26.7 C
Medan
Sunday, May 5, 2024

Empat Bangkai Kapal Bahayakan Pelayaran di Laut Belawan

Kapal Motor Famili tenggelam usai menabrak bangkai kapal di Perairan Belawan, Sumut, beberapa waktu lalu.
Kapal Motor Famili tenggelam usai menabrak bangkai kapal di Perairan Belawan, Sumut, beberapa waktu lalu.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 4 bangkai kapal yang sudah menahun karam, sampai kini masih teronggok di dasar Laut Belawan. Baik pemilik kapal maupun Syahbandar, belum melakukan evakuasi. Padahal, bangkai kapal itu telah memakan korban, termasuk kapal perang TNI AL dan kapal Bea Cukai.

Kepala Humas Syahbandar Pelabuhan Belawan, Wasfina mengatakan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan laut, pihaknya sudah memberikan tanda sebagai rambu, agar kapal yang berlayar tidak melintasi perairan tersebut.

“Kami sudah beri tanda atau rambu laut, seperti di sekitar perairan Bouy 2, atau posisi tepatnya 03’-52’-25’ U dan 098’-45’-33’ T,” ungkap Wasfina, Jumat (28/10) lalu.

Menurut Wasfina, kecelakaan laut yang pernah terjadi, termasuk terhadap kapal perang KRI Pati Unus 384 milik TNI AL, dan kapal patroli Bea Cukai BC 7003 hingga nyaris karam pada 2016 ini, disebabkan nahkoda kapal tak mematuhi rambu-rambu. “Kadang nahkoda kapal saat berlayar tidak mematuhinya. Itu yang menyebabkan terjadi kecelakaan laut,” jelasnya.

Semula, kapal yang tenggelam di sekitar Bouy 2 perairan Belawan hanya KM Isa Winner dan KM Sejahtera Lestari. Kedua kapal ini karam pada 2013 dan 2014 lalu, setelah ditinggal awak kapalnya. Belakangan kapal jenis tug boat ikut karam usai menabrak bangkai kapal KM Sejahtera Lestari.

Di 2015, kecelakaan serupa terulang kembali terhadap KM Kumala Endah. Dalam insiden laut dimaksud, bukan hanya mengakibatkan kapal tenggelam, tapi sebanyak 9 orang anak buah kapal (ABK) ditemukan tewas. “Kalau nahkoda kapal mematuhi rambu, maka kecelakaan laut dipastikan tidak akan terjadi,” kata Wasfina.

Meski demikian, lanjut Wasfina, terkait kejadian tersebut, pihak Syahbandar Belawan sebelumnya telah melayangkan surat, yang ditujukan kepada perusahaan pemilik kapal di Surabaya dan Jakarta, agar mengangkat bangkai kapal, sehingga tidak mengganggu pelayaran. “Sudah disurati, agar mengangkat bangkai kapal. Tapi hingga saat ini belum ada tanggapan dari kedua perusahaan pelayaran tersebut,” ungkapnya.

Ia menuturkan, jika nantinya pemilik kapal tenggelam tidak kunjung mengevakuasi bangkai kapal. Maka pemerintah melalui Syahbandar akan melakukan pengangkatan sendiri. “Pengajuan ke pemerintah sudah dilakukan. Tinggal menunggu realisasinya,” pungkas Wasfina. (rul/saz)

Kapal Motor Famili tenggelam usai menabrak bangkai kapal di Perairan Belawan, Sumut, beberapa waktu lalu.
Kapal Motor Famili tenggelam usai menabrak bangkai kapal di Perairan Belawan, Sumut, beberapa waktu lalu.

BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 4 bangkai kapal yang sudah menahun karam, sampai kini masih teronggok di dasar Laut Belawan. Baik pemilik kapal maupun Syahbandar, belum melakukan evakuasi. Padahal, bangkai kapal itu telah memakan korban, termasuk kapal perang TNI AL dan kapal Bea Cukai.

Kepala Humas Syahbandar Pelabuhan Belawan, Wasfina mengatakan, untuk mencegah terjadinya kecelakaan laut, pihaknya sudah memberikan tanda sebagai rambu, agar kapal yang berlayar tidak melintasi perairan tersebut.

“Kami sudah beri tanda atau rambu laut, seperti di sekitar perairan Bouy 2, atau posisi tepatnya 03’-52’-25’ U dan 098’-45’-33’ T,” ungkap Wasfina, Jumat (28/10) lalu.

Menurut Wasfina, kecelakaan laut yang pernah terjadi, termasuk terhadap kapal perang KRI Pati Unus 384 milik TNI AL, dan kapal patroli Bea Cukai BC 7003 hingga nyaris karam pada 2016 ini, disebabkan nahkoda kapal tak mematuhi rambu-rambu. “Kadang nahkoda kapal saat berlayar tidak mematuhinya. Itu yang menyebabkan terjadi kecelakaan laut,” jelasnya.

Semula, kapal yang tenggelam di sekitar Bouy 2 perairan Belawan hanya KM Isa Winner dan KM Sejahtera Lestari. Kedua kapal ini karam pada 2013 dan 2014 lalu, setelah ditinggal awak kapalnya. Belakangan kapal jenis tug boat ikut karam usai menabrak bangkai kapal KM Sejahtera Lestari.

Di 2015, kecelakaan serupa terulang kembali terhadap KM Kumala Endah. Dalam insiden laut dimaksud, bukan hanya mengakibatkan kapal tenggelam, tapi sebanyak 9 orang anak buah kapal (ABK) ditemukan tewas. “Kalau nahkoda kapal mematuhi rambu, maka kecelakaan laut dipastikan tidak akan terjadi,” kata Wasfina.

Meski demikian, lanjut Wasfina, terkait kejadian tersebut, pihak Syahbandar Belawan sebelumnya telah melayangkan surat, yang ditujukan kepada perusahaan pemilik kapal di Surabaya dan Jakarta, agar mengangkat bangkai kapal, sehingga tidak mengganggu pelayaran. “Sudah disurati, agar mengangkat bangkai kapal. Tapi hingga saat ini belum ada tanggapan dari kedua perusahaan pelayaran tersebut,” ungkapnya.

Ia menuturkan, jika nantinya pemilik kapal tenggelam tidak kunjung mengevakuasi bangkai kapal. Maka pemerintah melalui Syahbandar akan melakukan pengangkatan sendiri. “Pengajuan ke pemerintah sudah dilakukan. Tinggal menunggu realisasinya,” pungkas Wasfina. (rul/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/