29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Pelajar Korea Mengenal Budaya Etnis Kota Medan

Pererat Hubungan Kerja Sama Kota Bersaudara (Sister City)

MEDAN-Kota Medan kedatangan 18 pelajar dari Kota Gwangju-Korea. Delegasi pemuda ini adalah dari Bukgu Youth Center Gwangju Korea, merupakan pusat conseling pemuda yang menghimpun pendidikan dan pembelajaran seni, budaya, musik, olahraga dan kegiatan sosial lainnya.

MENJABAT TANGAN: Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM menyambut  menjabat tangan para delegasi pelajar Kota Gwangju Korea.//istimewa
MENJABAT TANGAN: Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM menyambut dan menjabat tangan para delegasi pelajar Kota Gwangju Korea.//istimewa

Para pelajar Kota Gwangju  ini terdiri dari pemuda/pemudi usia SMA dari berbagai sekolah umum maupun kejuruan. Mereka berada di Kota Medan sejak 3- 8 November 2012 yang diketuai dua pembimbing yakni Mr Kim Gwi-Bong, dan Mr Hwang Su-JU.

Kedelapan belas pelajar asal Kota Gwangju terdiri dari 8 pria dan 10 wanita. Masing-masing, Kim Gwang Beom, Kim Jinhyo, Choe Yosef, Chun Jinwo, Jeong Euihun, Lee Gyeongdong dan Lee Yuhaeing (Pemuda), Choi Jueun, Yun Huiju, Im Chaeeun, Lee Dabin, Lim Juhye, Lee Jieun, Min Yubin, Lee Songhwi, Moon Seolyeon dan Lee Minyong.

Kedatangan mereka diterima Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM didampingi Sekda Ir Syaiful Bahri MM, Senin (4/11) di ruang rapat I Balai Kota Medan. Sedangkan maksud kedatangan mereka ke Kota Medan dalam rangka mempererat hubungan kerja sama Kota Bersaudra (Sister City) antara Kota Medan dan Kota Gwangju Korea yang sudah terjalin selama 15 tahun sejak 1997.   “Kedatangan pelajar Kota Gwangju Antara lain ingin mengenal budaya dan pariwisata Kota Medan yang kaitannya dengan tahun kunjungan wisata Kota Medan,” kata Rahudman.

Dikatakan Rahudman, kerja sama antara satu negara dengan negara lain adalah merupakan uapaya efektif untuk kelangsungan dan pembangunan negara. Untuk itulah pemerintah Kota Medan melakukan kerja sama dengan berbagai negara, seperti Gwangju yang sudah terjalin selama 15 tahun lebih. “Kerja sama ini telah memberikan manfaat, terutama di bidang budaya dam pendidikan. Diharapkan, dengan  kunjungan saling tukar informasi ini dapat menumbuhkembangkan pembangunan di antara dua negara,” harap Rahudman.

Menurut Rahudman, kunjungan pelajar Kota Gwangju Korea ini merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi masyarakat Kota Medan. Karenanya, Rahudman memberikan ucapan selamat datang dan terima kasih atas kunjungan pelajar Kota Gwangju.  “Saya berharap agar nantinya para pemuda Gwangju Korea ini dapat mengenalkan Kota Medan. Apalagi, Kota Medan merupakan kota destinasi, memiliki objek wisata, gedung bersejarah, serta memiliki kuliner yang beraneka ragam lezatnya,” ujar Rahudman.

Menurutnya, hubungan persahabatan antara Kota Medan dengan Kota Gwangju Korea tidak saja di bidang pariwisata, budaya dan pendidikan saja, tapi juga bisa dikembangkan dengan menanam investasi di Kota Medan. “Semoga dengan kunjungan ini hubungan antara Kota Gwangju Korea dengan Kota Medan semakin meningkat. Ke depannya tidak saja pertukaran para pelajar dan pemuda, tetapi kita melakukan pertukaran pendidik atau guru,” pungkas Rahudman.

