29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Dugaan Penyebab Hepatitis Misterius pada Anak Adenovirus F41, Virus yang Sangat Pintar

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Kemunculan hepatitis akut misterius yang saat ini menyerang anak-anak, menjadi perhatian dunia. Ada belasan negara, termasuk Indonesia melaporkan kasus tersebut. Di Sumut, ditemukan dua kasus suspek. Pertama, terjadi pada seorang anak berusia 2 tahun dan meninggal dunia. Kedua, pada bayi berumur 8 bulan yang kini masih dirawat intensif di RSUP H Adam Malik, Medan.

Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA),  jenis adenovirus yang disebut F41 diduga menjadi penyebab yang paling mungkin dari kasus hepatitis langka yang mendunia saat ini. Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP H Adam Malik Dr dr Fajrinur MKed (Paru) SpP(K) mengatakan, dari 228 kasus hepatitis misterius di dunia, 74 diantaranya diduga penyebabnya Adenovirus F41. “Virus ini sangat pintar karena tidak hanya menyerang liver, tetapi juga paru dan organ tubuh lainnya,” kata Fajrinur, baru-baru ini.

Dia juga mengatakan, tidak hanya anak-anak, virus ini tidak menutup kemungkinan bisa menular kepada orang dewasa dengan kondisi tubuhnya kurang baik. “Makanya, selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak sembarangan. Artinya, harus benar-benar diperhatikan tingkat kematangannya ketika dimasak,” ungkap Fajrinur.

Lebih lanjut dia mengatakan, dari 228 kasus hepatitis misterius itu juga, 17 kasus diantaranya membutuhkan transplantasi hati. “Kita sudah membentuk tim khusus yang menangani transplantasi hati, dan sudah pernah menangani 5 kasus pada tahun sebelum ini. Keberhasilan penanganan tim ini cukup baik yang bekerja sama dengan tim rumah sakit dari Korea Selatan. Artinya, jika memang ada kasus, tim tersebut siap bekerja secara maksimal. Dengan kata lain, transplantasi hati bisa dilakukan (di RSUP H Adam Malik), sebutnya.

Sementara itu, Ketua Tim Penanganan Pasien Hepatitis Akut Unknown RSUP Haji Adam Malik dr Ade Rachmat Yudiyanto MKed(Ped) SpA(K) menuturkan, penyakit hepatitis ada hubungannya dengan radang pada hati. Jika terkena pada anak-anak, maka erat kaitannya dengan saluran cerna. “Gejala yang menonjol di awal yakni flu perut, seperti sakit perut, mual, muntah, diare, lemas hingga hilang nafsu makan. Gejala-gejala ini sebenarnya tidak spesifik, karena semua orang yang terjangkit hepatitis maka mengalami gejala yang sama,” ujar dia.

Pertimbangkan Bentuk Satgas

Dugaan kasus penyebaran hepatitis akut misterius ini juga menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Terlebih lagi saat ini, terdapat satu pasien berusia 8 bulan yang diduga menderita penyakit tersebut dan hingga kini masih di rawat di RSUP H Adam Malik.

Untuk itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengaku akan berfokus untuk menangani dugaan kasus tersebut di Kota Medan. Saat disinggung mengenai rencana pembentukan Satgas khusus terkait hepatitis akut misterius itu, Bobby menyebutkan, hal itu akan dibahas lebih lanjut dengan melihat situasi penyebarannya. “Untuk hal ini (pembentukan satgas) akan kita lihat perkembangan selanjutnya,” ucap Bobby.

Bobby menyebutkan, saat ini Pemko Medan akan berfokus untuk memberikan edukasi mengenai penyakit yang kini sedang merebak di tengah masyarakat itu. “Yang pasti kita pertama kali memberikam informasi bagaimana cara penularan, pencegahan, dan ciri-cirinya. Itu yang paling penting dan kita akan berikan pengetahuan kepada masyarakat Kota Medan,” ujar Bobby.

