SIRTE – Sebanyak 267 jenazah loyalis mantan pemimpin Libya, Muammar Kadhafi ditemukan di Sirte, penemuan jenazah itu terjadi di tengah desakan dunia internasional untuk menyelidiki kemungkinan eksekusi pasukan Dewan Transisi Nasional (NTC) atas loyalis Kadhafi. Demikian keterangan dari Palang Merah Internasional.
Jenazah tersebut ditemukan beberapa hari terakhir di Sirte dan wilayah pinggiran kota kelahiran Kadhafi itu. Ratusan jenazah itu dikumpulkan pihak NTC dalam sebuah kuburan massal.
Berdasarkan laporan tersebut, NTC berjanji akan melakukan penyelidikan atas perihal yang menyebabkan kematian dari para loyalis Kadhafi itu. Bila memang terbukti sebagian besar jenazah itu dieksekusi prajurit NTC, mereka akan menghukum siapa pun yang dianggap bertanggung jawab.
“Dari bukti yang diperoleh, beberapa korban ditembak saat status mereka sebagai tahanan. Insiden itu terjadi saat sebagian wilayah Sirte dikuasai pasukan NTC,” jelas Direktur Keadaan Darurat Human Rights Watch (HRW) Peter Bouckaert seperti dikutip BNO News, Rabu (26/10).
Bouckaert menambahkan, bila NTC gagal menyelidiki insiden itu, maka dipastikan setiap pasukan NTC dapat melakukan apapun tanpa rasa takut.
Penemuan itu menyusul penemuan serupa di Hotel Mahari di Sirte. Saat itu, HRW menemukan 53 jenazah yang sudah membusuk. HRW memastikan jenazah tersebut adalah para loyalis Kadhafi dan mengalami eksekusi, yang kemungkinan dilakukan oleh prajurit NTC. Di tempat lain di Sirte, HRW menemukan 10 jenazah yang sudah membusuk parah yang ditengarai dieksekusi.
Sementara, Komisi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membentuk tim penyelidik pelanggaran HAM di Libya dan mendesak Pemerintah Libya untuk menghormati hak tahanan pasca turunnya Kadhafi.
“Sangat penting bagi Dewan Transisi Nasional (NTC) dan para kelompok bersenjata di Libya untuk memastikan, para tahanan diperlakukan dengan baik sesuai dengan hukum internasional,” ujar Ketua Komisi Penyelidikan di Libya Philipppe Kirsch, seperti dikutip IOL.
Secara khusus, dia juga mendesak kelompok bersenjata di Libya untuk tidak melakukan aksi represif terhadap warga Libya. Kemudian, komisi penyelidikan diminta NTC agar melakukan penyelidikan secara transparan terhadap para tahanan di Libya.
“Membangun negara yang solid dan menghormati HAM sama saja dengan merespons aspirasi rakyat Libya yang ditekan oleh Muammar Kadhafi selama 42 tahun. Waktu untuk menjamin hak-hak mereka telah tiba,” tambahnya. (bbs/jpnn)