ALJAZAIR, SUMUTPOS.CO – Kelompok-kelompok militan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) mulai menduplikasi tindakan keji ISIS yang juga dikenal sebagai ISIL atau IS itu. Salah satunya adalah ekstremis Jund-al-Khilafah di Aljazair. Mereka memenggal kepala warga negara Prancis Herve Gourdel, 55. Dia diculik Minggu (21/9) saat mendaki Gunung Djura-Djura di utara Aljazair bersama dengan seorang rekannya yang berkewarganegaraan Aljazair. Rekannya dibebaskan, tetapi tidak demikian dengan Gourdel.
Video pemenggalan Gourdel itu Rabu (24/9) diunggah ke dunia maya oleh Jund-al-Khilafah. Dalam video tersebut, anggota militan yang memakai penutup kepala memenggal Gourdel dengan sadis. Video itu mengingatkan terhadap pemenggalan Jurnalis Amerika Serikat (AS) James Foley dan Steven Sotloff serta relawan Inggris David Haines yang dilakukan ISIS. Keaslian video yang diberi judul Message of Blood for the French Government (pesan berdarah untuk pemerintah Prancis, Red) itu telah diakui pemerintah Prancis.
‘Dia (Gourdel Red) diculik, lalu dipenggal. Seperti inilah bentuk terorisme,’ ujar Presiden Prancis Francois Hollande dalam Sidang Umum PBB di New York Rabu waktu setempat. Dia menambahkan, apa yang dilakukan Jund-al-Khilafah tersebut merupakan aksi pengecut dan brutal.
Sebelumnya, Jund-al-Khilafah mengancam pemerintah Prancis. Mereka memberikan deadline pada pemerintah Negeri Eiffel itu untuk menghentikan serangan udara pada ISIS di Iraq. Sejak 14 September lalu, militan tersebut memang mendeklarasikan diri sebagai pendukung dan akan setia terhadap ISIS.
Sayangnya, ancaman mereka tidak digubris pemerintah Prancis. Karena itu, mereka merealisasikan ancaman tersebut dengan memenggal Gourdel. Meski begitu, Hollande tetap menegaskan bahwa Prancis terus melancarkan serangan udara pada ISIS di Iraq dan Syria bersama dengan negara-negara lainnya. ‘Operasi militer terus dilakukan selama masih dibutuhkan,’ ujar Hollande.
Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian menjelaskan, saat ini pihaknya memburu pelaku pemenggalan Gourdel. Menurut dia, tindakan sadis para militan itu bertujuan menyebarkan teror dan ketakutan. Di Aljazair ada 30 ribu warga Prancis.
Pemerintah Aljazair saat ini ikut mencari pelaku pemenggalan. Mereka mengerahkan tentara untuk memberangus kelompok Jund-al-Khilafah demi membersihkan nama baik negaranya. Pemerintah Aljazair juga berjanji melindungi warga asing yang tinggal di negaranya.
Saat ini negara-negara barat takut aksi keji yang menduplikasi ISIS akan terjadi di negara mereka. Sebab, Minggu lalu ISIS menyeru para pendukungnya untuk membunuh siapa saja yang menentang mereka. Tidak peduli militer atau warga sipil. Di Filipina, kelompok militan Abu Sayyaf yang juga mendeklarasikan diri untuk mendukung ISIS telah menculik dua warga Jerman. Mereka juga mengancam memenggal sandera yang mereka miliki jika pemerintah Jerman tidak membayar tebusan. (AP/BBC/The Wall Street Journal/c23/sha)