Ribuan buruh yang menumpuk memadati Jalan Pelabuhan Raya, Belawan tidak hanya membuat aktivitas kerja saja yang terhenti, namun para siswa yang sedang memasuki masa ujian di sejumlah sekolah juga terganggu. Pasalnya, akses ke sekolah mereka diblokir, angkutan kota (angkot) pun tak beroperasi. Terpaksa para siswa harus jalan kaki hingga mencapai dua kilometer.
Muhammad Ilham (16), siswa kelas tiga SMA Hangtuah mengatakan, biasa setiap hari dirinya selalu menggunakan jasa angkot dari rumahnya di Bagandeli, Belawan untuk menuju ke sekolahnya. “Kami masuk siang Bang dan nggak tahu kalau ada demo, padahal hari ini kami mau ujian sudah pastilah terlambat tiba ke sekolah untuk mengikuti ujian,” keluhnya.
Kejadian yang sama juga menimpa, Yogi Harahap (13). Siswa kelas dua SMP ini juga mengeluhkan terjadinya penutupan seluruh akses jalan. “Tadi sudah kepikiran mau pulang lagi ke rumah, tapi karena ini hari ujian,” ungkapnya.
Kenyataan ini juga membuat sopir angkot merugi. “Kita mengalami kerugian atas demo buruh yang terjadi beberapa hari untuk meminta kenaikkan UMP Sumut,” ucap MG Munthe Ketua Organda Medan, kemarin.
Menurut GM aksi buruh terus berkelanjutan tanpa ada penyelesaian yang dilakukan Provsu membuat pihaknya rugi besar. Pasalnya, armada Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) tertahan, baik armada yang hendak masuk ke Kota Medan maupun sebaliknya. “Angkutan tertahan dan penumpang terlantar,” sebutnya.
Organda Medan juga mengancam kalau tidak segera dilakukan penyelesaian UMP , mereka akan stop operasi dan ikut gerakan aksi buruh.(mag-17/gus)