30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Syamsul Arifin Makin Kritis

Jantungnya Dipasang Alat Pemicu

JAKARTA-Hingga hari ketiga dirawat di Rumah Sakit (RS) Jantung Harapan Kita, Jakarta Barat, kondisi kesehatan Gubernur Sumut nonaktif, Syamsul Arifin, makin kritis. Di tubuh Syamsul masih terpasang alat pacu jantung temporer (temporary pacamaker/TPM). Dalam dua hingga tiga hari ini, jika kondisi jantung mantan Bupati Langkat itu belum stabil, maka akan dipasang alat pacu jantung permanen (permanen pacmaker/PPM).

Kondisi kesehatan Syamsul tersebut disampaikan Samsul Huda, anggota tim kuasa hukum Syamsul, di hadapan majelis hakim pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) dalam persidangan perkara dugaan korupsi APBD Langkat, kemarin (30/5). Ketua majelis hakim Tjokorda Rae Suamba, langsung mengeluarkan surat penetapan penahanan Syamsul di rumah sakit, alias dibantarkan.

“Mengingat kondisi kesehatan terdakwa yang demikian, majelis hakim menetapkan pembantaran. Silakan disiapkan surat permohonan pembantaran,” demikian Tjokorda dalam persidangan singkat yang tanpa dihadiri Syamsul tersebut, setelah mendengarkan paparan Samsul Huda.

Tim kuasa hukum Syamsul sudah menyiapkan surat keterangan dokter, sekaligus surat permohonan pembantaran. Karenanya, penetapan pembantaran langsung dikeluarkan.

Tjokorda sempat bertanya, sampai kapan kira-kira Syamsul dirawat. Samsul Huda menjelaskan, tim dokter tidak memberikan keterangan kapan kiranya Syamsul sehat dan siap lagi untuk mengikuti persidangan. “Yang jelas kami berharap segera normal sehingga bisa mengikuti persidangan,” terang Samsul Huda.

Lantas, Tjokorda menjelaskan, persidangan dengan agenda pemeriksaan terdakwa, yakni Syamsul, tetap dijadwalkan pada Senin, 6 Juni 2011. Hanya saja, jika hingga tanggal tersebut kondisi kesehatan Syamsul belum membaik, maka pembantaran akan diperpanjang.

Abdul Hakim Siagian, aggota kuasa hukum Syamsul yang lain, menjelaskan, lantaran pihaknya sudah menyiapkan surat pembantaran, maka hakim langsung menetapkan izin pembantaran itu.

“Tadi langsung disetujui (begitu surat permohonan diserahkan ke hakim, red),” terang Abdul Hakim kepada wartawan. Sedang Rudy Alfonso, juga anggota pengacara Syamsul, menjelaskan, kemungkinan besar kliennya itu akan dipasang alat pacu jantung permanen (PPM).

Sejumlah pengunjung sidang rupanya banyak yang belum tahu mengenai kondisi Syamsul. Misalnya rombongan ulama dari Ponpes Tarikat Naqsabandiyah Langkat, yang dipimpin KH Syekh Hasyim Al Syarwan. Mereka datang ke Jakarta khusus untuk mengikuti persidangan Syamsul. Lantaran Syamsul tidak bisa mengikuti persidangan, rombongan para ulama berbaju gamis putih-putih itu langsung meluncur ke RS Harapan Kita.

Menurut Syekh Hasyim, dirinya sudah bertemu dengan Syamsul. “Kami datang untuk mendoakan beliau. Dan beliau minta selalu didoakan,” ujar ulama sepuh ini, sesaat setelah keluar dari ruang perawatan Syamsul, kemarin siang.
Sementara, KH Zulfiqar Jajar Lc menjelaskan, pihaknya datang rencananya untuk mengikuti sidang. Saat berangkat dari Medan, ulama bertubuh tegap ini mengaku belum tahu jika Syamsul dirawat di RS. Dijelaskan, pihaknya datang membesuk lantaran Syamsul menurutnya sosok yang punya hubungan baik dengan kalangan ulama, dan juga semua lapisan masyarakat.

Ketua Komisi Dakwah MUI Medan itu berharap, di saat Syamsul sedang sakit, maka konflik-konflik politik agar colling down dulu. “Kepada lawan-lawan politik beliau, saya berharap, maafkanlah jika ada kesalahan beliau, karena beliau sedang sakit,” imbuh KH Zulfiqar, yang datang ke RS bersama rombongan KH Syekh Hasyim.

Kondisi Syamsul sendiri belum banyak bicara dan lebih banyak tidur. Dia di ruang perawatan ditemani istrinya, juga menantunya yang juga dokter spesialis jantung. Suami putri Syamsul, Beby Ardiana, itu tampak keluar masuk ruang perawatan. Tidak banyak pengunjung yang diperkenankan masuk ke ruang perawatan. Di pintu masuk, ada kertas di tempel bertuliskan pemakluman agar pengunjung tidak perlu masuk karena pasien butuh istirahat total.

