26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tahun 2012, 3 Pasar Tradisional Direvitalisasi

Wali Kota MoU dengan PIP Kementerian Keuangan RI

Pemko Medan  mendapat kepercayaan untuk mengelola pinjaman investasi daerah dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia senilai Rp77.454.148.000. Pinjaman tersebut digunakan untuk revitalisasi 3 pasar tradisional yakni Pasar Marelan, Pasar Jawa Belawan, dan Pasar Kampung Lalang.

REVITALISASI tiga pasar tradisional menjadi pasar yang memiliki daya tarik besar bagi pembeli dan menambah keteraturan kota itu sekaligus menjadi kontribusi kemampuan fiskal daerah.

Demikian terungkap dalam acara penandatanganan perjanjian pinjaman untuk revitalisasi tiga pasar tradisional di Kota Medan antara PIP Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan Pemko Medan di City Hall Grand Aston Hotel Medan, Kamis (6/9).

Penandatanganan dilakukan langsung Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap dengan Ketua PIP Kementerian Keuangan RI Saritaon Siregar disaksikan Syamsurizul A Bispo selaku notaris.

“Pinjaman digunakan untuk merevitalisasi tiga pasar tradisional yakni Pasar Marelan, Pasar Jawa di Belawan dan Pasar Kampung Lalang. Pembangunan tiga pasar tradisional telah melalui studi kelayakan yang diperlukan dan dipersyaratkan,” katanya.

Menurut Wali Kota, peminjaman dilakukan karena besaran dan tata cara pembayaran pinjaman dipastikan tidak akan memberatkan Pemko Medan, khususnya menyangkut anggaran daerah. Artinya, pinjaman tidak akan mengganggu pembangunan sektor-sektor vital dan strategis lainnya.
“Pinjaman diberikan dalam jangka waktu 5 tahun dengan masa tenggang pembayaran pokok 12 bulan, sedangkan bunga pinjaman 7,75 persen,” ungkapnya.

Selanjutnya Wali kota menjelaskan, revitalisasi ketiga pasar tradisional sudah akan dimulai tahun ini bersifat multi years dan direncanakan siap pada tahun 2013. Dengan revitalisasi tersebut, diharapkan ketiga pasar  tradisional dapat dikelola menjadi pasar tradisional modern dengan citra baru. Maksudnya, pasar dengan lingkungan tertata, aman dan nyaman. Serta memberikan suasana sejuk bagi konsumen yang datang berbelanja.

“Keberadaan ketiga pasar yang direvitalisasi diharapkan mampu menjadi wadah pemberdayaan UMKM, sehingga semakin kompetitif. Untuk itu, harapan saya kepada semua pemangku kepentingan agar dapat mendukung pelaksanaan revitalisasi ketiga pasar tradisional tersebut,” harapnya.

Selain pinjaman dari PIP, Wali Kota menginginkan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia untuk membangun pasar-pasar tradisonal lainnya. Dijelaskannya, jumlah pasar tradisional yang ada di Kota Medan lebih kurang 52 pasar yang pengelolaannya di bawah Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan. Keseluruhan pasar tradisional ini merupakan salah satu asset untuk mendukung perekonomian kota.

Hanya saja Wali Kota mengakui, keberadaan pasar-pasar tradisional itu masih sering dipersepsikan kurang menguntungkan seperti lingkungan yang masih kotor dan kumuh, ruang tempat usaha sempit, sarana parkir kurang memadai, penandatanganan sampah relativ buruk hingga mutu barang kurang baik.

“Untuk itulah Pemko Medan melalui PD Pasar ditantang untuk dapatmenciptakan pasar yang memiliki daya tarik besar bagi pembeli dan menambah keteraturan kota, sekaligus memberikan kontribusi terhadap kemampuan fiskal daerah. Upaya itu tentunya dengan merevitalisasi pasar tradisional. Sebagai tahap awal, kita pilih ketiga pasar ini,” paparnya.

Tidak hanya pasar tradisional, Rahudman menyampaikan, dalam kesempatan yang turut dihadiri Wakil Wali Kota Medan Drs H Dzulmi Eldin MSi, unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Dewan Kota, Staf Ahli, Direksi PD Pasar serta sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemko Medan itu menyampaikan keinginannya untuk merevitalisasi RSU Pirngadi Medan dengan menggunakan dana dari PIP. Untuk menjadikan RSU Pirngadi sebagai rumah sakit modern, biaya yang diperlukan ditaksir mencapai Rp50 miliar sampai Rp75 miliar.

“Kalau dana sebesar itu kita tampung langsung dalam APBD, tentunya dapat memberatkan sektor lain. Untuk itu, akan dikaji terlebih dahulu, mudah-mudahan pada 2013 sudah dapat direalisasikan,” katanya.

