26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

14 WNI Masih Hilang di Nepal

Foto: AFP PHOTO / PRAKASH MATHEMA Warga melihat rumah-rumah yang runtuh di Bhaktapur, Kathmandu, 27 April 2015, dua hari pasca gempa berkekuatan 7.8 SR yang menimpa Nepal. Lebih dari 3,800 orang tewas dalam gempa tersebut.
Foto: AFP PHOTO / PRAKASH MATHEMA
Warga melihat rumah-rumah yang runtuh di Bhaktapur, Kathmandu, 27 April 2015, dua hari pasca gempa berkekuatan 7.8 SR yang menimpa Nepal. Lebih dari 3,800 orang tewas dalam gempa tersebut.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah terus memantau dampak bencana gempa berkekuatan 7,9 skala richter di Nepal. Hal tersebut disebabkan masih ada beberapa warga negara Indonesia (WNI) dengan status menghilang disana. Dari 49 WNI yang tercatat di data pemerintah, masih ada 14 orang yang masih belum diketahui nasibnya.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Lalu Muhammad Iqbal menyatakan, pihaknya sudah bisa mengonfirmasi keselamatan dari 35 WNI disana. Hampir semua orang yang ditemukan itu dinyatakan tak mengalami luka yang serius. “Hanya beberapa yang luka-luka ringan. Mereka juga sudah ditangani,” terangnya di Jakarta, Senin (27/4).

Saat ini, pihaknya mengaku terus melakukan upaya untuk menghubungi WNI yang hilang. Lima diantara WNI yang saat ini menghilang adalah WNI yang memang menetap di Nepal. Hal tersebut berkurang dari hari sebelumnya dimana masih ada sembilan WNI domisili lokal yang belum ditemukan.

Sisanya, lanjut dia, merupakan beberapa WNI yang sedang berkunjung. Salah satunya, tiga WNI yang tergabung Taruna Hiking Club (THC) Bandung. Yakni, Jeroen Hehuwat; juga pasangan suami istri Kadek Andana dan Alma Parahita. Kelompok yang dijadwalkan untuk menjelajah Khyanjing Gompa, Lantang, Nepal diakui masih belum bisa ditemukan.

“Ada beberapa WNI menetap di Kathmandu yang masih belum bisa dihubungi. Tapi, kebanyakan memang WNI di wilayah pegunungan yang masih menghilang,” terangnya.

Namun, dia mengaku ada beberapa masih optimis bisa menemukan sisa WNI di Nepal. Pasalnya, kebanyakan WNI yang berangkat kesana merupakan pecinta alam yang sudah dibekali penanganan pertama pada bencana alam. Misalnya, lima WNI rombongan Wanadri yang sempat dinyatakan menghilang. Rupanya, rombongan yang terdiri dari empat dokter itu sudah menjadi relawan tim kesehatan di Nepal.

“Rombongan itu kan dipimpin oleh Cecilia Vita. Dan empat anggotanya dokter. Jadi, semuanya membantu,” terangnya.

Terkait upaya penanganan, pihaknya mengaku akan menggerakkan tim penanganan ke Nepal. Tim tersebut bakal dipimpin langsung oleh Duta Besar RI untuk Bangladesh Iwan Wiranaatmadja. Sebab, pemerintah Indonesia memang masih belum punya perwakilan pemerintah di Nepal. “Besok dia akan menujuk Kathmandu, Nepal, untuk memimpin proses evakuasi,” terangnya.

Tim tersebut rupanya juga bakal disokong oleh pemerintah Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun telah menggelar rapat koordinasi dengan Kementerian lain untuk bantuan kemanusiaan untuk Nepal. Keputusannya, Indonesia akan mengirimkan bantuan senilai USD 2 juta. Itu terdiri dari alokasi pemerintah senilai USD 1 juta dan beberapa LSM dan lembaga kemanusiaan di Indonesia USD 1 juta.

“Rencana pengiriman pada Jumat (1/5). Paling lambat Minggu (3/5) ini,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB. Sutopo Purwo Nugroho

Bantuan tersebut sebagian besar berupa makanan dan obat-obatan. Misalnya, 10 ribu paket lauk pauk, 10 ribu paket makanan tambahan gizi, dan 3 ribu paket makanan siap saji. Untuk keperluan evakuasi, pihaknya pun mengirimkan tiga unit tenda posko , tiga unit tenda pengungsi dan tiga ratus tenda pengungsi.

“Kemensos mengirimkan 4.500 lembar selimut; Kemenkes mengirimkan 50 kantong mayat dan dua ton MPASI; PKPU mengirim 50 kantong mayat; Rumah Zakat 10 ribu kaleng kornet kambing; dan masih ada bantuan lainnya,” terangnya.