Dalam jadwal kunjungan pelajar Gwangju, selain melakukan audiensi ke Wali Kota Medan, juga mengikuti beberapa kegiatan lain. Di antaranya, mengikuti workshop serta mengenal dan mempelajari budaya etnis yang ada di Kota Medan yang difasilitasi Fak Ilmu Budaya USU, mengikuti program belajar di SMA Sutomo 1 Medan, mengunjungi host family untuk melihat secara langsung kehidupan sehari-hari salah satu keluarga pelajar di Kota Medan serta mengikuti city tour mengunjungi objek wisata di Kota Medan. (gus)

Ilmunya Harus Bisa Diaplikasikan

Komisi B DPRD Kota Medan mendukung Pemerintahan Kota (Pemko) Medan untuk menjalani kerja sama dengan negara lain untuk dunia pendidik.
Salah satunya melalui pertukaran pelajar atau studi banding ke negera lain sebagai wujud untuk menambahkan ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. “Kita mendukung kemajuan dunia pendidik di Kota Medan, apalagi melalui pertukaran pelajar dengan menimba ilmu ke negara lain,” ujar Ketua Komisi B  Surianda Lubis kepada Sumut Pos, Kamis (8/11).

Politis PKS Kota Medan ini berpendapat, hasil dari pertukaran pelajar dari Medan ke luar negeri nantinya bisa membawa hasil bagi  pelajar itu sendiri, tentunya dengan mengaplikasikan ilmunya dari luar negeri.

“Pelajar yang menjalankan studi banding ke luar negeri diharapkan bisa memperkenalkan atau mempromosikan kebudayaan Indonesia, khususnya di Kota Medan ke luar negeri agar negara kita lebih dikenal lagi,” harapnya.

Dia melihat, kunjungan 18 pelajar dari Kota Gwangju Korea Selatan ini sebagai bentuk mempererat hubungan kerja sama Kota Bersaudra (Sister City) yang sudah terjalin sejak lama. “Hubungan kerja sama Kota Bersaudara ini harus kian ditingkatkan lagi,” paparnya. (gus)

3.000 Mahasiswa Indonesia Belajar di Eropa Tiap Tahun

MEDAN- Kepala Kerja sama Ekonomi dan Regional dari Delegasi Uni Eropa (UE) Andreas Roettger mengatakan, setiap tahunnya lebih dari 3.000 anak Indonesia belajar di Eropa untuk mengejar gelar S1 maupun S2. Dari jumlah itu, ada sekitar seperenamnya berasal dari Sumatera Utara. “Saat ini, ada sekitar 3 ribu mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Eropa, baik di Inggris, Jerman, Perancis, Belanda, maupun Itali,” ujarnya dalam pembukaan Pameran Pendidikan Tinggi Eropa di Hotel Aryaduta Medan (6/11) lalu.

Dikatakannya, pemilihan negara-negara di Eropa untuk menempuh ilmu karena berbagai negara tersebut tersedia masuk dalam 100 universitas terbaik di dunia. Dan pada umumnya, masyarakat di Indonesia memilih untuk menuntut ilmu dalam bidang tekhnik dan ilmu sosial di luar negeri, seperti Jerman, Perancis, dan Belanda. “Tingginya minat tersebut membuat perguruan tinggi di berbagai Eropa mengadakan beasiswa, sehingga membuat minat masyarakat Indonesia dan Sumut semakin tinggi untuk belajar ke Eropa,” ujarnya. (ram)

Pererat Hubungan Kerja Sama Kota Bersaudara (Sister City)

MEDAN-Kota Medan kedatangan 18 pelajar dari Kota Gwangju-Korea. Delegasi pemuda ini adalah dari Bukgu Youth Center Gwangju Korea, merupakan pusat conseling pemuda yang menghimpun pendidikan dan pembelajaran seni, budaya, musik, olahraga dan kegiatan sosial lainnya.