Untuk PAPBD tahun 2012, paparnya biaya konsultan pembangunan RSU Pirngadi telah ditampung agar dapat membuat perencanaan matang bagaimana model revitalisasi. Dengan demikian, RSU Pirngadi benar-benar menjadi rumah sakit yang representative bagi seluruh warga Kota Medan.(gus)

Pagi Tradisional, Siang Wisata, Malam Kuliner

Ketua Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementrian Keuangan RI Soritaon Siregar menjelaskan sebagai Badan Layanan Umum di bawah Kementerian Keuangan, PIP berusaha menjalankan perannya sebagai katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur, sehingga memberikan manfaat ekonomi, sosial serta manfaat bagi masyarakat.

Dia menyebutkan, PIP sangat proaktif mendukung pembangunan infrastruktur daerah dengan membiayai proyek-proyek yang bisa dinikmati langsung oleh rakyat, salah satunya pembangunan pasar.

Khusus untuk memberikan pinjaman, termasuk kepada Pemko Medan, Saritaon menjelaskan prosesnya melalui analisa kelayakan terhadap kemampuan keuangan dan proyek itu sendiri. Dikarenakan kondisi keuangan Pemko Medan tidak diragukan lagi. Apalagi, baru-baru ini mendapat penilai Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

“Makanya kami memberikan pinjaman investasi kepada Pemko Medan untuk merivitalisasi pasarnya, sehingga bisa lebih baik dan pasarnya memiliki daya tarik,” kata Saritaon.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, untuk memproses pinjaman investasi dan penandatangan bukan waktu singkat. Tim terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap keuangan Pemko Medan. Kemudian dilakukan kesepakatan jika nantinya ditemukan laporan keuangan Pemko Medan mendapat disclamer.
“Jadi, begitu laporan hasil pemeriksaan BPK RI menyebutkan discleamer terhadap laporan keuangan Pemko Medan, maka PIP akan menjatuhkan denda sebesar 2 persen dari total pinjaman yang diberikan,” katanya.

Tak hanya itu, Saritaon menawarkan ada tiga konsep dalam mengelola pasar. Pada pagi hari dijadikan sebagai pasar tradisional, siang hari pasar wisata dan malam hari menjadi pasar kuliner.

“Jika ketiga konsep dijalankan, diyakini pasar akan maju. Selain itu diharapkannya para pedagang diberi pendidikan dan pelatihan tentang jual-beli. Dengan demikian mereka dapat mengelola dagangannya menjadi lebih baik dan menguntungkan,” katanya. (gus)

Wali Kota MoU dengan PIP Kementerian Keuangan RI

Pemko Medan  mendapat kepercayaan untuk mengelola pinjaman investasi daerah dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia senilai Rp77.454.148.000. Pinjaman tersebut digunakan untuk revitalisasi 3 pasar tradisional yakni Pasar Marelan, Pasar Jawa Belawan, dan Pasar Kampung Lalang.

REVITALISASI tiga pasar tradisional menjadi pasar yang memiliki daya tarik besar bagi pembeli dan menambah keteraturan kota itu sekaligus menjadi kontribusi kemampuan fiskal daerah.

Demikian terungkap dalam acara penandatanganan perjanjian pinjaman untuk revitalisasi tiga pasar tradisional di Kota Medan antara PIP Kementerian Keuangan Republik Indonesia dengan Pemko Medan di City Hall Grand Aston Hotel Medan, Kamis (6/9).

Penandatanganan dilakukan langsung Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap dengan Ketua PIP Kementerian Keuangan RI Saritaon Siregar disaksikan Syamsurizul A Bispo selaku notaris.

“Pinjaman digunakan untuk merevitalisasi tiga pasar tradisional yakni Pasar Marelan, Pasar Jawa di Belawan dan Pasar Kampung Lalang. Pembangunan tiga pasar tradisional telah melalui studi kelayakan yang diperlukan dan dipersyaratkan,” katanya.

Menurut Wali Kota, peminjaman dilakukan karena besaran dan tata cara pembayaran pinjaman dipastikan tidak akan memberatkan Pemko Medan, khususnya menyangkut anggaran daerah. Artinya, pinjaman tidak akan mengganggu pembangunan sektor-sektor vital dan strategis lainnya.
“Pinjaman diberikan dalam jangka waktu 5 tahun dengan masa tenggang pembayaran pokok 12 bulan, sedangkan bunga pinjaman 7,75 persen,” ungkapnya.

Selanjutnya Wali kota menjelaskan, revitalisasi ketiga pasar tradisional sudah akan dimulai tahun ini bersifat multi years dan direncanakan siap pada tahun 2013. Dengan revitalisasi tersebut, diharapkan ketiga pasar  tradisional dapat dikelola menjadi pasar tradisional modern dengan citra baru. Maksudnya, pasar dengan lingkungan tertata, aman dan nyaman. Serta memberikan suasana sejuk bagi konsumen yang datang berbelanja.

