25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Xanana Gusmao dan Kirsty Sword Berpisah setelah 15 Tahun Menikah

Xanana Gusmao dan Kirsty Sword bersama putra pertama mereka, Alexander pada tahun 2002. Foto: Craig Abraham
Xanana Gusmao dan Kirsty Sword bersama putra pertama mereka, Alexander pada tahun 2002. Foto: Craig Abraham

MELBOURNE, SUMUTPOS.CO – Mantan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao mengaku telah berpisah dengan istrinya, Kirsty Sword setelah 15 tahun berumah tangga. Keduanya memutuskan mengakhiri ikatan pernikahan yang diikrarkan pada tahun 2000.

“Kami ingin memberi tahu teman-teman, kolega dan pendukung kami yang luar biasan tentang keputusan kami berpisah sebagai pasangan,” kata Xanana di Melbourne, Sabtu (21/3). “Layaknya pasangan lainnya yang memutuskan melakukan ini, ini tidaklah mudah,” kata yang pada Februari lalu telah memutuskan lengser dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Timor Leste atau dua lebih cepat dari periode normal.

Kirsty kini berada di Melbourne, tempatnya tinggal bersama dengan ketiga anak hasil perkawinanya dengan Xanana. Sejak 2012 lalu, Kirsty untuk sementara pindah ke kawasan Rosebud di pinggiran Melbourne untuk menjalani pengobatan akibat kanker payudara.

Xanana menuturkan, Kirsty tetap bakal sering ke Timor Leste tempat putra-putranya lahir dan tumbuh. Mantan komandan gerilyawan itu mengaku akan secara rutin berkunjung ke Melbourne tempat putranya tinggal.

Meski demikian Xanana mengaku tak menyesal pernah hidup bersama Kisrty hingga dikaruniai tiga putra. “Tentunya kami menghadapi masa depan dengan kesedihan, tapi tidak pernah ada penyesalan pada kebersamaan dan perjalanan kami yang unik dan kaya pengalaman,” kata Xanana.

Selain itu Xanana yang tetap menjabat sebagai menteri perencanaan dan strategi pembangunan, akan terus bekerja sama dengan Kirsty untuk kepentingan Timor Leste.  “Dengan tiga putra tercinta yang memiliki dua kewarganegaraan dan ragam bahasa, kami tetap berkomitmen sebagai orang tua dan menjaga kebersamaaan keluarga untuk membesarkan anak-anak kami untuk menjadikan Timor Leste tempat yang lebih baik bagi mereka dan seluruh anak-anak Timor Leste,” kata Xanana.

Kirsty bertemu Xanana pertama kali pada 1994. Kala itu, Xanana menjadi narapidana di LP Cipinang, sedangkan Kirsty menjadi agen intelijen Australia yang menyamar dengan menggunakan nama samaran Ruby Blade saat bertemu dengan Xanana di LP Cipinang pada tahun 1994. “Aku menyalami Xanana dan aku harus pura-pura tak terterarik padanya,” kenangnya dalam sebuah wawancara pada tahun 2002.

Kirsty dikenal mampu berbahasa Indonesia. Selepas menyelesaikan pendidikannya di Melbourne University, ia lantas bekerja sebagai guru dan aktivis hak asasi manusia di Jakarta, hingga kemudian mengantarkannya bertemu Xanana.

Xanana Gusmao dan Kirsty Sword bersama putra pertama mereka, Alexander pada tahun 2002. Foto: Craig Abraham
Xanana Gusmao dan Kirsty Sword bersama putra pertama mereka, Alexander pada tahun 2002. Foto: Craig Abraham

MELBOURNE, SUMUTPOS.CO – Mantan Presiden Timor Leste, Xanana Gusmao mengaku telah berpisah dengan istrinya, Kirsty Sword setelah 15 tahun berumah tangga. Keduanya memutuskan mengakhiri ikatan pernikahan yang diikrarkan pada tahun 2000.

“Kami ingin memberi tahu teman-teman, kolega dan pendukung kami yang luar biasan tentang keputusan kami berpisah sebagai pasangan,” kata Xanana di Melbourne, Sabtu (21/3). “Layaknya pasangan lainnya yang memutuskan melakukan ini, ini tidaklah mudah,” kata yang pada Februari lalu telah memutuskan lengser dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Timor Leste atau dua lebih cepat dari periode normal.

Kirsty kini berada di Melbourne, tempatnya tinggal bersama dengan ketiga anak hasil perkawinanya dengan Xanana. Sejak 2012 lalu, Kirsty untuk sementara pindah ke kawasan Rosebud di pinggiran Melbourne untuk menjalani pengobatan akibat kanker payudara.

Xanana menuturkan, Kirsty tetap bakal sering ke Timor Leste tempat putra-putranya lahir dan tumbuh. Mantan komandan gerilyawan itu mengaku akan secara rutin berkunjung ke Melbourne tempat putranya tinggal.

Meski demikian Xanana mengaku tak menyesal pernah hidup bersama Kisrty hingga dikaruniai tiga putra. “Tentunya kami menghadapi masa depan dengan kesedihan, tapi tidak pernah ada penyesalan pada kebersamaan dan perjalanan kami yang unik dan kaya pengalaman,” kata Xanana.

Selain itu Xanana yang tetap menjabat sebagai menteri perencanaan dan strategi pembangunan, akan terus bekerja sama dengan Kirsty untuk kepentingan Timor Leste.  “Dengan tiga putra tercinta yang memiliki dua kewarganegaraan dan ragam bahasa, kami tetap berkomitmen sebagai orang tua dan menjaga kebersamaaan keluarga untuk membesarkan anak-anak kami untuk menjadikan Timor Leste tempat yang lebih baik bagi mereka dan seluruh anak-anak Timor Leste,” kata Xanana.

Kirsty bertemu Xanana pertama kali pada 1994. Kala itu, Xanana menjadi narapidana di LP Cipinang, sedangkan Kirsty menjadi agen intelijen Australia yang menyamar dengan menggunakan nama samaran Ruby Blade saat bertemu dengan Xanana di LP Cipinang pada tahun 1994. “Aku menyalami Xanana dan aku harus pura-pura tak terterarik padanya,” kenangnya dalam sebuah wawancara pada tahun 2002.

Kirsty dikenal mampu berbahasa Indonesia. Selepas menyelesaikan pendidikannya di Melbourne University, ia lantas bekerja sebagai guru dan aktivis hak asasi manusia di Jakarta, hingga kemudian mengantarkannya bertemu Xanana.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/