25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sejarah PKS pun Berubah

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok mengakui bahwa nasib suatu partai politik sangat dipengaruhi oleh persepsi publik. Namun, persepsi itu dapat berubah dalam sekejap dan tidak terduga.

Ia mencontohkan apa yang terjadi pada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) baru-baru ini. Kasus suap terkait kuota impor daging sapi dengan tersangka mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, telah merubah persepsi publik terhadap partai Islam itu dalam sekejap.

“Tadinya saya iri pada PKS. Mereka punya kader militan yang solid dan sangat baik dalam mengelola isu, saya pikir kita ga akan mungkin bersaing. Tapi sejarah berubah gara-gara sapi,” ujar Mubarok di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, beberapa hari setelah Luthfi ditangkap.

Karena itu, lanjutnya, Demokrat memilih untuk mengutamakan kerja nyata dibandingkan mengejar opini publik. Pasalnya, tanpa dilandasi kerja nyata persepsi publik yang baik lama kelamaan pasti akan hilang.

“Persepsi sebersih apapun seputih apapun kalau tidak didasari kebenaran, kecipratan tahi sapi sedikit pasti langsung kelihatan jelas,” kata Mubarok sambil tertawa.

“Kalau Demokrat kan biru jadi kalau kecipratan tidak terlalu kelihatan,” tambahnya lagi. (dil/jpnn)

Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok mengakui bahwa nasib suatu partai politik sangat dipengaruhi oleh persepsi publik. Namun, persepsi itu dapat berubah dalam sekejap dan tidak terduga.

Ia mencontohkan apa yang terjadi pada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) baru-baru ini. Kasus suap terkait kuota impor daging sapi dengan tersangka mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, telah merubah persepsi publik terhadap partai Islam itu dalam sekejap.

“Tadinya saya iri pada PKS. Mereka punya kader militan yang solid dan sangat baik dalam mengelola isu, saya pikir kita ga akan mungkin bersaing. Tapi sejarah berubah gara-gara sapi,” ujar Mubarok di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, beberapa hari setelah Luthfi ditangkap.

Karena itu, lanjutnya, Demokrat memilih untuk mengutamakan kerja nyata dibandingkan mengejar opini publik. Pasalnya, tanpa dilandasi kerja nyata persepsi publik yang baik lama kelamaan pasti akan hilang.

“Persepsi sebersih apapun seputih apapun kalau tidak didasari kebenaran, kecipratan tahi sapi sedikit pasti langsung kelihatan jelas,” kata Mubarok sambil tertawa.

“Kalau Demokrat kan biru jadi kalau kecipratan tidak terlalu kelihatan,” tambahnya lagi. (dil/jpnn)

Artikel Terkait

Tragedi Akhir Tahun si Logo Merah

Incar Bule karena Hasil Lebih Besar

Baru Mudik Usai Lebaran

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/