“Keberadaan ketiga pasar yang direvitalisasi diharapkan mampu menjadi wadah pemberdayaan UMKM, sehingga semakin kompetitif. Untuk itu, harapan saya kepada semua pemangku kepentingan agar dapat mendukung pelaksanaan revitalisasi ketiga pasar tradisional tersebut,” harapnya.

Selain pinjaman dari PIP, Wali Kota menginginkan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia untuk membangun pasar-pasar tradisonal lainnya. Dijelaskannya, jumlah pasar tradisional yang ada di Kota Medan lebih kurang 52 pasar yang pengelolaannya di bawah Perusahaan Daerah (PD) Pasar Kota Medan. Keseluruhan pasar tradisional ini merupakan salah satu asset untuk mendukung perekonomian kota.

Hanya saja Wali Kota mengakui, keberadaan pasar-pasar tradisional itu masih sering dipersepsikan kurang menguntungkan seperti lingkungan yang masih kotor dan kumuh, ruang tempat usaha sempit, sarana parkir kurang memadai, penandatanganan sampah relativ buruk hingga mutu barang kurang baik.

“Untuk itulah Pemko Medan melalui PD Pasar ditantang untuk dapatmenciptakan pasar yang memiliki daya tarik besar bagi pembeli dan menambah keteraturan kota, sekaligus memberikan kontribusi terhadap kemampuan fiskal daerah. Upaya itu tentunya dengan merevitalisasi pasar tradisional. Sebagai tahap awal, kita pilih ketiga pasar ini,” paparnya.

Tidak hanya pasar tradisional, Rahudman menyampaikan, dalam kesempatan yang turut dihadiri Wakil Wali Kota Medan Drs H Dzulmi Eldin MSi, unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah, Dewan Kota, Staf Ahli, Direksi PD Pasar serta sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemko Medan itu menyampaikan keinginannya untuk merevitalisasi RSU Pirngadi Medan dengan menggunakan dana dari PIP. Untuk menjadikan RSU Pirngadi sebagai rumah sakit modern, biaya yang diperlukan ditaksir mencapai Rp50 miliar sampai Rp75 miliar.

“Kalau dana sebesar itu kita tampung langsung dalam APBD, tentunya dapat memberatkan sektor lain. Untuk itu, akan dikaji terlebih dahulu, mudah-mudahan pada 2013 sudah dapat direalisasikan,” katanya.

Untuk PAPBD tahun 2012, paparnya biaya konsultan pembangunan RSU Pirngadi telah ditampung agar dapat membuat perencanaan matang bagaimana model revitalisasi. Dengan demikian, RSU Pirngadi benar-benar menjadi rumah sakit yang representative bagi seluruh warga Kota Medan.(gus)

Pagi Tradisional, Siang Wisata, Malam Kuliner

Ketua Pusat Investasi Pemerintah (PIP) Kementrian Keuangan RI Soritaon Siregar menjelaskan sebagai Badan Layanan Umum di bawah Kementerian Keuangan, PIP berusaha menjalankan perannya sebagai katalis dalam percepatan pembangunan infrastruktur, sehingga memberikan manfaat ekonomi, sosial serta manfaat bagi masyarakat.

Dia menyebutkan, PIP sangat proaktif mendukung pembangunan infrastruktur daerah dengan membiayai proyek-proyek yang bisa dinikmati langsung oleh rakyat, salah satunya pembangunan pasar.

Khusus untuk memberikan pinjaman, termasuk kepada Pemko Medan, Saritaon menjelaskan prosesnya melalui analisa kelayakan terhadap kemampuan keuangan dan proyek itu sendiri. Dikarenakan kondisi keuangan Pemko Medan tidak diragukan lagi. Apalagi, baru-baru ini mendapat penilai Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

“Makanya kami memberikan pinjaman investasi kepada Pemko Medan untuk merivitalisasi pasarnya, sehingga bisa lebih baik dan pasarnya memiliki daya tarik,” kata Saritaon.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, untuk memproses pinjaman investasi dan penandatangan bukan waktu singkat. Tim terlebih dahulu melakukan penilaian terhadap keuangan Pemko Medan. Kemudian dilakukan kesepakatan jika nantinya ditemukan laporan keuangan Pemko Medan mendapat disclamer.
“Jadi, begitu laporan hasil pemeriksaan BPK RI menyebutkan discleamer terhadap laporan keuangan Pemko Medan, maka PIP akan menjatuhkan denda sebesar 2 persen dari total pinjaman yang diberikan,” katanya.

Tak hanya itu, Saritaon menawarkan ada tiga konsep dalam mengelola pasar. Pada pagi hari dijadikan sebagai pasar tradisional, siang hari pasar wisata dan malam hari menjadi pasar kuliner.

“Jika ketiga konsep dijalankan, diyakini pasar akan maju. Selain itu diharapkannya para pedagang diberi pendidikan dan pelatihan tentang jual-beli. Dengan demikian mereka dapat mengelola dagangannya menjadi lebih baik dan menguntungkan,” katanya. (gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/