KANDAHAR- Pemerintah Afghanistan, Minggu (29/5) waktu setempat menyatakan pakta pertahanan atlantik (NATO) telah membunuh 52 orang, sebagian besar warga sipil. Pembunuhan itu dilakukan dalam serangan udara terhadap para pejuang ketika kekerasan meningkat beberapa pekan terakhir.
Di provinsi selatan, Helmand, pemerintah setempat menyatakan sedikit-dikitnya 14 warga, termasuk perempuan dan anak-anak tewas serta enam orang lain luka akibat serangan udara pada Sabtu.
Marinir Amerika Serikat (AS) di kabupaten Nawzad, Helmand, minta dukungan udara setelah mendapat serangan senjata genggam, kata pernyataan pemerintah propinsi.
Pernyataan itu mengatakan yang tewas termasuk lima gadis, tujuh bocah laki-laki dan dua perempuan dewasa. “ISAF mengetahui warga diduga tewas dalam serangan udara ISAF,” kata juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO, Mayor Tim James kepada kantor berita Prancis AFP. Komando Daerah Baratdaya mengirimkan regu penilai bersama ke daerah itu untuk mengkaji tuduhan tersebut dan akan mengumumkan kepada pers.
Tokoh di kabupaten Nawzad, Aslam kepada AFP menyatakan kehilangan 12 kerabat, sementara 10 orang lain luka, termasuk anak-anak, dalam serangan udara itu.
Ia menyatakan beberapa tembakan diarahkan ke helikopter ISAF, yang terbang ke wilayah itu, dengan menambahkan bahwa helikopter kembali setelah 10 hingga 20 menit dan menembakkan roket, membunuh warga tak berdosa.
Menurutnya, lima anak-anak, lima laki-laki dan dua perempuan tewas dalam serangan tersebut.
Secara terpisah, Gubernur Nuristan pada Minggu mengatakan kepada AFP bahwa 18 warga dan 20 polisi tewas akibat tembakan teman dalam serangan udara pimpinan AS terhadap pejuang di propinsi bergolak timurlautnya.
Nuristan merupakan tempat pertempuran sengit pada pekan lalu antara Taliban dengan pasukan keamanan Afghanistan. Polisi dan warga menjadi sasaran pada Rabu, karena dikira pejuang, kata Jamaluddin Badr.
Sementara itu, Pemerintah Karzai menyatakan sebagian besar korban dari warga jatuh dalam gerakan seperti itu dan bahwa serangan malam atas rumah penduduk mengakibatkan warga Afghanistan lelah perang benci terhadap pemerintahan rapuhnya.
Sekitar 130.000 tentara asing pimpinan NATO di Afghanistan memerangi gerilyawan pimpinan Taliban, yang dilancarkan setelah serbuan pada 2001 menggulingkan pemerintahhannya di Kabul.(bbs/jpnn)