32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Drainase Tersumbat hingga Sampah Menumpuk di Sungai

Warga Jalan Kuali dan Jalan Cangkir Keluhkan Banjir

Medan – Tidak berfungsinya saluran drainase kembali menjadi keluhan warga. Kali ini, warga yang tinggal di Jalan Kuali, Kelurahan Sei Putih, Kecamatan Medan Petisah mengeluh soal saluran drainase tersumbat oleh timbunan tanah. Akibatnya, jika hujan terjadi genangan air.

GOTONG-ROYONG:Warga bergotong-royong bersihkan parit  Kecamatan Medan Sunggal, belum lama ini.
GOTONG-ROYONG:Warga bergotong-royong bersihkan parit di Kecamatan Medan Sunggal, belum lama ini.

Jhoni Purba, warga setempat mengatakan, sejak tahun lalu di wilayahnya rawan banjir, terutama ketika hujan. Genangan air bisa mencapai 30 cm. Banjir juga disebabkan akibat drainase tersumbat oleh bangunan rumah milik warga. “Ini disebabkan karena saluran air yang mengalir ke Jalan Poso terhambat oleh rumah warga yang menutupi parit,” ujar Jhoni kesal.

Keluhan senada juga diungkap Ida, warga setempat lainnya. Sejak lama di depan rumahnya selalu terjadi banjir usai hujan. Penyebab genangan itu karena air tidak sepenuhnya bisa mengalir ke sungai kecil. “ Saluran drainase terputus di dekat rumah saya. Banjir makin parah akibat tumpukan sampah di sungai” kata Ida.

Selain itu, lanjut Ida, kostruksi jalan yang rendah juga menjadi penyebab genangan air. “Warga pernah melaporkan kondisi itu kepada kepling. Tapi hingga sekarang belum ada tindaklanjutnya,” kata Ida lagi.

Kepala Lingkungan VIII Jekwel Pardede mengakui, warganya banyak mengeluh soal drainase dan banjir. “Mau bagaimana lagi, warga susah kalau diajak gotong-royong untuk mengatasi banjir. Alasannya mereka sibuk dengan aktivitas pekerjaannya masing-masing,” ujar Jekwel.

Sementara itu, persoalan banjir juga dialami warga di Jalan Cangkir Medan, Kelurahan Sei Putih Tengah, Kecamatan Medan Petisah. Warga di wilayah tersebut sering mendapat kiriman air dari sungai yang meluap di Kelurahan Sei Putih Barat.

Dahlan Gultom, warga Jalan Cangkir, Kelurahan Sei Putih Tengah, mengaku, bila hujan, genangan air bisa setinggi lutut orang dewasa bahkan air masuk ke rumah warga. “Kami bosan selalu mendapat banjir kiriman dari sungai,” kata Dahlan.

Sekertaris Lurah Binsar Nainggolan mengakui jika hujan turun warga yang tinggal di Jalan Cangkir selalu mengalami banjir dari luapan air sungai di Kelurahan Sei Putih Barat.

“Sungai di Kelurahan Sei Putih Tengah sudah dipenuhi sampah, jadi ketika hujan, sungai tersumbat sehingga air jadi meluap hingga ke badan jalan dan mengalir hingga Jalan Ayahanda dan Jalan Cangkir, “ terangnya.

Binsar menambahkan, pihak kelurahan sudah melakukan musyawarah agar pihak Kecamatan menyurati instansi terkait mengenai perbaikan saluran drainase, pengaspal jalan, pemasangan lampu jalan, serta pengerukan sungai. “Tapi hingga kini belum ada tindak lanjutnya,” kata Binsar.

Kepala Lingkungan IV Panjaitan juga mengakui terkait banjir itu. Kata dia, masyarakat yang tinggal di Kelurahan Sei Putih Barat sering membuang sampah ke sungai sehingga aliran sungai jadi tersumbat. Ketika hujan, air sungai meluap ke jalan dan mengalir ke Jalan Ayahanda dan Jalan Cangkir. Kedua wilayah itu jadi sering tergenang air. Ini juga akibat tumpukan sampah di sungai itu,” akunya. (mag-8)

Warga Jalan Kuali dan Jalan Cangkir Keluhkan Banjir

Medan – Tidak berfungsinya saluran drainase kembali menjadi keluhan warga. Kali ini, warga yang tinggal di Jalan Kuali, Kelurahan Sei Putih, Kecamatan Medan Petisah mengeluh soal saluran drainase tersumbat oleh timbunan tanah. Akibatnya, jika hujan terjadi genangan air.

