MADINAH-Puncak haji yang ditandai dengan wukuf di Arafah, diperkirakan jatuh Sabtu, 5 November 2011 (9 Dzulhijjah 1432 H). dengan demikian, Idul Adha jatuh pada Minggu, 6 November.
Demikian perhitungan Idul Adha yang dikeluarkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kemarin (25/10).
“Hari Arafah (9 Dzulhijjah 1432) jatuh pada hari Sabtu Pahing 5 November 2011. Idul Adha (10 Dzulhijjah 1432) jatuh pada hari Minggu Pon 6 November 2011,” ujar Ketua Majelis Tarjih dan Tardid Muhammadiyah Syamsul Anwar dalam rilisnya.
Perhitungan Idul Adha Muhammadiyah ini sama dengan ummul quro di Arab Saudi. Hingga Selasa (24/10)n
belum ada perubahan terhadap kalender tersebut. Pemerintah Indonesia menjadikan kalender itu sebagai dasar perjalanan haji 1432 H terkait dengan operasi pemberangkatan, masa tinggal dan pemulangan jamaah haji.
“Wukuf di Arafah diperkirakan hari Sabtu. Kalau berubah menjadi hari Jumat (4 November), maka akan menjadi haji akbar. Bila haji akbar, akan repot. Karena orang Arab yang tidak berniat haji akan keluar semua untuk berhaji,” tutur Kasatop Armina Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) 1432 H, Letkol Abu Haris, di Daker Madinah dalam suatu kesempatan.
Sementara itu, sejumlah ormas maupun ahli astronomi juga telah mengumumkan periode datangnya Idul Adha. Ahli meteorologi Kuwait, Adel al-Saadoun seperti dilansir kantor berita KUNA, menyebutkan tanggal 1 Dzulhijjah jatuh 28 Oktober, wukuf jatuh 5 November, dan Idul Adha 6 November.
Empat Jamaah Meninggal
Hingga saat ini ada empat jamaah calhaj Embarkasi Medan yang telah meninggal dunia. Yakni pada kloter II dan III asal Padangsidempuan dan Medan. Tiga diantaranya meninggal di Arab Saudi dan satu di RS Haji Medan.
Nama keempat jamaah haji tersebut tak diketahui. Menurut informasi dari Humas Asrama Haji Embarkasi Medan hanya diketahui nomor manifesnya saja. Seperti manifes 329 beralamat di Jalan Bakti PU Ujung Padangsidempuan Selatan, usia 69 tahun, meninggal akibat radang paru-paru di RS Haji Medan pada 4 Okteber 2011 lalu dan dikebumikan di Mandailing Natal.
Manifes 265 dengan alamat Pintu Langit Jae Padangsidempuan Batuna Kota, usia 67 tahun meninggal karena Myocard Infark di Mekkah pada 15 Oktober 2011 lalu dan dikebumikan di Kota Syara Manifes 413 yang beralamat di Jalan Garu IV No 149 Harjosari I Medan Amplas, usia 75 tahun meninggal di Kota Mekkah pada 21 Oktober 2011 lalu yang juga dimakamkan di Kota Syara.
Manifes 333 Jalan Makmur Gang Maduma Sitamiang Baru Padangsidempuan Selatan, usia 44 tahun meninggal di Arab Saudi. Tapi belum diketahui penyebab pasti dan akan dikebumikan dimana.
Menurut Humas Badan Pengelola Asrama Haji (BPAH) Asrama Haji Medan Sazli Nasution, keempat jamaah calhaj yang wafat itu akan mendapatkan masing-masing Rp34 juta dari Asuransi Bringin Life Syariah. Untuk itu, Sazli meminta kepada pihak keluarga agar melihat jadwal pemulangan jamaah haji agar mendapatkan persyaratannya. “Syarat yang utama yaitu Certificate of Death (COD) atau sertifikat kematian untuk mengurus asuransinya. Ini dibawa oleh dokter dari Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) dari dokter mana jamaah wafat,” paparnya Selasa (25/10).
Persyaratan yang lainnya keterangan ahli waris dan bukti pelunasan biaya haji dan lainnya yang dapat ditanyakan pihak keluarga kebagian haji, zakat dan wakaf di kemenag Sumut. “Juga di kantor kemenag tempat jamaah berdomisili. Diharapakn pihak keluarga untuk mengurus secepatnya,” ujar Sazli.
Begitu juga mengenai bagasi jamaah calhaj, dapat diambil pada waktu pemulangan jamaah sesuai kloternya dan akan diserahkan oleh Badan Penyelenggara Haji Indonesia (BPHI) kepada pihak keluarga.
Mengenai evaluasi haji tahun ini, Sazli menerangkan Kemenag Sumut mengusulkan kepada Pemprovsu agar mengucurkan dana dalam APBD untuk jamaah Sumut. Sebagai perbandingannya seperti DKI Jakarta yang memberikan bantuan untuk konsumsi dan transportasi. “APBD juga mendukung tugas PPIH di Ahmed,” terang Sazli. (bbs/saz)