Foto: AFP PHOTO / PRAKASH MATHEMA Warga melihat rumah-rumah yang runtuh di Bhaktapur, Kathmandu, 27 April 2015, dua hari pasca gempa berkekuatan 7.8 SR yang menimpa Nepal. Lebih dari 3,800 orang tewas dalam gempa tersebut.
Foto: AFP PHOTO / PRAKASH MATHEMA
Warga melihat rumah-rumah yang runtuh di Bhaktapur, Kathmandu, 27 April 2015, dua hari pasca gempa berkekuatan 7.8 SR yang menimpa Nepal. Lebih dari 3,800 orang tewas dalam gempa tersebut.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah terus memantau dampak bencana gempa berkekuatan 7,9 skala richter di Nepal. Hal tersebut disebabkan masih ada beberapa warga negara Indonesia (WNI) dengan status menghilang disana. Dari 49 WNI yang tercatat di data pemerintah, masih ada 14 orang yang masih belum diketahui nasibnya.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Lalu Muhammad Iqbal menyatakan, pihaknya sudah bisa mengonfirmasi keselamatan dari 35 WNI disana. Hampir semua orang yang ditemukan itu dinyatakan tak mengalami luka yang serius. “Hanya beberapa yang luka-luka ringan. Mereka juga sudah ditangani,” terangnya di Jakarta, Senin (27/4).

Saat ini, pihaknya mengaku terus melakukan upaya untuk menghubungi WNI yang hilang. Lima diantara WNI yang saat ini menghilang adalah WNI yang memang menetap di Nepal. Hal tersebut berkurang dari hari sebelumnya dimana masih ada sembilan WNI domisili lokal yang belum ditemukan.

Sisanya, lanjut dia, merupakan beberapa WNI yang sedang berkunjung. Salah satunya, tiga WNI yang tergabung Taruna Hiking Club (THC) Bandung. Yakni, Jeroen Hehuwat; juga pasangan suami istri Kadek Andana dan Alma Parahita. Kelompok yang dijadwalkan untuk menjelajah Khyanjing Gompa, Lantang, Nepal diakui masih belum bisa ditemukan.

“Ada beberapa WNI menetap di Kathmandu yang masih belum bisa dihubungi. Tapi, kebanyakan memang WNI di wilayah pegunungan yang masih menghilang,” terangnya.

Namun, dia mengaku ada beberapa masih optimis bisa menemukan sisa WNI di Nepal. Pasalnya, kebanyakan WNI yang berangkat kesana merupakan pecinta alam yang sudah dibekali penanganan pertama pada bencana alam. Misalnya, lima WNI rombongan Wanadri yang sempat dinyatakan menghilang. Rupanya, rombongan yang terdiri dari empat dokter itu sudah menjadi relawan tim kesehatan di Nepal.

“Rombongan itu kan dipimpin oleh Cecilia Vita. Dan empat anggotanya dokter. Jadi, semuanya membantu,” terangnya.

Terkait upaya penanganan, pihaknya mengaku akan menggerakkan tim penanganan ke Nepal. Tim tersebut bakal dipimpin langsung oleh Duta Besar RI untuk Bangladesh Iwan Wiranaatmadja. Sebab, pemerintah Indonesia memang masih belum punya perwakilan pemerintah di Nepal. “Besok dia akan menujuk Kathmandu, Nepal, untuk memimpin proses evakuasi,” terangnya.

Tim tersebut rupanya juga bakal disokong oleh pemerintah Indonesia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun telah menggelar rapat koordinasi dengan Kementerian lain untuk bantuan kemanusiaan untuk Nepal. Keputusannya, Indonesia akan mengirimkan bantuan senilai USD 2 juta. Itu terdiri dari alokasi pemerintah senilai USD 1 juta dan beberapa LSM dan lembaga kemanusiaan di Indonesia USD 1 juta.

“Rencana pengiriman pada Jumat (1/5). Paling lambat Minggu (3/5) ini,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB. Sutopo Purwo Nugroho

Bantuan tersebut sebagian besar berupa makanan dan obat-obatan. Misalnya, 10 ribu paket lauk pauk, 10 ribu paket makanan tambahan gizi, dan 3 ribu paket makanan siap saji. Untuk keperluan evakuasi, pihaknya pun mengirimkan tiga unit tenda posko , tiga unit tenda pengungsi dan tiga ratus tenda pengungsi.

“Kemensos mengirimkan 4.500 lembar selimut; Kemenkes mengirimkan 50 kantong mayat dan dua ton MPASI; PKPU mengirim 50 kantong mayat; Rumah Zakat 10 ribu kaleng kornet kambing; dan masih ada bantuan lainnya,” terangnya.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/