SUMUTPOS.CO – Orang-orang yang meninggalkan Bangladesh secara tidak sah mencoreng nama negara di dunia internasional, kata perdana menteri negara tersebut, Sheikh Hasina.
Ia menggambarkan orang-orang ini “para pencari keberuntungan” dan harus dihukum, sama beratnya dengan pihak-pihak yang mengatur perjalanan mereka.
“Harus ada hukuman bagi orang-orang yang meninggalkan negara secara tidak sah. Mereka mencoreng nama negara dan membuat nyawa mereka sendiri terancam,” kata PM Hashina.
“Masih banyak lapangan pekerjaan bagi mereka (tapi) mereka tetap saja meninggalkan negara dengan cara-cara yang sangat berbahaya,” katanya.
Ribuan warga Bangladesh dan Rohingya dari Myanmar melakukan perjalanan penuh risiko mengarungi Teluk Benggala menuju Thailand, Indonesia, dan Malaysia.
Motif orang-orang dari Bangladesh adalah lari dari kemiskinan sementara yang dari Myanmar karena ingin menghindari penindasan oleh pemerintah di sana.
Banyak di antara mereka yang diperkirakan masih berada di tengah laut.
Pada hari Minggu (24/05), pemerintah Malaysia mengatakan menemukan apa yang mereka duga sebagai kuburan massal para migran. (BBC)
Coreng Nama Negara, Migran Bangladesh akan Dihukum
SUMUTPOS.CO – Orang-orang yang meninggalkan Bangladesh secara tidak sah mencoreng nama negara di dunia internasional, kata perdana menteri negara tersebut, Sheikh Hasina.
Ia menggambarkan orang-orang ini “para pencari keberuntungan” dan harus dihukum, sama beratnya dengan pihak-pihak yang mengatur perjalanan mereka.
“Harus ada hukuman bagi orang-orang yang meninggalkan negara secara tidak sah. Mereka mencoreng nama negara dan membuat nyawa mereka sendiri terancam,” kata PM Hashina.
“Masih banyak lapangan pekerjaan bagi mereka (tapi) mereka tetap saja meninggalkan negara dengan cara-cara yang sangat berbahaya,” katanya.
Ribuan warga Bangladesh dan Rohingya dari Myanmar melakukan perjalanan penuh risiko mengarungi Teluk Benggala menuju Thailand, Indonesia, dan Malaysia.
Motif orang-orang dari Bangladesh adalah lari dari kemiskinan sementara yang dari Myanmar karena ingin menghindari penindasan oleh pemerintah di sana.
Banyak di antara mereka yang diperkirakan masih berada di tengah laut.
Pada hari Minggu (24/05), pemerintah Malaysia mengatakan menemukan apa yang mereka duga sebagai kuburan massal para migran. (BBC)