Sementara itu, saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan mengaku sedang mendata rumah sakit untuk pasien anak yang kemungkinan memiliki gejala penyakit Hepatitis akut ini. Apalagi sebelumnya, Kadis Kesehatan Sumut Ismail Lubis telah meminta agar semua rumah sakit di Kota Medan dapat menjadi rujukan dalam penanganan Hepatitis akut misterius ini.

Sebelumnya diberitakan, Seorang anak yang diduga mengalami gejala hepatitis akut misterius meninggal dunia di Rumah Sakit Elizabeth Medan. Diduga, anak berusia dua tahun itu meninggal dunia pada Selasa (10/5) kemarin.

Ditanyai mengenai hal tersebut, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, Dr Pocut Fatima Fitri mengaku belum mendapat adanya informasi tersebut.

Pocut justru mengaku, bahwa hingga saat ini hanya ada satu pasien yang diduga terkena penyakit hepatitis misterius, dan saat ini pasien berusia 8 bulan itu masih di rawat di RSUP H Adam Malik Medan. Ia juga mengakui bahwa saat ini satu pasien anak yang dimaksud memang sudah dalam kondisi yang cukup berat.

Untuk itu, Pocut menghimbau agar masyarakat Kota Medan dapat menjaga pola hidup sehat dan bersih. “Ciri-ciri penyakit hepatitis ini demam kuning, diare, badan lemas. Bah ini kebanyakan karena pola makan yang tidak di jaga kebersihan dan kematangannya,” terangnya.

Pocut juga meminta agar setiap orangtua dapat melihat betul apa yang masuk ke dalam mulut anak. “Jika belum vaksin hepatitis a dan b untuk anak usia 0 – 5 tahun, kita sarankan untuk segera vaksin ke Posyandu. Jangan biarkan anak makan jajan sembarangan, dan tolong perhatikan betul cara kita mengelola makanan di rumah agar tetap bersih dan sehat,” pungkasnya. (ris/map)

MEDAN,SUMUTPOS.CO – Kemunculan hepatitis akut misterius yang saat ini menyerang anak-anak, menjadi perhatian dunia. Ada belasan negara, termasuk Indonesia melaporkan kasus tersebut. Di Sumut, ditemukan dua kasus suspek. Pertama, terjadi pada seorang anak berusia 2 tahun dan meninggal dunia. Kedua, pada bayi berumur 8 bulan yang kini masih dirawat intensif di RSUP H Adam Malik, Medan.

Menurut Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA),  jenis adenovirus yang disebut F41 diduga menjadi penyebab yang paling mungkin dari kasus hepatitis langka yang mendunia saat ini. Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP H Adam Malik Dr dr Fajrinur MKed (Paru) SpP(K) mengatakan, dari 228 kasus hepatitis misterius di dunia, 74 diantaranya diduga penyebabnya Adenovirus F41. “Virus ini sangat pintar karena tidak hanya menyerang liver, tetapi juga paru dan organ tubuh lainnya,” kata Fajrinur, baru-baru ini.

Dia juga mengatakan, tidak hanya anak-anak, virus ini tidak menutup kemungkinan bisa menular kepada orang dewasa dengan kondisi tubuhnya kurang baik. “Makanya, selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak sembarangan. Artinya, harus benar-benar diperhatikan tingkat kematangannya ketika dimasak,” ungkap Fajrinur.

Lebih lanjut dia mengatakan, dari 228 kasus hepatitis misterius itu juga, 17 kasus diantaranya membutuhkan transplantasi hati. “Kita sudah membentuk tim khusus yang menangani transplantasi hati, dan sudah pernah menangani 5 kasus pada tahun sebelum ini. Keberhasilan penanganan tim ini cukup baik yang bekerja sama dengan tim rumah sakit dari Korea Selatan. Artinya, jika memang ada kasus, tim tersebut siap bekerja secara maksimal. Dengan kata lain, transplantasi hati bisa dilakukan (di RSUP H Adam Malik), sebutnya.

