SUMUTPOS.CO – Kelompok militan ISIS merilis video terbaru yang menampilkan warga Inggris John Cantlie yang ditahan di Suriah.
Video berdurasi sembilan menit ini adalah video terbaru dalam seri bertajuk “Pinjamkan telingamu”.
John Cantlie dalam rekaman itu terlihat menggunakan pakaian oranye, duduk di belakang meja, tampak membaca sebuah skrip. Pola ini sama dengan video-video Cantlie sebelumnya.
Pria berusia 43 tahun itu ditangkap pada 2012 dan kementerian luar negeri Inggris mengatakan sedang “menganalisa” isi rekaman.
Dalam video terbaru Cantlie mengatakan dia sudah menerima fakta, bahwa nasibnya akan sama menyedihkan seperti rekan-rekan satu selnya.
Penyelamatan yang gagal
Dia merujuk pada pemenggalan dua warga Inggris dan dua warga AS oleh ISIS (atau yang mengklaim sebagai Negara Islam) dalam video-video yang dirilis sejak Agustus lalu.
Jurnalis ini menyalahkan kebijakan Inggris dan AS yang tidak melakukan negosiasi untuk membebaskan sandera dan membayar sejumlah uang tebusan.
Dia juga mengklaim ada sebuah upaya penyelamatan oleh pasukan AS pada Juli tetapi gagal karena para sandera sudah dipindahkan ke lokasi lain.
Tidak ada kepastian kapan video itu difilmkan, meskipun Cantlie sempat menyinggung kematian pekerja bantuan Inggris David Haines, yang terjadi pada September.
Bulan lalu, ayah Cantlie bernama Paul, 80, meninggal karena komplikasi setelah pneumonia.
Kematian terjadi dua minggu setelah ia merekam pesan video dari ranjang rumah sakit mendesak pembebasan anaknya. (BBC)
SUMUTPOS.CO – Kelompok militan ISIS merilis video terbaru yang menampilkan warga Inggris John Cantlie yang ditahan di Suriah.
Video berdurasi sembilan menit ini adalah video terbaru dalam seri bertajuk “Pinjamkan telingamu”.
John Cantlie dalam rekaman itu terlihat menggunakan pakaian oranye, duduk di belakang meja, tampak membaca sebuah skrip. Pola ini sama dengan video-video Cantlie sebelumnya.
Pria berusia 43 tahun itu ditangkap pada 2012 dan kementerian luar negeri Inggris mengatakan sedang “menganalisa” isi rekaman.
Dalam video terbaru Cantlie mengatakan dia sudah menerima fakta, bahwa nasibnya akan sama menyedihkan seperti rekan-rekan satu selnya.
Penyelamatan yang gagal
Dia merujuk pada pemenggalan dua warga Inggris dan dua warga AS oleh ISIS (atau yang mengklaim sebagai Negara Islam) dalam video-video yang dirilis sejak Agustus lalu.
Jurnalis ini menyalahkan kebijakan Inggris dan AS yang tidak melakukan negosiasi untuk membebaskan sandera dan membayar sejumlah uang tebusan.
Dia juga mengklaim ada sebuah upaya penyelamatan oleh pasukan AS pada Juli tetapi gagal karena para sandera sudah dipindahkan ke lokasi lain.
Tidak ada kepastian kapan video itu difilmkan, meskipun Cantlie sempat menyinggung kematian pekerja bantuan Inggris David Haines, yang terjadi pada September.
Bulan lalu, ayah Cantlie bernama Paul, 80, meninggal karena komplikasi setelah pneumonia.
Kematian terjadi dua minggu setelah ia merekam pesan video dari ranjang rumah sakit mendesak pembebasan anaknya. (BBC)