CAGAYAN DE ORO – Pemerintah Filipina merevisi jumlah korban akibat Badai Washi. Menurut data terakhir, jumlah korban tewas dan hilang melonjak dua menjadi lebih dari 2.000 jiwa.
Di tengah duka para korban yang mempersiapkan Natal kelabu tahun ini, pemerintah menyatakan 1.079 orang dinyatakan hilang akibat banjir besar akhir pekan lalu. Jumlah tersebut melonjak signifikan dari angka 51 pada awal terjadinya bencana.
Korban tewas yang sudah dipastikan bertambah menjadi 1080 orang dari yang sebelumnya 1010. Lebih dari separuh yang tewas berasal dari kota-kota pelabuhan utama seperti Cagayan de Oro dan Iligan, di Pulau Mindanao.
Lompatan signifikan jumlah korban hilang terjadi setelah pihak keluarga yang tinggal di pedalaman melaporkan telah kehilangan sanak saudara mereka. Mereka yang hilang dilaporkan tak pernah pulang setelah berangkat kerja di dua kota pelabuhan tersebut.
“Terdapat keluarga yang semua anggotanya hilang atau tewas. Tidak ada yang melaporkan hal itu sebelumnya,” terang Juru Bicara Kementerian Pertahanan Sipil Ana Caneda.
Meski demikian, Kepala Badan Pertahanan Sipil Benito Ramos, kepada AFP menyatakan, jumlah tersebut hanya perkiraan. Tidak ada yang bisa memastikan berapa orang yang hilang akibat bencana tersebut.
Kini, hampir setengah juta orang membutuhkan bantuan segera. Termasuk 50 ribu pengungsi dan mereka yang tinggal menumpang atau di jalan-jalan.
Air, toilet, dan fasilitas lain mendesak untuk mencegah potensi terjadinya epidemik. “Kondisi air masih sangat memprihatinkan dan kami khawatir ini akan mempengaruhi kesehatan mereka (pengungsi),” terang Juru Bicara Badan PBB untuk urusan anak-anak (UNICEF) Angela Travis. (cak/ami/jpnn)