ISLAMABAD – Sebanyak 26 warga Syiah tewas di Pakistan saat hendak berziarah. Para warga itu melakukan perjalanan ke Iran, Selasa (20/9) waktu setempat. Puluhan orang itu tewas setelah adanya serangan brutal dilakukan oleh sekelompok bersenjata.
Para peziarah itu diserang saat berada di dalam bus di bagian selatan Kota Quetta yang merupakan ibu kota Provinsi Balukistan, Pakistan.
“Sekelompok bersenjata itu menghentikan bus dan memaksa para peziarah keluar. Beberapa orang di antara mereka melepaskan tembakan,” ujar polisi Saeed Imrani, seperti dikutip AFP, Rabu (21/9).
Konflik sektarian kini dikabarkan semakin menjadi di Provinsi Balukistan yang didominasi oleh warga Sunni. Warga Syiah di provinsi tersebut tergolong sebagai kaum minoritas.
Supir bus, Khushhal Khan memberikan kesaksian terhadap reporter televisi yang meliput peristiwa tersebut. Kesaksian itu disampaikan ke televisi Al Jazeira, menurut stasiun televisi tersebut bus yang melaju dari Iran masuk ke perbatasan Pakistan untuk keperluan kunjungan keagamanan itu diserang di sekitar 30 kilometer dari Kota Quetta, dekat perbatasan Afganistan.
Otoritas kepolisian dan pejabat distrik mengatakan, bus diserang oleh sejumlah pria bersenjata yang tak diketahui identitasnya mengendarai sepeda motor. Mereka menghentikan bus dan menembaki penumpang yang ada di dalam bus.
Para korban sedianya berziarah ke Distrik Mastung di Provinsi Baluchistan, ibu kota Quetta, namun kata pejabat setempat, mereka diserang sejumlah pria bersenjata hingga tewas.
“Di dalam bus terdapat 40 peziarah. Serangan itu, selain menewaskan 26 penumpang, juga melukai penumpang lainnya,” kata Dadullah Baluchi, anggota kepolisian setempat kepada kantor berita AP.
Dia menyebutkan, ada sebanyak 8 hingga 10 orang yang datang membawa peluncur roket dan senjata Kalashnikovs ke busnya. Ke semuanya pria. Ketika pria bersenjata itu datang, sejumlah penumpang mencoba lari, namun justru para pria bersenjata itu menembakinya. “Sebagian yang cedera tergeletak di atas tanah selama sejam sebelum petugas menyelamatkannya.” ujarnya. “Tidak ada keamanan dalam bus kami, delapan dari 10 pelaku serangan membawa senjata AK-47 dan peluncur roket. Mereka menghentikan kami dan memaksa seluruh penumpang turun,” tambahnya.
Serangan paling mematikan terhadap warga Syiah sejak 4 September 2010 lalu ketika seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan bomnya dan menewaskan 57 orang warga yang ada di Kota Quetta.
Kejadian yang sama juga terjadi di Irak pada pekan lalu. Sekira 20 peziarah juga tewas diserang dalam sebuah serangan di bus. (bbs/jpnn)