggak dualisme lagi?

Belum tahu. Masing-masing pengurus sibuk sok jadi pahlawan semua. Mudah-mudahan tidak. Kami pemain berharap tidak terjadi lagi kondisi seperti musim lalu. Miris rasanya ada yang tidak digaji, tidak dikasi makan. Tapi nuntutnya prestasi. Mana mungkin. (*)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/