25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Israel Gempur Sekolah PBB, Belasan Tewas

Anak perempuan di sekolah PBB di Gaza korban gempuran Israel.
Anak perempuan di sekolah PBB di Gaza korban gempuran Israel.

SUMUTPOS.CO – Israel menggempur sekolah milik PBB yang digunakan untuk penampungan pengungsi Gaza, menewaskan setidaknya 15 orang dan melukai 200 orang, seperti dijelaskan Menteri Kesehatan Gaza.

Ratiusan warga Palestina yang mengungsi di sekolah yang dikelola PBB di Beit Hanoun menyelamatkan diri dari pertempuran.

Ini keempat kalinya fasilitas milik PBB digempur dalam serangan militer Israel terhadap militan Hamas.

Lebih dari 750 warga Palestina dan 33 warga Israel tewas sejak serangan militer 8 Juli lalu, yang disebut bertujuan untuk menghentikan serangan roket Hamas.

 

GENANGAN DARAH

Sebelumnya, Kamis 24 Juli, Kepala Urusan Kemanusiaan PBB, Valerie Amos menegaskan bahwa suatu gencatan senjata merupakan hal yang ‘vital’.

“Ada 118.000 orang yang kini mengungsi di sekolah-sekolah PBB … warga kekurangan makanan. (Ketersediaan) air bersih juga jadi masalah besar,” katanya.

Dikatakan Amos, serangan ini membuat 44% wilayah Gaza jadi tempat yang tak bisa didatangi warga Palestina.

PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakania menyesalkan seiap jiwa warga Palestina yang tewas, namun katanya hal itu merupakan “tanggiungjawab Hamas.”

Terdapat tanda gosong di lokasi yang dihantam meriam, lapor kantor berita Associated Press.

Seorang pejabat PBB mengatakan, mereka berusaha merundingkan ‘jendela waktu’, atau jeda dengan tentara Israel untuk membiarkan warga sipil meninggalkan area yang jadi lokasi pertempuran sengit.

Tetapi, kata Chris Gunness, juru bicara Badan Bantuan PBB untuk Kemanusiaan dan Pembangunan Prasarana di Palestina (UNRWA), permintaan itu tak pernah dipenuhi.

Menurut Angkatan Bersenjata Israel, IDF, peristiwa itu terjadi di tengah pertempuran “dengan teroris Hamas yang menggunakan prasarana warga sipil dan lambang internasional sebagai perisai hidup.”

Badan PBB untuk kooordinasi bantuan kemanusiaan (OCHA) menyebut, jalur selebar 3 km yang meliputi 44% Gaza dinyatakan sebagai daerah terlarang oleh militer Israel. (BBC)

Anak perempuan di sekolah PBB di Gaza korban gempuran Israel.
Anak perempuan di sekolah PBB di Gaza korban gempuran Israel.

SUMUTPOS.CO – Israel menggempur sekolah milik PBB yang digunakan untuk penampungan pengungsi Gaza, menewaskan setidaknya 15 orang dan melukai 200 orang, seperti dijelaskan Menteri Kesehatan Gaza.

Ratiusan warga Palestina yang mengungsi di sekolah yang dikelola PBB di Beit Hanoun menyelamatkan diri dari pertempuran.

Ini keempat kalinya fasilitas milik PBB digempur dalam serangan militer Israel terhadap militan Hamas.

Lebih dari 750 warga Palestina dan 33 warga Israel tewas sejak serangan militer 8 Juli lalu, yang disebut bertujuan untuk menghentikan serangan roket Hamas.

 

GENANGAN DARAH

Sebelumnya, Kamis 24 Juli, Kepala Urusan Kemanusiaan PBB, Valerie Amos menegaskan bahwa suatu gencatan senjata merupakan hal yang ‘vital’.

“Ada 118.000 orang yang kini mengungsi di sekolah-sekolah PBB … warga kekurangan makanan. (Ketersediaan) air bersih juga jadi masalah besar,” katanya.

Dikatakan Amos, serangan ini membuat 44% wilayah Gaza jadi tempat yang tak bisa didatangi warga Palestina.

PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakania menyesalkan seiap jiwa warga Palestina yang tewas, namun katanya hal itu merupakan “tanggiungjawab Hamas.”

Terdapat tanda gosong di lokasi yang dihantam meriam, lapor kantor berita Associated Press.

Seorang pejabat PBB mengatakan, mereka berusaha merundingkan ‘jendela waktu’, atau jeda dengan tentara Israel untuk membiarkan warga sipil meninggalkan area yang jadi lokasi pertempuran sengit.

Tetapi, kata Chris Gunness, juru bicara Badan Bantuan PBB untuk Kemanusiaan dan Pembangunan Prasarana di Palestina (UNRWA), permintaan itu tak pernah dipenuhi.

Menurut Angkatan Bersenjata Israel, IDF, peristiwa itu terjadi di tengah pertempuran “dengan teroris Hamas yang menggunakan prasarana warga sipil dan lambang internasional sebagai perisai hidup.”

Badan PBB untuk kooordinasi bantuan kemanusiaan (OCHA) menyebut, jalur selebar 3 km yang meliputi 44% Gaza dinyatakan sebagai daerah terlarang oleh militer Israel. (BBC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/