SUMUTPOS.CO – Paus Fransiskus menyerukan agar kekuasaan Gereja Katolik disebarluaskan dari Vatikan, dalam rangkaian upaya reformasinya terhadap lembaga keagamaan itu.
Dalam dokumen yang ditulis sang Paus, ia menyatakan Tahta Suci terbuka terhadap usulan mengenai bagaimana kewenangan kepausan akan diubah.
Ia juga memperingatkan meningkatnya ketimpangan dalam ekonomi dunia akan berujung pada ledakan konflik.
Paus Fransiskus memperkenalkan ide-ide Klik yang sangat berbeda dengan para pendahulunya sejak dilantik Maret lalu.
Misalnya ia menyatakan lebih menyukai Gereja Katolik yang “memar, lebam dan kotor karena telah terjun ke lapangan daripada Gereja yang tak sehat karena terlalu banyak mengurung diri dan mengkhawatirkan kesejahteraannya sendiri”.
Menurut koresponden BBC di Roma, Peter Willey, dokumen reformasi Paus ini juga menyentil sikap-sikap yang menentang perubahan di Vatikan, cuma karena keyakinan “selama ini juga selalu begitu”.
‘MERANGKUL MUSLIM’
Langkah reformasi ini ditafsirkan sebagai upaya untuk menghidupkan kembali gairah misi penyebaran iman katolik.
Tetapi peran pendeta perempuan tetap tak berubah karena dianggap “ini bukan isu yang bisa diperdebatkan”.
Terkait sikap umat antar iman, Paus menyerukan agar mereka “merangkul dan bersikap baik terhadap saudara Klik penganut dan imigran Muslim sebagaimana kita berharap diterima dan dihormati di negara dengan tradisi Muslim di dunia”.
Bulan lalu Paus Fransiskus menggelar pertemuan pertamanya dengan sebuah Klik kelompok kardinal khusus dalam rangkau merumuskan arah reformasi birokrasi Vatikan.
Dalam sebuah wawancara di televisi sebelumnya ia menyebut pusat pengelola umat Katolik dunia itu telah bersikap terlalu mementingkan diri padahal mestinya harus bersikap terbuka kepada semua kalangan.
“Pemusatan pada diri sendiri yang berlebihan, bukannya memberikan bantuan yang dibutuhkan, sehingga membuat rumit kerja Gereja dan jangkauan misinya,” tambahnya dalam dokumen tersebut.
Ia juga menilai kepausan mestinya tak menggenggam kata mutlak “dalam tiap masalah yang mempengaruhi nasib Gereja dan dunia”.
Dalam pada bulan ini untuk pertama kalinya digelar survey oleh Vatikan tentang bagaimana umat memandang iman Katolik dalam hidup keluarga moderen serta terkait isu etik seksual. (NET)