25.6 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Kopilot Germanwings Pernah Dirawat Psikolog

Kopilot pesawat Germanwings Andreas Gunter Lubitz.
Kopilot pesawat Germanwings Andreas Gunter Lubitz.

SUMUTPOS.CO – Publik gempar ketika mendengar kabar adanya dugaan Kopilot Germanwings, Andreas Lubitz, dengan sengaja menabrakkan pesawatnya ke Pegunungan Alpen pada Selasa (24/3). Alasannya masih menjadi misteri, tapi Lubitz dikabarkan pernah menjalani perawatan psikologi pada enam tahun silam.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (27/3), dugaan tersebut mencuat ketika aparat Perancis menelusuri hasil rekaman perbincangan di kokpit pesawat Airbus A320 tersebut untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang menelan nyawa 150 orang ini.

Selama 20 menit pertama, rekaman menunjukkan percakapan biasa antara pilot dan kopilot. Lalu Lubitz mengambil alih kemudi karena pilot harus ke kamar kecil. Lubitz lantas mengunci kokpit sehingga pilot tidak bisa masuk.

Penyidik mengatakan, saat itu Lubitz menekan tombol pada sistem kemudi sehingga pesawat menukik turun. Menurut penyidik, tindakan ini dilakukannya dengan ‘sengaja’.

Sepuluh menit terakhir, terdengar pilot menggedor pintu kokpit untuk bisa masuk. Tidak ada kalimat apapun dari kopilot di akhir rekaman, hanya desahan nafasnya yang tenang. Pesawat diketahui jatuh selama delapan menit sebelum akhirnya menabrak Alpen.

Tak ada indikasi Lubitz terlibat aksi terorisme atau semacamnya. Namun, dokumen internal Lufthansa, perusahaan induk Germanwings, menunjukkan bahwa ia pernah menghabiskan total waktu satu setengah tahun untuk menjalani perawatan psikis.

Merujuk pada data tersebut, setelah menunggu selama delapan bulan, akhirnya Lubitz direkrut menjadi awak kabin pada 2008. Namun, ia baru diangkat menjadi pilot Lufthansa pada September 2013.

Dalam konferensi pers, Kepala Eksekutif Lufthansa, Carsten Spohr, memang mengakui bahwa Lubitz pernah rehat dari pelatihannya pada 2009 untuk menjadi pilot pada enam tahun lalu, tapi enggan mengungkap alasannya.

“Saya tidak dapat mengatakan kepada kalian mengenai alasan interupsi tersebut, tapi siapapun yang menginterupsi latihannya harus menjalani banyak tes jadi kompetensi dan kecocokannya akan diperiksa ulang,” papar Spohr.

Dengan demikian, Sphor menekankan bahwa Lubitz sangat berkompeten dalam pekerjaannya.

“Enam tahun lalu ada interupsi panjang dalam pelatihannya. Setelah ia bersih, ia kembali menjalani latihan. Ia melewati semua tes susulan dan lolos dengan gemilang. Kemampuan terbangnya sangat memukau,” ucap Spohr.

Ketika dimintai konfirmasi masalah kesehatan jiwa Lubitz, juru bicara Lufthansa bungkam.

Kopilot pesawat Germanwings Andreas Gunter Lubitz.
Kopilot pesawat Germanwings Andreas Gunter Lubitz.

SUMUTPOS.CO – Publik gempar ketika mendengar kabar adanya dugaan Kopilot Germanwings, Andreas Lubitz, dengan sengaja menabrakkan pesawatnya ke Pegunungan Alpen pada Selasa (24/3). Alasannya masih menjadi misteri, tapi Lubitz dikabarkan pernah menjalani perawatan psikologi pada enam tahun silam.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (27/3), dugaan tersebut mencuat ketika aparat Perancis menelusuri hasil rekaman perbincangan di kokpit pesawat Airbus A320 tersebut untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang menelan nyawa 150 orang ini.

Selama 20 menit pertama, rekaman menunjukkan percakapan biasa antara pilot dan kopilot. Lalu Lubitz mengambil alih kemudi karena pilot harus ke kamar kecil. Lubitz lantas mengunci kokpit sehingga pilot tidak bisa masuk.

Penyidik mengatakan, saat itu Lubitz menekan tombol pada sistem kemudi sehingga pesawat menukik turun. Menurut penyidik, tindakan ini dilakukannya dengan ‘sengaja’.

Sepuluh menit terakhir, terdengar pilot menggedor pintu kokpit untuk bisa masuk. Tidak ada kalimat apapun dari kopilot di akhir rekaman, hanya desahan nafasnya yang tenang. Pesawat diketahui jatuh selama delapan menit sebelum akhirnya menabrak Alpen.

Tak ada indikasi Lubitz terlibat aksi terorisme atau semacamnya. Namun, dokumen internal Lufthansa, perusahaan induk Germanwings, menunjukkan bahwa ia pernah menghabiskan total waktu satu setengah tahun untuk menjalani perawatan psikis.

Merujuk pada data tersebut, setelah menunggu selama delapan bulan, akhirnya Lubitz direkrut menjadi awak kabin pada 2008. Namun, ia baru diangkat menjadi pilot Lufthansa pada September 2013.

Dalam konferensi pers, Kepala Eksekutif Lufthansa, Carsten Spohr, memang mengakui bahwa Lubitz pernah rehat dari pelatihannya pada 2009 untuk menjadi pilot pada enam tahun lalu, tapi enggan mengungkap alasannya.

“Saya tidak dapat mengatakan kepada kalian mengenai alasan interupsi tersebut, tapi siapapun yang menginterupsi latihannya harus menjalani banyak tes jadi kompetensi dan kecocokannya akan diperiksa ulang,” papar Spohr.

Dengan demikian, Sphor menekankan bahwa Lubitz sangat berkompeten dalam pekerjaannya.

“Enam tahun lalu ada interupsi panjang dalam pelatihannya. Setelah ia bersih, ia kembali menjalani latihan. Ia melewati semua tes susulan dan lolos dengan gemilang. Kemampuan terbangnya sangat memukau,” ucap Spohr.

Ketika dimintai konfirmasi masalah kesehatan jiwa Lubitz, juru bicara Lufthansa bungkam.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/