ALBAY- Sebanyak 100 ribu warga provinsi Albay, Filipina, dievakuasi untuk mengantisipasi datangnya topan Nesat. Topan itu merupakan penyebab banjir besar dan mati listrik yang menyebabkan kegiatan sehari-hari di Filipina terganggu.
Menurut stasiun berita BBC, Selasa (27/9), topan Nesat menyebabkan Bursa Efek Filipina dan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) dan pusat kegiatan lain di Ibukota Manila menjadi lumpuh.
Sedikitnya empat orang tewas dan dua lagi dinyatakan hilang akibat topan, dan angka ini diperkirakan akan terus bertambah.
Topan Nesat menyebabkan longsor pada Selasa dini hari di provinsi Isabel dan Aurora, yang terletak di pantai Pasifik. Dengan kecepatan yang kini mencapai 170 kilometer per jam, Nesat diperkirakan akan terus menghembus seluruh Filipina sebelum akhirnya bergerak menuju Laut Cina Selatan pada Kamis mendatang.
Di Manila, kantor pemerintah, sekolah, dan kampus ditutup, lalu para penduduk diimbau untuk tidak ke luar rumah. Banyak jalan tergenang air dan penerbangan banyak yang dibatalkan sebagai efek lain dari Nesat.
Sementara itu, pihak berwenang memperingatkan penduduk yang tinggal di dataran rendah untuk berhati-hati lantaran daerah tersebut rentan terhadap ancaman banjir dan longsor.
Sebelumnya, telah ada laporan mengenai peristiwa longsor di Manila dan pulau Luzon pusat. Ancaman lainnya, berada di wilayah pantai. Para meteorolog memperkirakan ombak setinggi empat meter akan menghantam daerah pantai.
“Kerusakan diperkirakan akan semakin parah. Sekarang saja sudah terjadi mati listrik, sehingga merusak hasil pertanian kami. Banyak juga jembatan yang digenangi banjir,” keluh Richard Gordon dari Palang Merah Filipina.
Filipina termasuk negara yang dilewati angin topan, namun topan Nesat diperkirakan akan menjadi topan terbesar untuk tahun ini. Nesat datang dua tahun setelah topan Ketsana, yang menewaskan lebih dari 400 jiwa. (net/jpnn)