28 C
Medan
Thursday, May 2, 2024

Venezuela Tutup Puluhan Perusahaan Media pada 2017

Presiden Venezuela Nicolas Maduro dalam perayaan Hari Kemerdekaan di Caracas, Venezuela, 5 Juli 2013.

SUMUTPOS.CO – Tahun ini, Venezuela telah menutup 46 stasiun radio, tiga saluran televisi dan 20 surat kabar, kata persatuan pekerja pers nasional SNTP, seperti dilaporkan kantor berita AFP, Kamis (28/12).

Serikat pekerja pers itu juga melaporkan, tahun ini tercatat 498 serangan terhadap wartawan dan penangkapan 66 orang wartawan lainnya.

SNTP mengatakan semua itu dilakukan oleh pemerintahan Presiden Nicolas Maduro untuk membungkam kemarahan rakyat karena buruknya situasi ekonomi dan sosial, termasuk inflasi yang melangit dan kelangkaan bahan-bahan pokok, termasuk makanan dan obat-obatan.

Serangan atas wartawan itu naik 26 persen dibanding tahun lalu, kata SNTP.

Komisi HAM Antar Amerika telah mengeluarkan seruan darurat supaya pemerintah membuka kembali stasiun-stasiun radio dan televisi yang ditutup.

Maduro dan para pembantunya menuduh media lokal dan internasional melakukan apa yang disebutnya “kampanye yang menjelekkan” pemerintah. (voa)

Presiden Venezuela Nicolas Maduro dalam perayaan Hari Kemerdekaan di Caracas, Venezuela, 5 Juli 2013.

SUMUTPOS.CO – Tahun ini, Venezuela telah menutup 46 stasiun radio, tiga saluran televisi dan 20 surat kabar, kata persatuan pekerja pers nasional SNTP, seperti dilaporkan kantor berita AFP, Kamis (28/12).

Serikat pekerja pers itu juga melaporkan, tahun ini tercatat 498 serangan terhadap wartawan dan penangkapan 66 orang wartawan lainnya.

SNTP mengatakan semua itu dilakukan oleh pemerintahan Presiden Nicolas Maduro untuk membungkam kemarahan rakyat karena buruknya situasi ekonomi dan sosial, termasuk inflasi yang melangit dan kelangkaan bahan-bahan pokok, termasuk makanan dan obat-obatan.

Serangan atas wartawan itu naik 26 persen dibanding tahun lalu, kata SNTP.

Komisi HAM Antar Amerika telah mengeluarkan seruan darurat supaya pemerintah membuka kembali stasiun-stasiun radio dan televisi yang ditutup.

Maduro dan para pembantunya menuduh media lokal dan internasional melakukan apa yang disebutnya “kampanye yang menjelekkan” pemerintah. (voa)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/