32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Kena Petir, KA Cina Tabrakan

Ratusan Luka-luka, 35 Orang Tewas

SHUANGYU-  Cina bergerak cepat menyikapi kecelakaan dahsyat kereta api (KA) peluru di wilayah timur,  negeri berpenduduk terbanyak di dunia itu pada Sabtu malam lalu (23/7). Minggu (24/7) tiga pejabat senior di perusahaan KA Cina biro Shanghai dipecat. Selain itu, evaluasi menyeluruh terkait keamanan.

Penyebab kecelakaan yang mengakibatkan 35 orang tewas dan 210 lainnya luka-luka itu, Kementerian  KA Cina, sebagaimana dilansir Xinhua, menyatakan peristiwa itu dipicu kerusakan sistem listrik akibat tersambar petir.
Dua orang di antara 35 korban tewas merupakan warga negara asing, tapi belum diketahui dari negara mana. “Rasanya seperti ada gempa bumi. Kami terjebak satu jam di gerbong setelah kecelakaan,” kata seorang penumpang kepada AFP.
Menurut rilis resmi Kementerian KA Cina sebagaimana dikutip Associated Press, KA cepat yang pertama, D3115, yang berangkat dari Hangzhou mogok ketika sampai Shuangyu, di pinggiran Kota Wenzhou, Provinsi Zhejiang, Cina Timur. Hingga berita ini ditulis, belum diketahui berapa lama D3115 mogok sebelum diseruduk kereta cepat kedua yang berangkat dari Beijing.

Dua KA cepat Cina generasi pertama berkecepatan 170 kilometer per jam itu tujuan ke Fuzhou, Provinsi Fujian, yang berada di Cina Timur.

Akibat tubrukan itu, empat gerbong kereta kedua terjatuh dari viaduk tempat rel kereta berada yang tingginya 20-30 meter. Sedangkan dua gerbong kereta pertama rusak berat.

Sisa gerbong yang masih berada di rel sudah dievakuasi.  Itulah kecelakaan kereta terburuk di Cina sejak April 2008. Ketika itu, sebuah KA tujuan Beijing, Qingdao rusak dan menghantam kereta di depannya. Akibatnya, 72 orang tewas  dan 416 terluka.

Kecelakaan di Shuangyu itu sekaligus mencoreng reputasi Cina terkait ambisi besar mereka dalam program perkeretaapian. Hingga akhir 2010, Negeri Panda itu telah membangun jaringan KA cepat total jarak 8.368 kilometer.
Jarak itu ditargetkan meningkat 13 ribu kilometer hingga 2012 dan 16 ribu hingga 2020.

Bulan lalu Cina meluncurkan KA ekspres jurusan Beijing-Shanghai yang proyeknya menelan biaya Rp280,5 triliun. Tapi, tak lama berselang masalah menerpa, mesin rusak hingga ketidakteraturan jadwal.

Februari lalu, Liu Zhijun dicopot dari kursi menteri kereta api setelah diduga kuat melakukan korupsi. Dia digantikan Sheng Guangzu yang kini juga menjadi sasaran cemooh di internet dan media gara-gara kecelakan di Shuangyu Sabtu lalu.

Menurut AFP, kereta api cepat di Cina dibuat berdasar teknologi yang diadopsi dari Jepang, Prancis, dan Jerman. Tapi, tiga negara itu belakangan memprotes keras karena Beijing justru berusaha menawarkan kereta api produk mereka ke negara-negara di Amerika Latin dan Timur Tengah. Padahal, sesuai dengan kesepakatan semula, teknologi yang diadopsi hanya boleh digunakan di Cina. (c4/ttg/jpnn)

Ratusan Luka-luka, 35 Orang Tewas

SHUANGYU-  Cina bergerak cepat menyikapi kecelakaan dahsyat kereta api (KA) peluru di wilayah timur,  negeri berpenduduk terbanyak di dunia itu pada Sabtu malam lalu (23/7). Minggu (24/7) tiga pejabat senior di perusahaan KA Cina biro Shanghai dipecat. Selain itu, evaluasi menyeluruh terkait keamanan.

Penyebab kecelakaan yang mengakibatkan 35 orang tewas dan 210 lainnya luka-luka itu, Kementerian  KA Cina, sebagaimana dilansir Xinhua, menyatakan peristiwa itu dipicu kerusakan sistem listrik akibat tersambar petir.
Dua orang di antara 35 korban tewas merupakan warga negara asing, tapi belum diketahui dari negara mana. “Rasanya seperti ada gempa bumi. Kami terjebak satu jam di gerbong setelah kecelakaan,” kata seorang penumpang kepada AFP.
Menurut rilis resmi Kementerian KA Cina sebagaimana dikutip Associated Press, KA cepat yang pertama, D3115, yang berangkat dari Hangzhou mogok ketika sampai Shuangyu, di pinggiran Kota Wenzhou, Provinsi Zhejiang, Cina Timur. Hingga berita ini ditulis, belum diketahui berapa lama D3115 mogok sebelum diseruduk kereta cepat kedua yang berangkat dari Beijing.

Dua KA cepat Cina generasi pertama berkecepatan 170 kilometer per jam itu tujuan ke Fuzhou, Provinsi Fujian, yang berada di Cina Timur.

Akibat tubrukan itu, empat gerbong kereta kedua terjatuh dari viaduk tempat rel kereta berada yang tingginya 20-30 meter. Sedangkan dua gerbong kereta pertama rusak berat.

Sisa gerbong yang masih berada di rel sudah dievakuasi.  Itulah kecelakaan kereta terburuk di Cina sejak April 2008. Ketika itu, sebuah KA tujuan Beijing, Qingdao rusak dan menghantam kereta di depannya. Akibatnya, 72 orang tewas  dan 416 terluka.

Kecelakaan di Shuangyu itu sekaligus mencoreng reputasi Cina terkait ambisi besar mereka dalam program perkeretaapian. Hingga akhir 2010, Negeri Panda itu telah membangun jaringan KA cepat total jarak 8.368 kilometer.
Jarak itu ditargetkan meningkat 13 ribu kilometer hingga 2012 dan 16 ribu hingga 2020.

Bulan lalu Cina meluncurkan KA ekspres jurusan Beijing-Shanghai yang proyeknya menelan biaya Rp280,5 triliun. Tapi, tak lama berselang masalah menerpa, mesin rusak hingga ketidakteraturan jadwal.

Februari lalu, Liu Zhijun dicopot dari kursi menteri kereta api setelah diduga kuat melakukan korupsi. Dia digantikan Sheng Guangzu yang kini juga menjadi sasaran cemooh di internet dan media gara-gara kecelakan di Shuangyu Sabtu lalu.

Menurut AFP, kereta api cepat di Cina dibuat berdasar teknologi yang diadopsi dari Jepang, Prancis, dan Jerman. Tapi, tiga negara itu belakangan memprotes keras karena Beijing justru berusaha menawarkan kereta api produk mereka ke negara-negara di Amerika Latin dan Timur Tengah. Padahal, sesuai dengan kesepakatan semula, teknologi yang diadopsi hanya boleh digunakan di Cina. (c4/ttg/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/