26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Co-Pilot Germanwings Punya Kecenderungan Bunuh Diri

foto: dok Andreas Lubitz saat berlari setengah marathon Airportrace di Hamburg tahun 2009.
foto: dok
Andreas Lubitz saat berlari setengah marathon Airportrace di Hamburg tahun 2009.

BERLIN, SUMUTPOS.CO – Co-pilot Germanwings yang dicurigai sengaja menabrakkan pesawatnya di pegunungan Alpen pekan lalu pernah dirawat atas kecenderungan untuk bunuh diri, menurut jaksa penuntut di Jerman, Senin (30/3).

“Beberapa tahun lalu sebelum meraih izin pilotnya, co-pilot menjalani perawatan psikoterapi jangka panjang atas kecenderungan bunuh diri yang tampak,” menurut kantor kejaksaan Duesseldorf, kota tempat tinggal Andreas Lubitz dan kota tujuan penerbangan yang naas dari Barcelona.

Kantor kejaksaan, yang mengutip “dokumentasi medis yang relevan” sebagai dasar dari temuannya tersebut, menambahkan bahwa sejak menjalani perawatan, Lubitz tidak menunjukkan tanda-tanda akan bunuh diri ataupun perilaku agresif terhadap orang lain dalam kunjungan-kunjungan berikutnya ke dokter.

Pesawat Airbus A320 Germanwings jatuh di sebuah lokasi terpencil di Perancis bagian selatan Selasa lalu, menewaskan semua orang di dalamnya. Penyelidik berkeyakinan Lubitz, 27 tahun, mengunci kapten pesawat di luar kokpit dan membawa pesawat menukik tajam sebelum menghantam pegunungan Alpen.

Jaksa mengatakan, Senin, bahwa mereka belum menemukan bukti Lubitz merencanakan serangan tersebut, ataupun mengetahui motifnya.

“Belum ada sesuatu khusus yang muncul, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesionalnya, yang mungkin menjelaskan motifnya,” menurut pernyataan dari kejaksaan.

Seorang juru bicara bagi Lutfhansa, maskapai induk Germanwings, mengatakan catatan medis merupakan informasi rahasia antara dokter dan pasien, sehingga maskapai tersebut tidak mengetahui apa yang terkandung di dalamnya.

DI bawah hukum Jerman, perusahaan tidak memiliki akses terhadap dokumen medis pegawainya dan surat dokter bagi tempat kerja tidak pernah mencantumkan infomasi kondisi medis yang diderita.

Penyelidik Perancis mengatakan hari Senin mereka menggali sebuah rute ke arah lokasi jatuhnya pesawat untuk mempercepat berlangsungnya penyelidikan.

Kotak hitam kedua yang menyimpan data penerbangan belum ditemukan.

Kay Krakty, seorang anggota dewan maskapai Lufthansa mengatakan dalam sebuah acara televisi Minggu malam bahwa, karena pesawat jatuh berkeping-keping, terdapat kemungkinan penanda lokasi kotak hitam telah hancur dan tidak berfungsi selayaknya.

Tapi mereka masih berharap dapat menemukan kotak hitam kedua dengan menyisir lokasi secara seksama. (VOA)

foto: dok Andreas Lubitz saat berlari setengah marathon Airportrace di Hamburg tahun 2009.
foto: dok
Andreas Lubitz saat berlari setengah marathon Airportrace di Hamburg tahun 2009.

BERLIN, SUMUTPOS.CO – Co-pilot Germanwings yang dicurigai sengaja menabrakkan pesawatnya di pegunungan Alpen pekan lalu pernah dirawat atas kecenderungan untuk bunuh diri, menurut jaksa penuntut di Jerman, Senin (30/3).

“Beberapa tahun lalu sebelum meraih izin pilotnya, co-pilot menjalani perawatan psikoterapi jangka panjang atas kecenderungan bunuh diri yang tampak,” menurut kantor kejaksaan Duesseldorf, kota tempat tinggal Andreas Lubitz dan kota tujuan penerbangan yang naas dari Barcelona.

Kantor kejaksaan, yang mengutip “dokumentasi medis yang relevan” sebagai dasar dari temuannya tersebut, menambahkan bahwa sejak menjalani perawatan, Lubitz tidak menunjukkan tanda-tanda akan bunuh diri ataupun perilaku agresif terhadap orang lain dalam kunjungan-kunjungan berikutnya ke dokter.

Pesawat Airbus A320 Germanwings jatuh di sebuah lokasi terpencil di Perancis bagian selatan Selasa lalu, menewaskan semua orang di dalamnya. Penyelidik berkeyakinan Lubitz, 27 tahun, mengunci kapten pesawat di luar kokpit dan membawa pesawat menukik tajam sebelum menghantam pegunungan Alpen.

Jaksa mengatakan, Senin, bahwa mereka belum menemukan bukti Lubitz merencanakan serangan tersebut, ataupun mengetahui motifnya.

“Belum ada sesuatu khusus yang muncul, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesionalnya, yang mungkin menjelaskan motifnya,” menurut pernyataan dari kejaksaan.

Seorang juru bicara bagi Lutfhansa, maskapai induk Germanwings, mengatakan catatan medis merupakan informasi rahasia antara dokter dan pasien, sehingga maskapai tersebut tidak mengetahui apa yang terkandung di dalamnya.

DI bawah hukum Jerman, perusahaan tidak memiliki akses terhadap dokumen medis pegawainya dan surat dokter bagi tempat kerja tidak pernah mencantumkan infomasi kondisi medis yang diderita.

Penyelidik Perancis mengatakan hari Senin mereka menggali sebuah rute ke arah lokasi jatuhnya pesawat untuk mempercepat berlangsungnya penyelidikan.

Kotak hitam kedua yang menyimpan data penerbangan belum ditemukan.

Kay Krakty, seorang anggota dewan maskapai Lufthansa mengatakan dalam sebuah acara televisi Minggu malam bahwa, karena pesawat jatuh berkeping-keping, terdapat kemungkinan penanda lokasi kotak hitam telah hancur dan tidak berfungsi selayaknya.

Tapi mereka masih berharap dapat menemukan kotak hitam kedua dengan menyisir lokasi secara seksama. (VOA)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/