Saat Sumut Pos bersama beberapa wartawan lain bermaksud masuk, hanya diperkenankan satu saja sebagai perwakilan. Lewat wartawan yang punya kedekatan personal dengan Syamsul itulah, Syamsul titip salam kepada warga Sumut dan minta didoakan. “Beliau belum banyak bicara, ditemani istri,” ujar kawan wartawan itu, yang hanya beberapa menit saja di ruang rawat Syamsul. Para pembesuk yang lain hanya berdiri di depan pintu ruang rawat inap VIP kamar 1355 itu. (sam)

Jantungnya Dipasang Alat Pemicu

JAKARTA-Hingga hari ketiga dirawat di Rumah Sakit (RS) Jantung Harapan Kita, Jakarta Barat, kondisi kesehatan Gubernur Sumut nonaktif, Syamsul Arifin, makin kritis. Di tubuh Syamsul masih terpasang alat pacu jantung temporer (temporary pacamaker/TPM). Dalam dua hingga tiga hari ini, jika kondisi jantung mantan Bupati Langkat itu belum stabil, maka akan dipasang alat pacu jantung permanen (permanen pacmaker/PPM).

Kondisi kesehatan Syamsul tersebut disampaikan Samsul Huda, anggota tim kuasa hukum Syamsul, di hadapan majelis hakim pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) dalam persidangan perkara dugaan korupsi APBD Langkat, kemarin (30/5). Ketua majelis hakim Tjokorda Rae Suamba, langsung mengeluarkan surat penetapan penahanan Syamsul di rumah sakit, alias dibantarkan.

“Mengingat kondisi kesehatan terdakwa yang demikian, majelis hakim menetapkan pembantaran. Silakan disiapkan surat permohonan pembantaran,” demikian Tjokorda dalam persidangan singkat yang tanpa dihadiri Syamsul tersebut, setelah mendengarkan paparan Samsul Huda.

Tim kuasa hukum Syamsul sudah menyiapkan surat keterangan dokter, sekaligus surat permohonan pembantaran. Karenanya, penetapan pembantaran langsung dikeluarkan.

Tjokorda sempat bertanya, sampai kapan kira-kira Syamsul dirawat. Samsul Huda menjelaskan, tim dokter tidak memberikan keterangan kapan kiranya Syamsul sehat dan siap lagi untuk mengikuti persidangan. “Yang jelas kami berharap segera normal sehingga bisa mengikuti persidangan,” terang Samsul Huda.

Lantas, Tjokorda menjelaskan, persidangan dengan agenda pemeriksaan terdakwa, yakni Syamsul, tetap dijadwalkan pada Senin, 6 Juni 2011. Hanya saja, jika hingga tanggal tersebut kondisi kesehatan Syamsul belum membaik, maka pembantaran akan diperpanjang.

Abdul Hakim Siagian, aggota kuasa hukum Syamsul yang lain, menjelaskan, lantaran pihaknya sudah menyiapkan surat pembantaran, maka hakim langsung menetapkan izin pembantaran itu.

“Tadi langsung disetujui (begitu surat permohonan diserahkan ke hakim, red),” terang Abdul Hakim kepada wartawan. Sedang Rudy Alfonso, juga anggota pengacara Syamsul, menjelaskan, kemungkinan besar kliennya itu akan dipasang alat pacu jantung permanen (PPM).

Sejumlah pengunjung sidang rupanya banyak yang belum tahu mengenai kondisi Syamsul. Misalnya rombongan ulama dari Ponpes Tarikat Naqsabandiyah Langkat, yang dipimpin KH Syekh Hasyim Al Syarwan. Mereka datang ke Jakarta khusus untuk mengikuti persidangan Syamsul. Lantaran Syamsul tidak bisa mengikuti persidangan, rombongan para ulama berbaju gamis putih-putih itu langsung meluncur ke RS Harapan Kita.

Menurut Syekh Hasyim, dirinya sudah bertemu dengan Syamsul. “Kami datang untuk mendoakan beliau. Dan beliau minta selalu didoakan,” ujar ulama sepuh ini, sesaat setelah keluar dari ruang perawatan Syamsul, kemarin siang.
Sementara, KH Zulfiqar Jajar Lc menjelaskan, pihaknya datang rencananya untuk mengikuti sidang. Saat berangkat dari Medan, ulama bertubuh tegap ini mengaku belum tahu jika Syamsul dirawat di RS. Dijelaskan, pihaknya datang membesuk lantaran Syamsul menurutnya sosok yang punya hubungan baik dengan kalangan ulama, dan juga semua lapisan masyarakat.

Ketua Komisi Dakwah MUI Medan itu berharap, di saat Syamsul sedang sakit, maka konflik-konflik politik agar colling down dulu. “Kepada lawan-lawan politik beliau, saya berharap, maafkanlah jika ada kesalahan beliau, karena beliau sedang sakit,” imbuh KH Zulfiqar, yang datang ke RS bersama rombongan KH Syekh Hasyim.

Kondisi Syamsul sendiri belum banyak bicara dan lebih banyak tidur. Dia di ruang perawatan ditemani istrinya, juga menantunya yang juga dokter spesialis jantung. Suami putri Syamsul, Beby Ardiana, itu tampak keluar masuk ruang perawatan. Tidak banyak pengunjung yang diperkenankan masuk ke ruang perawatan. Di pintu masuk, ada kertas di tempel bertuliskan pemakluman agar pengunjung tidak perlu masuk karena pasien butuh istirahat total.

Saat Sumut Pos bersama beberapa wartawan lain bermaksud masuk, hanya diperkenankan satu saja sebagai perwakilan. Lewat wartawan yang punya kedekatan personal dengan Syamsul itulah, Syamsul titip salam kepada warga Sumut dan minta didoakan. “Beliau belum banyak bicara, ditemani istri,” ujar kawan wartawan itu, yang hanya beberapa menit saja di ruang rawat Syamsul. Para pembesuk yang lain hanya berdiri di depan pintu ruang rawat inap VIP kamar 1355 itu. (sam)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/