25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Harga Cabai Turun, Kebutuhan Pokok Aman

Wali Kota Medan Sidak ke Pasar

Memasuki pertengahan bulan Ramadan 1433 H, harga bahan kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional Kota Medan masih normal. Begitu juga dengan harga daging sapi, kambing dan ayam serta sayur-sayuran. Selain harga, stok kebutuhannya masih aman.

KUNJUNGI: Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM didampingi Wakil Wali Kota Medan Drs HT  Dzulmi Eldin MSi mengunjungi pasar tradisional untuk memantau harga-harga kebutuhan pokok, seperti daging // redianto/sumut pos
KUNJUNGI: Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM didampingi Wakil Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin MSi mengunjungi pasar tradisional untuk memantau harga-harga kebutuhan pokok, seperti daging // redianto/sumut pos

Kondisi kestabilan harga-harga itu diketahui saat Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Medan meninjau harga-harga kebutuhan pokok di pasar tradisional Petisah dan Sikambing Medan, Kamis (2/8).

Rahudman mengatakan, meski harga tetap stabil, tapi harus diantisipasi karena secara tiba-tiba harga bisa melonjak akibat adanya penimbunan. Hal ini semestinya menjadi perhatian semua pihak agar tak para spekulan tak semena-mena memainkan harga cabai.

Dia menyampaikan, saat peninjauan ini harga-harga tidak mengalami kenaikan yang signifikan, bahkan harga cabai merah mengalami penurunan pada saat sebelum puasa dan berada di kisaran harga Rp40 ribu perkilogram, kini hanya Rp24 ribu per kilogram.

Menurut dia, penurunan harga yang terjadi seperti cabai merah dikarenakan di Tanah Karo sebagai sentra penghasil cabai sedang panas, sehingga hasil produksi kurang maksimal. Di tengah kondisi itu, pasokan cabai merah dari Pulau Jawa dan Aceh masuk. Kondisi tersebut menyebabkan harga cabai tidak hanya normal, melainkan mengalami penurunan drastis.

“Saya tadi sempat berbincang ke pedagang, tadi pagi saat melakukan pembelian cabai merah, harganya cuma Rp20 per kilogram. Tentunya, pedagang itu akan menjual cabai merah dengan harga lebih murah lagi,”ungkapnya.

Orang nomor satu di Pemko Medan itu menyebutkan, seluruh pasokan baik bahan kebutuhan pokok, daging maupun sayur-sayuran sejauh ini masih aman. Apalagi beras, harganya juga masih stabil. Ditambah lagi pihak Bulog setiap harinya menyediakan beras premium di beberapa pasar tradisional dengan harga relatif murah yakni di kisaran Rp7.500 per kilogram. Tentunya, kehadiran beras premium membantu sekali bagi warga menengah ke bawah.

Mengetahui secara pasti harga-harga stabil, Rahudman menyatakan akan tetap menjaga harga dan terus menggelar pasar murah, kemudian TPID juga terus melakukan pemantauan dan mengontrol para distributor, sehingga terus menerus turun langsung ke lapangan sehingga kestabilan harga tetap terjaga.

“Kota Medan saat ini menjadi ukuran bagi daerah lain terkait inflasi dan devaluasi harga. Pasalnya, 83 persen Kota Medan sebagai penentu inflasi di Sumut. Artinya, kalau Kota Medan baik maka kondisi inflasi di Sumut akan bagus,” kata Wali Kota didampingi Ketua Tim Kerja TPID Michael Budi Satrio dari Bank Indonesia dan Agus dari Subdivre Bulog Kota Medan.

Pada kesempatan itu, Rahudman meminta seluruh distributor untuk mengeluarkan seluruh stok bahan kebutuhan pokok, sehingga tidak dilakukan penyimpanan-penyimpanan barang. Cara itu sangat penting dilakukan demi menjaga kestabilan harga. Dengan demikian, masyarakat yang melaksanakan ibadah puasa dan menyambut hari raya Idul Fitri bisa merasa lebih tenang.

Dalam kunjungan di Pasar Petisah bersama Wakil Wali Kota Drs HT Dzulmi Eldin MSi beserta TPID Kota Medan serta didampingi sejumlah pimpinan SKPD, Wali Kota Medan sempat bercengkramah untuk menanyakan harga, termasuk berkomunikasi dengan beberapa warga yang tengah berbelanja.
Setelah itu, kunjungan dilakukan ke Pasar Sikambing. Di tempat itu, pedagang bahan kebutuhan pokok masih mengeluhkan harga gula pasir yang masih berada di level Rp13 ribu per kilogram. Kemudian, pedagang emas juga disamperin Wali Kota Medan untuk menanyakan tingkat beli maupun jual masyarakat terkait dengan mendekatinya hari raya Idul Fitri.

