GAZA CITY, SUMUTPOS.CO – Perang belum berakhir. Pernyataan itu diunggah oleh Juru Bicara Militer Israel Avichay Adraee di akun X miliknya pada hari pertama gencatan senjata, kemarin (24/11). Dia menegaskan bahwa ini adalah jeda kemanusiaan dan bersifat sementara.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga menebar leaflet yang menyatakan bahwa gencatan senjata ini hanya berlangsung selama empat hari. Wilayah utara masih menjadi zona perang. Tapi sebagian warga Gaza sepertinya tidak peduli. Mereka tetap berbondong-bondong pulang ke rumahnya yang berada di sisi utara, utamanya di Khan Younis.
Beberapa media mengunggah video yang menunjukkan tank-tank Israel keluar dari Gaza. Serangan IDF ke Gaza maupun Hamas ke Israel berhenti sejak pukul 07.00 waktu setempat.
Wilayah perbatasan Israel-Lebanon juga tenang kemarin, relatif tidak ada serangan maupun baku tembak. Namun itu tidak berlaku bagi pemberontak Houthi di Yaman. Mereka masih melancarkan serangan. Terbukti dengan sirine yang berbunyi di kota Eliat, Israel, yang berdekatan dengan Yaman.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh mengatakan bahwa mereka berkomitmen terhadap gencatan senjata dan pertukaran sandera ini. Dengan catatan, Israel harus memiliki komitmen yang sama. Namun di hari pertama kemarin, IDF telah menembak mati 2 orang warga Palestina dan melukai 11 lainnya. Mereka ditembak saat menuju ke Gaza utara. Para korban dibawa ke Rumah Sakit (RS) Deir al-Balah
Al Jazeera melaporkan bahwa penduduk Palestina telah menerima daftar 39 tahanan yang bakal dibebaskan di hari pertama. Mereka berasal dari Bethlehem, Jericho, Jenin dan beberapa lokasi lain di Tepi Barat. Dari sisi Hamas, ada 13 tawanan yang dibebaskan. Baik tawanan Hamas maupun Israel yang dibebaskan adalah perempuan dan anak-anak di bawah 18 tahun.
Anggota Biro Politik Hamas Ghazi Hamad mengatakan mereka terbuka untuk melakukan negosiasi guna membebaskan lebih banyak lagi tawanan sipil, termasuk laki-laki. Namun tidak untuk tentara Israel yang mereka tawan.
’’Pada fase ini, kita berbicara tentang sandera sipil. Mengenai hal lain, kami mengupayakan pertukaran yang komprehensif untuk membebaskan seluruh tahanan di pusat penahanan Israel. Ini adalah tujuan dan sasaran kami,’’ ujar Hamad. Ada lebih dari 7.200 warga Palestina yang ditahan di Israel. Banyak diantaranya yang tidak pernah diadili.
Tawanan yang dilepas Hamas akan dibawa ke Mesir sebelum akhirnya diterbangkan ke Israel. Setelah mendarat di Israel, para sandera akan menerima perawatan medis awal dan dikirim ke beberapa rumah sakit untuk berkumpul kembali dengan keluarga mereka.
Juru Bicara WHO Christian Lindmeier menyatakan akan mengupayakan lebih banyak evakuasi dari RS Al Shifa saat gencatan senjata berlangsung. Masih ada sekitar 100 pasien dan petugas medis di fasilitas yang kini dikuasai IDF tersebut.
Sementara itu pengiriman bantuan dari perlintasan Rafah juga mulai mengalir. Palang Merah Palestina mengungkapkan bahwa mereka menerima 2 ambulans dan 85 truk bantuan kemarin. Truk tersebut berisi makanan, air bersih, obat-obatan, bahan bakar dan berbagai kebutuhan penting lainnya.
Terpisah PM Spanyol Pedro Sanchez mendesak Israel untuk memikirkan kembali strateginya di Gaza. Dia menyoroti jumlah warga Palestina yang terbunuh. Hingga kemarin, korban jiwa di Gaza mencapai 14.854 orang, termasuk 5.850 anak-anak. “Saya percaya bahwa semua warga sipil harus dilindungi dengan cara apa pun,” tegasnya.
Dia juga menyatakan bahwa satu-satunya jalan terbaik untuk mewujudkan perdamaian adalah dengan mengakui Palestina sebagai sebuah negara.
Namun sepertinya Israel enggan menuruti desakan para pemimpin dunia. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa operasi militer Israel melawan Hamas akan terus berlanjut setidaknya selama dua bulan lagi. “Pertempuran akan terus berlanjut dan akan menciptakan tekanan yang memungkinkan kembalinya lebih banyak sandera,” tegas Gallant sehari sebelum gencatan senjata. (sha/bay/jpg)