GOTONG-ROYONG:Warga bergotong-royong bersihkan parit  Kecamatan Medan Sunggal, belum lama ini.
GOTONG-ROYONG:Warga bergotong-royong bersihkan parit di Kecamatan Medan Sunggal, belum lama ini.

Jhoni Purba, warga setempat mengatakan, sejak tahun lalu di wilayahnya rawan banjir, terutama ketika hujan. Genangan air bisa mencapai 30 cm. Banjir juga disebabkan akibat drainase tersumbat oleh bangunan rumah milik warga. “Ini disebabkan karena saluran air yang mengalir ke Jalan Poso terhambat oleh rumah warga yang menutupi parit,” ujar Jhoni kesal.

Keluhan senada juga diungkap Ida, warga setempat lainnya. Sejak lama di depan rumahnya selalu terjadi banjir usai hujan. Penyebab genangan itu karena air tidak sepenuhnya bisa mengalir ke sungai kecil. “ Saluran drainase terputus di dekat rumah saya. Banjir makin parah akibat tumpukan sampah di sungai” kata Ida.

Selain itu, lanjut Ida, kostruksi jalan yang rendah juga menjadi penyebab genangan air. “Warga pernah melaporkan kondisi itu kepada kepling. Tapi hingga sekarang belum ada tindaklanjutnya,” kata Ida lagi.

Kepala Lingkungan VIII Jekwel Pardede mengakui, warganya banyak mengeluh soal drainase dan banjir. “Mau bagaimana lagi, warga susah kalau diajak gotong-royong untuk mengatasi banjir. Alasannya mereka sibuk dengan aktivitas pekerjaannya masing-masing,” ujar Jekwel.

Sementara itu, persoalan banjir juga dialami warga di Jalan Cangkir Medan, Kelurahan Sei Putih Tengah, Kecamatan Medan Petisah. Warga di wilayah tersebut sering mendapat kiriman air dari sungai yang meluap di Kelurahan Sei Putih Barat.

Dahlan Gultom, warga Jalan Cangkir, Kelurahan Sei Putih Tengah, mengaku, bila hujan, genangan air bisa setinggi lutut orang dewasa bahkan air masuk ke rumah warga. “Kami bosan selalu mendapat banjir kiriman dari sungai,” kata Dahlan.

Sekertaris Lurah Binsar Nainggolan mengakui jika hujan turun warga yang tinggal di Jalan Cangkir selalu mengalami banjir dari luapan air sungai di Kelurahan Sei Putih Barat.

“Sungai di Kelurahan Sei Putih Tengah sudah dipenuhi sampah, jadi ketika hujan, sungai tersumbat sehingga air jadi meluap hingga ke badan jalan dan mengalir hingga Jalan Ayahanda dan Jalan Cangkir, “ terangnya.

Binsar menambahkan, pihak kelurahan sudah melakukan musyawarah agar pihak Kecamatan menyurati instansi terkait mengenai perbaikan saluran drainase, pengaspal jalan, pemasangan lampu jalan, serta pengerukan sungai. “Tapi hingga kini belum ada tindak lanjutnya,” kata Binsar.

Kepala Lingkungan IV Panjaitan juga mengakui terkait banjir itu. Kata dia, masyarakat yang tinggal di Kelurahan Sei Putih Barat sering membuang sampah ke sungai sehingga aliran sungai jadi tersumbat. Ketika hujan, air sungai meluap ke jalan dan mengalir ke Jalan Ayahanda dan Jalan Cangkir. Kedua wilayah itu jadi sering tergenang air. Ini juga akibat tumpukan sampah di sungai itu,” akunya. (mag-8)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/