Kunjungan tak berhenti di pasar tradisional, wali kota berserta rombongan mengunjungi Lotte Mart di Jalan Gatot Subroto. Peninjauan dilakukan untuk membandingkan harga di pasar tradisional dengan pusat perbelanjaan tersebut. Ternyata dari tempat itu ditemukan disparitas harga gula pasir selisihnya dengan pasar tradisional hampir Rp.1.000 per kilogram, karena di Lotte Mart, harga gula pasir terendah hanya Rp12.085 per kilogram.
Bukan itu saja, Wali Kota Medan juga mengunjungi pabrik pembuatan tahu di Jalan Rumah Potong Hewan di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli. Peninjauan dilakukan dilakukan untuk melihat langsung produktifitas pabrik tahu yang  murni dilakoni  pelaku Unit Mikro Kecil Menengah (UMKM) di tengah melejitnya harga kedelai. (gus)

Redam Inflasi Jelang Idul Fitri

Harga bahan kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional Kota Medan masih dalam kondisi normal. Baik harga daging, ayam, kambing maupun sapi serta sayur-sayuran masih seperti biasa. Artinya, tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Tim Ahli Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut, Mikael Budysatrio, Kamis (2/8). Menurut dia, inflasi menjelang hari raya Idul Fitri perlu diantisipasi, baik itu dari belanja kebutuhan pokok dan transportasi. “Inilah yang penting dipantau harganya, sehingga inflasi tak semakin tinggi di Sumut,” katanya.

Dia menyampaikan, inspeksi mendadak (sidak) ke pasar tradisional mengetahui komoditas kebutuhan pokok untuk menjelang lebaran cukup bahkan berlebih. “Kita meninjau ke pedagang, dan mewawancarai, ternyata persedian kebutuhan pokok masih banyak,” ujar pria yang akrab disapa Mika.
Dia menejelaskan, salah satu produk yang mengalami kenaikan harga adalah cabai merah saat jelang puasa. Tapi saat sidak, harga cabe sudah turun hingga Rp15 ribu.  Sedangkan harga gula masih fluaktif atau naik turun.

“Gula yang belum tahu kepastian harganya. Masih naik turun,” tambahnya.  Untuk mencegah kenaikan harga tersebut, nantinya diperhatikan distribusi barang dari daerah. Seperti cabe yang mayoritas dari Tanah Karo, jadi akan diperhatikan jalur distribusi, keadaan jalan.
Dengan demikian, fokus TPID nantinya adalah di ongkos angkutan. Baik darat maupun udara. Karena penyumbang inflasi tertinggi pada Juli kemarin berasal dari Angkutan Udara. “Kalau ongkos angkutan dapat ditekan, inflasi daerah mungkin berkurang, sehingga dapat mengurangi inflasi provinsi. Karena Sumut adalah inflasi tertinggi no 3 di Sumatera,” sebutnya. (ram)

Wali Kota Medan Sidak ke Pasar

Memasuki pertengahan bulan Ramadan 1433 H, harga bahan kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional Kota Medan masih normal. Begitu juga dengan harga daging sapi, kambing dan ayam serta sayur-sayuran. Selain harga, stok kebutuhannya masih aman.

KUNJUNGI: Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM didampingi Wakil Wali Kota Medan Drs HT  Dzulmi Eldin MSi mengunjungi pasar tradisional untuk memantau harga-harga kebutuhan pokok, seperti daging // redianto/sumut pos
KUNJUNGI: Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM didampingi Wakil Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin MSi mengunjungi pasar tradisional untuk memantau harga-harga kebutuhan pokok, seperti daging // redianto/sumut pos

Kondisi kestabilan harga-harga itu diketahui saat Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Medan meninjau harga-harga kebutuhan pokok di pasar tradisional Petisah dan Sikambing Medan, Kamis (2/8).

Rahudman mengatakan, meski harga tetap stabil, tapi harus diantisipasi karena secara tiba-tiba harga bisa melonjak akibat adanya penimbunan. Hal ini semestinya menjadi perhatian semua pihak agar tak para spekulan tak semena-mena memainkan harga cabai.

Dia menyampaikan, saat peninjauan ini harga-harga tidak mengalami kenaikan yang signifikan, bahkan harga cabai merah mengalami penurunan pada saat sebelum puasa dan berada di kisaran harga Rp40 ribu perkilogram, kini hanya Rp24 ribu per kilogram.

Menurut dia, penurunan harga yang terjadi seperti cabai merah dikarenakan di Tanah Karo sebagai sentra penghasil cabai sedang panas, sehingga hasil produksi kurang maksimal. Di tengah kondisi itu, pasokan cabai merah dari Pulau Jawa dan Aceh masuk. Kondisi tersebut menyebabkan harga cabai tidak hanya normal, melainkan mengalami penurunan drastis.

“Saya tadi sempat berbincang ke pedagang, tadi pagi saat melakukan pembelian cabai merah, harganya cuma Rp20 per kilogram. Tentunya, pedagang itu akan menjual cabai merah dengan harga lebih murah lagi,”ungkapnya.

Orang nomor satu di Pemko Medan itu menyebutkan, seluruh pasokan baik bahan kebutuhan pokok, daging maupun sayur-sayuran sejauh ini masih aman. Apalagi beras, harganya juga masih stabil. Ditambah lagi pihak Bulog setiap harinya menyediakan beras premium di beberapa pasar tradisional dengan harga relatif murah yakni di kisaran Rp7.500 per kilogram. Tentunya, kehadiran beras premium membantu sekali bagi warga menengah ke bawah.

