26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Al Sisi Pastikan Pimpin Mesir

Jenderal Abdel-Fattah al-Sissi
Jenderal Abdel-Fattah al-Sissi

KAIRO, SUMUTPOS.CO Militer kembali memimpin Mesir. Kemarin (29/5) Abdel Fatah Al Sisi sukses meraup sekitar 92 persen suara dalam pemilihan presiden Mesir. Meski angka kehadiran pemilih tidak sampai 50 persen, tokoh 59 tahun itu akan langsung melenggang ke kursi presiden tanpa harus melewati putaran kedua.

Kubu Sisi mengumumkan bahwa politikus kelahiran Kota Kairo tersebut memenangkan 23,38 juta suara. Artinya, Sisi mendapatkan lebih banyak 10 juta suara daripada Muhammad Mursi dalam pilpres 2012. Dua tahun lalu Mursi hanya mendapatkan sekitar 13 juta suara saat diumumkan sebagai pemenang pilpres.

Sebelum pemungutan suara berlangsung, publik Mesir yakin Sisi menang. Sebab, satu-satunya pesaing Sisi, Hamdeen Sabahi, tidak sepopuler pria berpangkat jenderal tersebut. Jelang pencoblosan, Sisi sibuk mengimbau para pemilih untuk menggunakan hak pilih dalam pilpres. Dia berharap, angka kehadiran pemilih pada pilpres kali ini bisa di atas 50 persen.

Hingga pemungutan suara berakhir pada Selasa lalu (27/5), jumlah pemilih tidak lebih dari 46 persen. Padahal, pada pilpres yang memenangkan Mursi, angka kehadiran pemilih sekitar 52 persen. Pekan lalu Sisi sempat sesumbar bahwa 40 juta di antara 54 juta pemilih dewasa akan berpartisipasi dalam pilpres. Namun, harapan itu tidak terwujud.

Tingginya angka kehadiran pemilih memang menjadi target utama Sisi. Sebab, tingginya partisipasi masyarakat bisa dijadikan ajang pamer kepada dunia bahwa masyarakat Mesir memang mendambakan kepemimpinannya. Selain itu, tingginya angka kehadiran pemilih otomatis melegitimasi kemenangannya. Namun, Sisi harus kecewa karena harapan-harapannya tidak terwujud.

Sementara itu, Presiden Interim Adly Mansour menegaskan bahwa pilpres selama tiga hari itu sah. Meski angka kehadiran pemilih tidak mencapai 50 persen, pemilihan pascakudeta militer tersebut merupakan salah satu bukti keberpihakan masyarakat terhadap Sisi. “Hal ini adalah bukti dukungan rakyat terhadap agenda politik militer,” tegasnya.

Saat panitia pilpres mengumumkan hasil penghitungan cepat, para pendukung Sisi langsung merayakan kemenangan di jalanan. Kemarin ribuan pendukung militer memadati Tahrir Square di ibu kota. Dengan melambai-lambaikan bendera nasional Mesir dan foto Sisi, mereka menyanyi dan menari. Pemandangan yang sama tampak di Kota Alexandria dan beberapa kota lain.

Berbeda dengan kubu Sisi, kelompok Islam justru mengancam memboikot hasil pilpres. Bahkan, beberapa organisasi pemuda Islam mengaku bakal melancarkan revolusi untuk mencegah Sisi duduk di kursi presiden. Mereka tidak ingin Mesir kembali pada masa-masa kelam saat Hosni Mubarak berkuasa. (AP/AFP/hep/c20/tia)

Jenderal Abdel-Fattah al-Sissi
Jenderal Abdel-Fattah al-Sissi

KAIRO, SUMUTPOS.CO Militer kembali memimpin Mesir. Kemarin (29/5) Abdel Fatah Al Sisi sukses meraup sekitar 92 persen suara dalam pemilihan presiden Mesir. Meski angka kehadiran pemilih tidak sampai 50 persen, tokoh 59 tahun itu akan langsung melenggang ke kursi presiden tanpa harus melewati putaran kedua.

Kubu Sisi mengumumkan bahwa politikus kelahiran Kota Kairo tersebut memenangkan 23,38 juta suara. Artinya, Sisi mendapatkan lebih banyak 10 juta suara daripada Muhammad Mursi dalam pilpres 2012. Dua tahun lalu Mursi hanya mendapatkan sekitar 13 juta suara saat diumumkan sebagai pemenang pilpres.

Sebelum pemungutan suara berlangsung, publik Mesir yakin Sisi menang. Sebab, satu-satunya pesaing Sisi, Hamdeen Sabahi, tidak sepopuler pria berpangkat jenderal tersebut. Jelang pencoblosan, Sisi sibuk mengimbau para pemilih untuk menggunakan hak pilih dalam pilpres. Dia berharap, angka kehadiran pemilih pada pilpres kali ini bisa di atas 50 persen.

Hingga pemungutan suara berakhir pada Selasa lalu (27/5), jumlah pemilih tidak lebih dari 46 persen. Padahal, pada pilpres yang memenangkan Mursi, angka kehadiran pemilih sekitar 52 persen. Pekan lalu Sisi sempat sesumbar bahwa 40 juta di antara 54 juta pemilih dewasa akan berpartisipasi dalam pilpres. Namun, harapan itu tidak terwujud.

Tingginya angka kehadiran pemilih memang menjadi target utama Sisi. Sebab, tingginya partisipasi masyarakat bisa dijadikan ajang pamer kepada dunia bahwa masyarakat Mesir memang mendambakan kepemimpinannya. Selain itu, tingginya angka kehadiran pemilih otomatis melegitimasi kemenangannya. Namun, Sisi harus kecewa karena harapan-harapannya tidak terwujud.

Sementara itu, Presiden Interim Adly Mansour menegaskan bahwa pilpres selama tiga hari itu sah. Meski angka kehadiran pemilih tidak mencapai 50 persen, pemilihan pascakudeta militer tersebut merupakan salah satu bukti keberpihakan masyarakat terhadap Sisi. “Hal ini adalah bukti dukungan rakyat terhadap agenda politik militer,” tegasnya.

Saat panitia pilpres mengumumkan hasil penghitungan cepat, para pendukung Sisi langsung merayakan kemenangan di jalanan. Kemarin ribuan pendukung militer memadati Tahrir Square di ibu kota. Dengan melambai-lambaikan bendera nasional Mesir dan foto Sisi, mereka menyanyi dan menari. Pemandangan yang sama tampak di Kota Alexandria dan beberapa kota lain.

Berbeda dengan kubu Sisi, kelompok Islam justru mengancam memboikot hasil pilpres. Bahkan, beberapa organisasi pemuda Islam mengaku bakal melancarkan revolusi untuk mencegah Sisi duduk di kursi presiden. Mereka tidak ingin Mesir kembali pada masa-masa kelam saat Hosni Mubarak berkuasa. (AP/AFP/hep/c20/tia)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/