KIEV, SUMUTPOS.CO – Kedudukan Presiden Ukraina Viktor Yanukovych akhirnya terguling. Keberadaan dan legitimasi pemerintahannya tidak jelas. Pemimpin oposisi Yulia Tymoshenko dibebaskan dari penjara dan kembali Kiev dan berpidato di depan ribuan pengikutnya. Ukraina mengalami kekosongan kekuasaan.
Merespons situasi terakhir, parlemen menunjuk ketuanya, Oleksandr Turchinov, untuk menggantikan peran Yanukovych. Keputusan itu diambil setelah para wakil rakyat tersebut memutuskan untuk melengserkan presiden pada Sabtu (22/2) waktu setempat. Parlemen juga menyita rumah mewah Yanukovych di pinggiran Kiev.
Kemarin (23/2) parlemen kembali mengeluarkan keputusan strategis. Kumpulan wakil rakyat itu diberi waktu tiga hari untuk membentuk pemerintahan. Batas waktunya adalah Selasa (25/2).
Bahkan, sebuah pesawat yang ditumpangi Yanukovych dilarang terbang pada Sabtu malam (22/2) dari Donetsk. Kota di timur Ukraina itu adalah basis pendukung sang presiden terguling. Kemarin pagi juru bicara kepresidenan menyatakan tidak mengetahui keberadaan Yanukovych.
Dalam tiga hari terakhir, parlemen Ukraina bertindak sendiri dengan mengambil keputusan untuk menyelesaikan krisis di negara Eropa Timur tersebut. Sejumlah keputusan krusial dikeluarkan pada Jumat (21/2). Voting di majelis rendah memutuskan untuk kembali ke konstitusi yang berlaku 10 tahun lalu yang memberikan kekuatan lebih besar kepada parlemen.
Yanukovych menolak mengesahkan keputusan tersebut. Dia menegaskan bahwa parlemen telah bertindak secara ilegal. Namun, parlemen tetap bergeming. Hingga pada Sabtu, Ukraina mencatat sejarah baru. Kekuasaan presiden yang menjadi simbol pro-Rusia itu jatuh. Pelaksanaan pemilu juga dipercepat menjadi 25 Mei.
Selang beberapa jam kemudian, Yulia Tymoshenko yang dihukum 30 bulan penjara dibebaskan. Di atas kursi roda pink, perempuan berambut pirang yang menjadi perhatian dunia setelah memimpin Revolusi Oranye pada 2004 itu berpidato dengan sangat emosional. Di hadapan 50 ribu pendukungnya di Alun-Alun Kemerdekaan, dia menyatakan penghormatan kepada 82 korban tewas sepanjang demonstrasi anti pemerintah berlangsung.
“Kalian adalah pahlawan. Kalian adalah putra-putra terbaik Ukraina!” serunya dengan suara bergetar dan wajah pucat. Tetapi, kata-katanya hidup saat berbicara tentang para korban demonstran. Tymoshenko harus duduk di kursi roda karena menderita sakit punggung selama dipenjara.
“Kalian mengubah segalanya. Bukan hanya politisi, bukan hanya diplomat, tapi kalian juga mengubah dunia,” tegasnya. Dia juga menjuluki pemerintah terguling sebagai kanker.
Perempuan dengan ciri khas rambut blonde dikepang itu menegaskan, Ukraina belum merdeka seutuhnya sampai semua orang yang bertanggung jawab atas jatuhnya korban diseret ke pengadilan. “Ini adalah seruan yang jelas kepada presiden dan perdana menteri terguling karena mengontrol polisi antihuru-hara yang menggunakan peluru tajam saat menghadapi demonstran. Jika tidak menghukum mereka, kita akan malu,” ujarnya.
Suasana di Kiev masih mencekam. Unit keamanan yang dibentuk oposisi berganti sif kemarin. Saat ini mereka menggantikan peran polisi dalam menjaga stabilitas keamanan.
Saat ini posisi Rusia sangat penting bagi masa depan Ukraina. Moskow telah menyalurkan bantuan keuangan untuk menjaga perekonomian negeri pecahan Uni Soviet tersebut. Kementerian Keuangan Rusia kemarin mendesak Ukraina mencari pinjaman dari Badan Moneter Internasional (IMF) untuk menghindari krisis.
Pada Desember 2013, Rusia menawarkan bailout kepada Ukraina senilai USD 15 miliar. Namun, sejauh ini dana yang dicairkan baru USD 3 miliar. Itu menyusul krisis ekonomi yang melanda Kiev.
Kemarin sinyal muncul dari Moskow bahwa mereka bakal mendukung Tymoshenko. Seorang anggota parlemen ternama Rusia, yakni Leonid Slutsky, mengungkapkan bahwa menunjuk Tymoshenko sebagai perdana menteri akan membawa dampak positif bagi stabilitas Ukraina. (cak/c14/dos)