Mengetahui secara pasti harga-harga stabil, Rahudman menyatakan akan tetap menjaga harga dan terus menggelar pasar murah, kemudian TPID juga terus melakukan pemantauan dan mengontrol para distributor, sehingga terus menerus turun langsung ke lapangan sehingga kestabilan harga tetap terjaga.

“Kota Medan saat ini menjadi ukuran bagi daerah lain terkait inflasi dan devaluasi harga. Pasalnya, 83 persen Kota Medan sebagai penentu inflasi di Sumut. Artinya, kalau Kota Medan baik maka kondisi inflasi di Sumut akan bagus,” kata Wali Kota didampingi Ketua Tim Kerja TPID Michael Budi Satrio dari Bank Indonesia dan Agus dari Subdivre Bulog Kota Medan.

Pada kesempatan itu, Rahudman meminta seluruh distributor untuk mengeluarkan seluruh stok bahan kebutuhan pokok, sehingga tidak dilakukan penyimpanan-penyimpanan barang. Cara itu sangat penting dilakukan demi menjaga kestabilan harga. Dengan demikian, masyarakat yang melaksanakan ibadah puasa dan menyambut hari raya Idul Fitri bisa merasa lebih tenang.

Dalam kunjungan di Pasar Petisah bersama Wakil Wali Kota Drs HT Dzulmi Eldin MSi beserta TPID Kota Medan serta didampingi sejumlah pimpinan SKPD, Wali Kota Medan sempat bercengkramah untuk menanyakan harga, termasuk berkomunikasi dengan beberapa warga yang tengah berbelanja.
Setelah itu, kunjungan dilakukan ke Pasar Sikambing. Di tempat itu, pedagang bahan kebutuhan pokok masih mengeluhkan harga gula pasir yang masih berada di level Rp13 ribu per kilogram. Kemudian, pedagang emas juga disamperin Wali Kota Medan untuk menanyakan tingkat beli maupun jual masyarakat terkait dengan mendekatinya hari raya Idul Fitri.

Kunjungan tak berhenti di pasar tradisional, wali kota berserta rombongan mengunjungi Lotte Mart di Jalan Gatot Subroto. Peninjauan dilakukan untuk membandingkan harga di pasar tradisional dengan pusat perbelanjaan tersebut. Ternyata dari tempat itu ditemukan disparitas harga gula pasir selisihnya dengan pasar tradisional hampir Rp.1.000 per kilogram, karena di Lotte Mart, harga gula pasir terendah hanya Rp12.085 per kilogram.
Bukan itu saja, Wali Kota Medan juga mengunjungi pabrik pembuatan tahu di Jalan Rumah Potong Hewan di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli. Peninjauan dilakukan dilakukan untuk melihat langsung produktifitas pabrik tahu yang  murni dilakoni  pelaku Unit Mikro Kecil Menengah (UMKM) di tengah melejitnya harga kedelai. (gus)

Redam Inflasi Jelang Idul Fitri

Harga bahan kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional Kota Medan masih dalam kondisi normal. Baik harga daging, ayam, kambing maupun sapi serta sayur-sayuran masih seperti biasa. Artinya, tidak mengalami kenaikan yang signifikan.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Tim Ahli Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumut, Mikael Budysatrio, Kamis (2/8). Menurut dia, inflasi menjelang hari raya Idul Fitri perlu diantisipasi, baik itu dari belanja kebutuhan pokok dan transportasi. “Inilah yang penting dipantau harganya, sehingga inflasi tak semakin tinggi di Sumut,” katanya.

Dia menyampaikan, inspeksi mendadak (sidak) ke pasar tradisional mengetahui komoditas kebutuhan pokok untuk menjelang lebaran cukup bahkan berlebih. “Kita meninjau ke pedagang, dan mewawancarai, ternyata persedian kebutuhan pokok masih banyak,” ujar pria yang akrab disapa Mika.
Dia menejelaskan, salah satu produk yang mengalami kenaikan harga adalah cabai merah saat jelang puasa. Tapi saat sidak, harga cabe sudah turun hingga Rp15 ribu.  Sedangkan harga gula masih fluaktif atau naik turun.

“Gula yang belum tahu kepastian harganya. Masih naik turun,” tambahnya.  Untuk mencegah kenaikan harga tersebut, nantinya diperhatikan distribusi barang dari daerah. Seperti cabe yang mayoritas dari Tanah Karo, jadi akan diperhatikan jalur distribusi, keadaan jalan.
Dengan demikian, fokus TPID nantinya adalah di ongkos angkutan. Baik darat maupun udara. Karena penyumbang inflasi tertinggi pada Juli kemarin berasal dari Angkutan Udara. “Kalau ongkos angkutan dapat ditekan, inflasi daerah mungkin berkurang, sehingga dapat mengurangi inflasi provinsi. Karena Sumut adalah inflasi tertinggi no 3 di Sumatera,” sebutnya. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/