SUMUTPOS.CO – Ratusan ribu pasangan di Arab Saudi memutuskan tali pertunangan mereka setelah melihat hasil uji kesehatan pra-pernikahan, sebut harian Saudi.
Sebagaimana dilaporkan surat kabar Saudi Gazette, sekitar 165.000 pasangan tidak jadi menikah lantaran ketidakcocokan genetika berdasarkan hasil uji kesehatan pra-pernikahan.
Uji kesehatan yang diwajibkan oleh pemerintah Saudi kepada semua pasangan yang berencana menikah itu mencakup tes anemia dan HIV.
Dr Mohammad al-Saidi, selaku pejabat Kementerian Kesehatan Arab Saudi, mengatakan tujuan penerapan uji kesehatan itu ialah mengurangi risiko penyakit keturunan yang diwariskan para orang tua ke anak-anak mereka.
Dr Al-Saidi mengatakan fakta bahwa 60% pasangan yang hendak menikah membatalkan pertunangan mereka ialah pertanda bahwa uji kesehatan itu berjalan sukses.
“Tingginya persentase kegagalan pertunangan lantaran risiko medis menunjukkan masyarakat semakin berpendidikan dan menyadari pentingnya kesehatan fisik. Bagi keluarga dan negara, hal ini juga menghemat pengeluaran,” ujarnya.
Pada Januari lalu, seorang peneliti genetika di Riyadh mengatakan Arab Saudi merupakan salah satu negara dengan tingkat penyakit genetika tertinggi di dunia. (BBC)
SUMUTPOS.CO – Ratusan ribu pasangan di Arab Saudi memutuskan tali pertunangan mereka setelah melihat hasil uji kesehatan pra-pernikahan, sebut harian Saudi.
Sebagaimana dilaporkan surat kabar Saudi Gazette, sekitar 165.000 pasangan tidak jadi menikah lantaran ketidakcocokan genetika berdasarkan hasil uji kesehatan pra-pernikahan.
Uji kesehatan yang diwajibkan oleh pemerintah Saudi kepada semua pasangan yang berencana menikah itu mencakup tes anemia dan HIV.
Dr Mohammad al-Saidi, selaku pejabat Kementerian Kesehatan Arab Saudi, mengatakan tujuan penerapan uji kesehatan itu ialah mengurangi risiko penyakit keturunan yang diwariskan para orang tua ke anak-anak mereka.
Dr Al-Saidi mengatakan fakta bahwa 60% pasangan yang hendak menikah membatalkan pertunangan mereka ialah pertanda bahwa uji kesehatan itu berjalan sukses.
“Tingginya persentase kegagalan pertunangan lantaran risiko medis menunjukkan masyarakat semakin berpendidikan dan menyadari pentingnya kesehatan fisik. Bagi keluarga dan negara, hal ini juga menghemat pengeluaran,” ujarnya.
Pada Januari lalu, seorang peneliti genetika di Riyadh mengatakan Arab Saudi merupakan salah satu negara dengan tingkat penyakit genetika tertinggi di dunia. (BBC)