Di Provinsi Sumatera Utara, pengembangan pendidikan karakter dimulai sejak pencanangannya oleh Gatot Pujo Nugroho pada 4 Mei 2011. Menurut Gatot, hal yang paling mendasar dari proses pendidikan adalah pembangunan dan pengembangan karakter anak didik se dini mungkin.
Belajar berhitung, kata Gatot, bisa dilakukan kapan saja dan bisa dikuasai dalam waktu singkat, tapi kalau pendidikan karakter harus dilakukan sedini mungkin. “Karena untuk mengubah karakter yang tidak baik agar menjadi baik, butuh bertahun-tahun dan akan sangat sulit,” demikian Gatot menyebutkan.
Pendidikan karakter merupakan usaha menanamkan nilai hidup posistif seperti kejujuran, keimanan, kecerdasan, kepedulian, kedisiplinan dan lain sebagainya, yang sangat berguna seumur hidup.
Pendidikan karakter penting karena karakter seseorang tidak bisa diwariskan, tidak bisa dibeli dan tidak bisa ditukar. Karakter harus dibangun dan dikembangkan secara sadar, hari demi hari, melalui suatu proses yang tidak instan.
Gatot beranggapan melalui pendidikan karakter diharapkan anak-anak di Sumut memiliki kepribadian yang seimbang antara aspek intelektual, emosional dan spiritual. Pada akhirnya, perbaikan karakter generasi muda ini akan berpengaruh langsung dengan perbaikan karakter bangsa yang konon menjadi persoalan utama bangsa ini.
Demi mendukung pengembangan karakter, Dinas Pendidikan menerbitkan 33 buku muatan lokal yang juga disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik daerah melalui SK Gubsu No 188.44/435/KPTS/2012 tanggal 10 Juli 2012.
Sumut adalah provinsi pertama di Indonesia yang menerbitkan buku muatan lokal seperti tertib berlalu lintas. Di samping itu, ada juga buku mengenai kesadaran cinta lingkungan, perlunya menjaga kebersihan, dan kebiasaan baik lainnya. (*)