Sementara itu, Ketua Tim Penanganan Pasien Hepatitis Akut Unknown RSUP Haji Adam Malik dr Ade Rachmat Yudiyanto MKed(Ped) SpA(K) menuturkan, penyakit hepatitis ada hubungannya dengan radang pada hati. Jika terkena pada anak-anak, maka erat kaitannya dengan saluran cerna. “Gejala yang menonjol di awal yakni flu perut, seperti sakit perut, mual, muntah, diare, lemas hingga hilang nafsu makan. Gejala-gejala ini sebenarnya tidak spesifik, karena semua orang yang terjangkit hepatitis maka mengalami gejala yang sama,” ujar dia.

Pertimbangkan Bentuk Satgas

Dugaan kasus penyebaran hepatitis akut misterius ini juga menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemko) Medan. Terlebih lagi saat ini, terdapat satu pasien berusia 8 bulan yang diduga menderita penyakit tersebut dan hingga kini masih di rawat di RSUP H Adam Malik.

Untuk itu, Wali Kota Medan Bobby Nasution mengaku akan berfokus untuk menangani dugaan kasus tersebut di Kota Medan. Saat disinggung mengenai rencana pembentukan Satgas khusus terkait hepatitis akut misterius itu, Bobby menyebutkan, hal itu akan dibahas lebih lanjut dengan melihat situasi penyebarannya. “Untuk hal ini (pembentukan satgas) akan kita lihat perkembangan selanjutnya,” ucap Bobby.

Bobby menyebutkan, saat ini Pemko Medan akan berfokus untuk memberikan edukasi mengenai penyakit yang kini sedang merebak di tengah masyarakat itu. “Yang pasti kita pertama kali memberikam informasi bagaimana cara penularan, pencegahan, dan ciri-cirinya. Itu yang paling penting dan kita akan berikan pengetahuan kepada masyarakat Kota Medan,” ujar Bobby.

Sementara itu, saat ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan mengaku sedang mendata rumah sakit untuk pasien anak yang kemungkinan memiliki gejala penyakit Hepatitis akut ini. Apalagi sebelumnya, Kadis Kesehatan Sumut Ismail Lubis telah meminta agar semua rumah sakit di Kota Medan dapat menjadi rujukan dalam penanganan Hepatitis akut misterius ini.

Sebelumnya diberitakan, Seorang anak yang diduga mengalami gejala hepatitis akut misterius meninggal dunia di Rumah Sakit Elizabeth Medan. Diduga, anak berusia dua tahun itu meninggal dunia pada Selasa (10/5) kemarin.

Ditanyai mengenai hal tersebut, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Kota Medan, Dr Pocut Fatima Fitri mengaku belum mendapat adanya informasi tersebut.

Pocut justru mengaku, bahwa hingga saat ini hanya ada satu pasien yang diduga terkena penyakit hepatitis misterius, dan saat ini pasien berusia 8 bulan itu masih di rawat di RSUP H Adam Malik Medan. Ia juga mengakui bahwa saat ini satu pasien anak yang dimaksud memang sudah dalam kondisi yang cukup berat.

Untuk itu, Pocut menghimbau agar masyarakat Kota Medan dapat menjaga pola hidup sehat dan bersih. “Ciri-ciri penyakit hepatitis ini demam kuning, diare, badan lemas. Bah ini kebanyakan karena pola makan yang tidak di jaga kebersihan dan kematangannya,” terangnya.

Pocut juga meminta agar setiap orangtua dapat melihat betul apa yang masuk ke dalam mulut anak. “Jika belum vaksin hepatitis a dan b untuk anak usia 0 – 5 tahun, kita sarankan untuk segera vaksin ke Posyandu. Jangan biarkan anak makan jajan sembarangan, dan tolong perhatikan betul cara kita mengelola makanan di rumah agar tetap bersih dan sehat,” pungkasnya. (ris/map)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/