29 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Hati-hati Pasang Status di Facebook dan Nge-tweet di Twitter

Korban kemalingan di Jepang setelah bikin status di Fb.
Korban kemalingan di Jepang setelah bikin status di Fb.

SUMUTPOS.CO-Bagi yang suka berinteraksi melalui jaringan media sosial seperti Twitter dan Facebook, kini harus lebih hati-hati karena dimonitor oleh para maling zaman sekarang ini. Satu cara untuk memasuki rumah Anda.

“Kita mesti hati-hati dalam berinteraksi di jaringan media sosial seperti Twitter. Biasanya dengan mudah dituliskan, saya keluar Dulu, dan sebagainya. Maka maling akan mencatatnya, melihat kebiasaan tersebut jam berapa dia ke luar, saat itulah maling akan datang ke rumah kita,” demikian ungkap Nao Kiyonaga, Kepala Institute of Safer Town Environmental Program di TBS TV pagi ini (24/10/2013)
Selama setahun di tahun 2012 catatan dari kepolisian Jepang menunjukkan 43.833 kasus pencurian (kemalingan) dilakukan di Jepang, di antaranya 20.084 kasus karena pintu tidak terkunci dengan baik, ada celah masuk misalnya lewat jendela yang terbuka.

Menurut Kiyonaga, banyak cara maling masuk ke rumah kita di Jepang saat ini. Selain harus berhati-hati dalam menulis sesuatu di jaring media sosial, kita juga harus mengunci selalu rapat pintu rumah maupun semua jendela rumah.

Guna mengurangi risiko pencurian, jangan tulis nama lengkap keluarga, cukup tulis nama keluarga saja di pagar depan rumah.

Sarannya yang lain, jangan menaruh barang bekas atau sepeda beskas, misalnya, di depan mudah terlihat dan berdebu. Itu tanda rumah tidak berpenghuni atau jarang diurus atau jarang ditempati.

Bersihkanlah kotak surat selalu karena banyak surat di kotak surat berarti orangnya tidak ada sehingga menjadi incaran maling.

“Cobalah menegur sekeliling kita, dengan jaringan di sekitar sesama tetangga akan meningkatkan monitor sesama dan menyulitkan maling masuk ke lingkungan kita.”
Selain itu dari pemberitaan TBS TV juga memunculkan seorang mantan residivis maling profesional yang disensor mukanya dan tak diberitahu namanya, menyampaikan beberapa saran pula.

Salah satunya dengan menaruh batu-batuan di sekitar tembok rumah kita sehingga kalau maling jalan di situ akan terdengar suaranya. Mudah mendeteksi suara manusia yang mendekati rumah.

Pemberian pohon kecil tanaman di sekitar pagar rumah kita juga menyulitkan maling masuk.

“Pasti ada jalan masuk bagi maling dan mereka akan menyelidiki dulu rumah dan lingkungan sekitar sebelum melakukan aksinya,” papar residivis tersebut. Dia juga menyampaikan bahwa terpenting juga adalah jalan kabur setelah mencuri.

Maling Jepang ternyata memikirkan jalan kabur paling penting agar tidak mudah ditangkap. Caranya, dengan melihat lokasi rumah yang akan ditargetkan di jalan besar atau di perumahan yang memiliki jalan berkelok-kelok.

Kalau di jalan besar malahan maling berpikir ulang untuk menyatroninya karena saat kabur akan mudah terlihat orang. Tetapi kalau rumah berada di dalam jalan-jalan kecil, banyak jalan, justru mudah kabur dan menghilang karena banyak jalan berliku-liku di sana, banyak rumah di sana, mudah menghilang.

Nah, pelajaran bagi rakyat Indonesia juga untuk lebih berhati-hati dalam beraktivitas sehari-hari. Jangan asal nge-tweet dan selalu kunci semua pintu dan jendela sebelum meninggalkan rumah kita semua. (INT)

Korban kemalingan di Jepang setelah bikin status di Fb.
Korban kemalingan di Jepang setelah bikin status di Fb.

SUMUTPOS.CO-Bagi yang suka berinteraksi melalui jaringan media sosial seperti Twitter dan Facebook, kini harus lebih hati-hati karena dimonitor oleh para maling zaman sekarang ini. Satu cara untuk memasuki rumah Anda.

“Kita mesti hati-hati dalam berinteraksi di jaringan media sosial seperti Twitter. Biasanya dengan mudah dituliskan, saya keluar Dulu, dan sebagainya. Maka maling akan mencatatnya, melihat kebiasaan tersebut jam berapa dia ke luar, saat itulah maling akan datang ke rumah kita,” demikian ungkap Nao Kiyonaga, Kepala Institute of Safer Town Environmental Program di TBS TV pagi ini (24/10/2013)
Selama setahun di tahun 2012 catatan dari kepolisian Jepang menunjukkan 43.833 kasus pencurian (kemalingan) dilakukan di Jepang, di antaranya 20.084 kasus karena pintu tidak terkunci dengan baik, ada celah masuk misalnya lewat jendela yang terbuka.

Menurut Kiyonaga, banyak cara maling masuk ke rumah kita di Jepang saat ini. Selain harus berhati-hati dalam menulis sesuatu di jaring media sosial, kita juga harus mengunci selalu rapat pintu rumah maupun semua jendela rumah.

Guna mengurangi risiko pencurian, jangan tulis nama lengkap keluarga, cukup tulis nama keluarga saja di pagar depan rumah.

Sarannya yang lain, jangan menaruh barang bekas atau sepeda beskas, misalnya, di depan mudah terlihat dan berdebu. Itu tanda rumah tidak berpenghuni atau jarang diurus atau jarang ditempati.

Bersihkanlah kotak surat selalu karena banyak surat di kotak surat berarti orangnya tidak ada sehingga menjadi incaran maling.

“Cobalah menegur sekeliling kita, dengan jaringan di sekitar sesama tetangga akan meningkatkan monitor sesama dan menyulitkan maling masuk ke lingkungan kita.”
Selain itu dari pemberitaan TBS TV juga memunculkan seorang mantan residivis maling profesional yang disensor mukanya dan tak diberitahu namanya, menyampaikan beberapa saran pula.

Salah satunya dengan menaruh batu-batuan di sekitar tembok rumah kita sehingga kalau maling jalan di situ akan terdengar suaranya. Mudah mendeteksi suara manusia yang mendekati rumah.

Pemberian pohon kecil tanaman di sekitar pagar rumah kita juga menyulitkan maling masuk.

“Pasti ada jalan masuk bagi maling dan mereka akan menyelidiki dulu rumah dan lingkungan sekitar sebelum melakukan aksinya,” papar residivis tersebut. Dia juga menyampaikan bahwa terpenting juga adalah jalan kabur setelah mencuri.

Maling Jepang ternyata memikirkan jalan kabur paling penting agar tidak mudah ditangkap. Caranya, dengan melihat lokasi rumah yang akan ditargetkan di jalan besar atau di perumahan yang memiliki jalan berkelok-kelok.

Kalau di jalan besar malahan maling berpikir ulang untuk menyatroninya karena saat kabur akan mudah terlihat orang. Tetapi kalau rumah berada di dalam jalan-jalan kecil, banyak jalan, justru mudah kabur dan menghilang karena banyak jalan berliku-liku di sana, banyak rumah di sana, mudah menghilang.

Nah, pelajaran bagi rakyat Indonesia juga untuk lebih berhati-hati dalam beraktivitas sehari-hari. Jangan asal nge-tweet dan selalu kunci semua pintu dan jendela sebelum meninggalkan rumah kita semua. (INT)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/