30 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Radioaktif Meningkat 10 Juta Kali Lipat

Krisis Nuklir di Jepang

TOKYO- Aktivitas reaksi nuklir terdeteksi meningkat sangat tinggi di dalam air di reaktor unit 2. Peningkatannya mencapai 10 juta kali lipat dari reaksi normal, demikian disampaikan Tokyo Electric Power Co (Tepco). Akibat bencana yang melanda Jepang lebih dari 10 ribu orang tewas.

Pihak Tepco menjelaskan tingkat radiasi mencapai 2,9 miliar becquerels dalam satu kubik centimeter (cm) air di ruang bawah tanah bangunan turbin yang terpasang ke reaktor nomor 2, seperti dikutip dari laman NHK, Minggu (27/3).

Tingkat kontaminasi ini sekitar 1000 kali dibandingkan kebocoran radiasi di ruang bawah tanah reaktor nomor 1 dan 3. Tepco menambahkan material radioaktif terdeteksi termasuk 2,9 miliar becquerels yodium 134, 13 juta becquerels yodium 131, dan 2,3 juta becquerels, masing-masing cesium 134 dan 137.
Material ini dipancarkan sepanjang proses fisi nuklir di inti reaktor. Perusahaan ini memperkirakan air terkontaminasi itu berasal dari inti reaktor rusak, dan mereka tengah mencari tahu bagaimana kebocoran bisa terjadi.

Lulusan University of Tokyo Naoto Sekimura mengatakan kebocoran ini mungkin muncul dari ruang penahan (suppression chamber) reaktor nomor 2. Ruang ini didesain untuk menampung radioaktif dari reaktor. Sementara itu, Departemen Ilmu Pengetahuan Jepang menemukan tingkat tinggi terdeteksi di wilayah yang jaraknya lebih dari 30 kilometer dari pabrik Fukushima Daiichi. Ketinggian radiasi ini melewati ambang batas tahunan yang bisa dihadapi warga biasa.

Terpisah, Kepolisian Jepang mengatakan bencana gempa dan tsunami 11 Maret lalu, sekitar 10.489 orang meninggal, dan lebih dari 16.600 dinyatakan hilang. Sebanyak 6.333 orang tewas di Prefektur Miyagi dan sebanyak 3.152 orang tewas di Prefektur Iwate telah dikonfrmasi tewas, di Prefektur Fukushima 946 tewas.  Selain itu, 18.000 rumah hancur dan sekitar 140.000 rumah rusak. Di Prefektur Iwate saja, lebih dari 12.000 rumah roboh. Sementara itu, berdasar citra satelit, gempa dan tsunami menghantam pantai timur Jepang membuat banjir sejauh 500 kilometer persegi.    Di bagian selatan Miyagi, dari gambar terbaru diambil 24 Maret, terlihat daerah terkena banjir menyusut, namun 70 persen masih terendam air.

Pemerintah Jepang mengungkap serangkaian kesalahan dilakukan operator PLTN Tepco. Termasuk soal pengiriman dua pekerja tanpa perlindungan alas kaki saat mengendalikan kebocoran radiasi.
Juru bicara pemerintah, Yukio Edano mendesak Tepco agar lebih transparan setelah dua pekerja menderita luka bakar saat menginjak air yang terkontaminasi radioaktif, 10 ribu kali dari ambang normal, di PLTN Fukushima Daiichi. (bbs/jpnn)

Krisis Nuklir di Jepang

TOKYO- Aktivitas reaksi nuklir terdeteksi meningkat sangat tinggi di dalam air di reaktor unit 2. Peningkatannya mencapai 10 juta kali lipat dari reaksi normal, demikian disampaikan Tokyo Electric Power Co (Tepco). Akibat bencana yang melanda Jepang lebih dari 10 ribu orang tewas.

Pihak Tepco menjelaskan tingkat radiasi mencapai 2,9 miliar becquerels dalam satu kubik centimeter (cm) air di ruang bawah tanah bangunan turbin yang terpasang ke reaktor nomor 2, seperti dikutip dari laman NHK, Minggu (27/3).

Tingkat kontaminasi ini sekitar 1000 kali dibandingkan kebocoran radiasi di ruang bawah tanah reaktor nomor 1 dan 3. Tepco menambahkan material radioaktif terdeteksi termasuk 2,9 miliar becquerels yodium 134, 13 juta becquerels yodium 131, dan 2,3 juta becquerels, masing-masing cesium 134 dan 137.
Material ini dipancarkan sepanjang proses fisi nuklir di inti reaktor. Perusahaan ini memperkirakan air terkontaminasi itu berasal dari inti reaktor rusak, dan mereka tengah mencari tahu bagaimana kebocoran bisa terjadi.

Lulusan University of Tokyo Naoto Sekimura mengatakan kebocoran ini mungkin muncul dari ruang penahan (suppression chamber) reaktor nomor 2. Ruang ini didesain untuk menampung radioaktif dari reaktor. Sementara itu, Departemen Ilmu Pengetahuan Jepang menemukan tingkat tinggi terdeteksi di wilayah yang jaraknya lebih dari 30 kilometer dari pabrik Fukushima Daiichi. Ketinggian radiasi ini melewati ambang batas tahunan yang bisa dihadapi warga biasa.

Terpisah, Kepolisian Jepang mengatakan bencana gempa dan tsunami 11 Maret lalu, sekitar 10.489 orang meninggal, dan lebih dari 16.600 dinyatakan hilang. Sebanyak 6.333 orang tewas di Prefektur Miyagi dan sebanyak 3.152 orang tewas di Prefektur Iwate telah dikonfrmasi tewas, di Prefektur Fukushima 946 tewas.  Selain itu, 18.000 rumah hancur dan sekitar 140.000 rumah rusak. Di Prefektur Iwate saja, lebih dari 12.000 rumah roboh. Sementara itu, berdasar citra satelit, gempa dan tsunami menghantam pantai timur Jepang membuat banjir sejauh 500 kilometer persegi.    Di bagian selatan Miyagi, dari gambar terbaru diambil 24 Maret, terlihat daerah terkena banjir menyusut, namun 70 persen masih terendam air.

Pemerintah Jepang mengungkap serangkaian kesalahan dilakukan operator PLTN Tepco. Termasuk soal pengiriman dua pekerja tanpa perlindungan alas kaki saat mengendalikan kebocoran radiasi.
Juru bicara pemerintah, Yukio Edano mendesak Tepco agar lebih transparan setelah dua pekerja menderita luka bakar saat menginjak air yang terkontaminasi radioaktif, 10 ribu kali dari ambang normal, di PLTN Fukushima Daiichi. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/