30 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Demo Larangan Berjilbab di Paris Ricuh

PARIS – Bentrokan antara demonstran muslim dan polisi di pinggiran Paris memasuki hari kedua kemarin (21/7). Puluhan kendaraan rusak di Trappes, Prancis, setelah polisi menghentikan seorang perempuan berjilbab dan mendendanya. Peraturan antiburqa (jilbab) berlaku di negeri Menara Eiffel tersebut sejak 2011.

Sejumlah tokoh masyarakat dan politisi ikut menenangkan massa karena aksi itu mulai mengancam keselamatan warga lokal. Ratusan orang mengepung sebuah markas polisi dan menghujaninya dengan batu. Sebagian lain mulai membakar dan merusak properti di sekitarnya.

Menteri Dalam Negeri Prancis Manuel Valls memerintahkan pengerahan aparat yang lebih besar ke wilayah rawan demonstrasi. “Karena insiden kekerasan yang terjadi tadi malam dan setelah empat orang ditangkap serta 20 mobil dibakar di Distrik Elancourt, peningkatan status keamanan akan terus dipertahankan sampai situasi pulih secara permanen,” ujarnya.

Seorang sumber polisi di Trappes mengungkapkan, kerusuhan tersebut terkait dengan penangkapan seorang pria yang memprotes tindakan polisi yang melarang istrinya berjilbab. “Dia (pria tersebut, Red) menyerang anggota polisi. Kemudian, polisi menangkapnya. Itulah yang memicu protes di luar markas polisi di Trappes,” jelasnya.

Selama Jumat dan Sabtu malam pekan lalu waktu setempat, pasukan antihuru-hara polisi terlihat menggunakan peluru karet untuk membubarkan ratusan pemuda yang berdemonstrasi.

Kekerasan dan insiden yang terjadi selama dua hari terakhir merupakan buntut pemberlakuan peraturan kontroversial yang melarang pemakaian burqa di Prancis sejak 2011. Menurut aturan tersebut, perempuan yang dianggap bersalah karena menggunakan penutup kepala yang menutup seluruh wajah, kecuali mata, di area publik akan didenda GBP 130 (Rp 2 juta) dan diharuskan mengikuti pendidikan kewarganegaraan.

Bulan lalu polisi juga diserang di Argenteuil, pinggiran Paris, setelah menahan dua pria yang memprotes polisi yang menghentikan seorang perempuan di jalan karena mengenakan jilbab. (tia/jpnn)

PARIS – Bentrokan antara demonstran muslim dan polisi di pinggiran Paris memasuki hari kedua kemarin (21/7). Puluhan kendaraan rusak di Trappes, Prancis, setelah polisi menghentikan seorang perempuan berjilbab dan mendendanya. Peraturan antiburqa (jilbab) berlaku di negeri Menara Eiffel tersebut sejak 2011.

Sejumlah tokoh masyarakat dan politisi ikut menenangkan massa karena aksi itu mulai mengancam keselamatan warga lokal. Ratusan orang mengepung sebuah markas polisi dan menghujaninya dengan batu. Sebagian lain mulai membakar dan merusak properti di sekitarnya.

Menteri Dalam Negeri Prancis Manuel Valls memerintahkan pengerahan aparat yang lebih besar ke wilayah rawan demonstrasi. “Karena insiden kekerasan yang terjadi tadi malam dan setelah empat orang ditangkap serta 20 mobil dibakar di Distrik Elancourt, peningkatan status keamanan akan terus dipertahankan sampai situasi pulih secara permanen,” ujarnya.

Seorang sumber polisi di Trappes mengungkapkan, kerusuhan tersebut terkait dengan penangkapan seorang pria yang memprotes tindakan polisi yang melarang istrinya berjilbab. “Dia (pria tersebut, Red) menyerang anggota polisi. Kemudian, polisi menangkapnya. Itulah yang memicu protes di luar markas polisi di Trappes,” jelasnya.

Selama Jumat dan Sabtu malam pekan lalu waktu setempat, pasukan antihuru-hara polisi terlihat menggunakan peluru karet untuk membubarkan ratusan pemuda yang berdemonstrasi.

Kekerasan dan insiden yang terjadi selama dua hari terakhir merupakan buntut pemberlakuan peraturan kontroversial yang melarang pemakaian burqa di Prancis sejak 2011. Menurut aturan tersebut, perempuan yang dianggap bersalah karena menggunakan penutup kepala yang menutup seluruh wajah, kecuali mata, di area publik akan didenda GBP 130 (Rp 2 juta) dan diharuskan mengikuti pendidikan kewarganegaraan.

Bulan lalu polisi juga diserang di Argenteuil, pinggiran Paris, setelah menahan dua pria yang memprotes polisi yang menghentikan seorang perempuan di jalan karena mengenakan jilbab. (tia/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/