MENJABAT TANGAN: Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM menyambut  menjabat tangan para delegasi pelajar Kota Gwangju Korea.//istimewa
MENJABAT TANGAN: Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM menyambut dan menjabat tangan para delegasi pelajar Kota Gwangju Korea.//istimewa

Para pelajar Kota Gwangju  ini terdiri dari pemuda/pemudi usia SMA dari berbagai sekolah umum maupun kejuruan. Mereka berada di Kota Medan sejak 3- 8 November 2012 yang diketuai dua pembimbing yakni Mr Kim Gwi-Bong, dan Mr Hwang Su-JU.

Kedelapan belas pelajar asal Kota Gwangju terdiri dari 8 pria dan 10 wanita. Masing-masing, Kim Gwang Beom, Kim Jinhyo, Choe Yosef, Chun Jinwo, Jeong Euihun, Lee Gyeongdong dan Lee Yuhaeing (Pemuda), Choi Jueun, Yun Huiju, Im Chaeeun, Lee Dabin, Lim Juhye, Lee Jieun, Min Yubin, Lee Songhwi, Moon Seolyeon dan Lee Minyong.

Kedatangan mereka diterima Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM didampingi Sekda Ir Syaiful Bahri MM, Senin (4/11) di ruang rapat I Balai Kota Medan. Sedangkan maksud kedatangan mereka ke Kota Medan dalam rangka mempererat hubungan kerja sama Kota Bersaudra (Sister City) antara Kota Medan dan Kota Gwangju Korea yang sudah terjalin selama 15 tahun sejak 1997.   “Kedatangan pelajar Kota Gwangju Antara lain ingin mengenal budaya dan pariwisata Kota Medan yang kaitannya dengan tahun kunjungan wisata Kota Medan,” kata Rahudman.

Dikatakan Rahudman, kerja sama antara satu negara dengan negara lain adalah merupakan uapaya efektif untuk kelangsungan dan pembangunan negara. Untuk itulah pemerintah Kota Medan melakukan kerja sama dengan berbagai negara, seperti Gwangju yang sudah terjalin selama 15 tahun lebih. “Kerja sama ini telah memberikan manfaat, terutama di bidang budaya dam pendidikan. Diharapkan, dengan  kunjungan saling tukar informasi ini dapat menumbuhkembangkan pembangunan di antara dua negara,” harap Rahudman.

Menurut Rahudman, kunjungan pelajar Kota Gwangju Korea ini merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan bagi masyarakat Kota Medan. Karenanya, Rahudman memberikan ucapan selamat datang dan terima kasih atas kunjungan pelajar Kota Gwangju.  “Saya berharap agar nantinya para pemuda Gwangju Korea ini dapat mengenalkan Kota Medan. Apalagi, Kota Medan merupakan kota destinasi, memiliki objek wisata, gedung bersejarah, serta memiliki kuliner yang beraneka ragam lezatnya,” ujar Rahudman.

Menurutnya, hubungan persahabatan antara Kota Medan dengan Kota Gwangju Korea tidak saja di bidang pariwisata, budaya dan pendidikan saja, tapi juga bisa dikembangkan dengan menanam investasi di Kota Medan. “Semoga dengan kunjungan ini hubungan antara Kota Gwangju Korea dengan Kota Medan semakin meningkat. Ke depannya tidak saja pertukaran para pelajar dan pemuda, tetapi kita melakukan pertukaran pendidik atau guru,” pungkas Rahudman.

Dalam jadwal kunjungan pelajar Gwangju, selain melakukan audiensi ke Wali Kota Medan, juga mengikuti beberapa kegiatan lain. Di antaranya, mengikuti workshop serta mengenal dan mempelajari budaya etnis yang ada di Kota Medan yang difasilitasi Fak Ilmu Budaya USU, mengikuti program belajar di SMA Sutomo 1 Medan, mengunjungi host family untuk melihat secara langsung kehidupan sehari-hari salah satu keluarga pelajar di Kota Medan serta mengikuti city tour mengunjungi objek wisata di Kota Medan. (gus)

Ilmunya Harus Bisa Diaplikasikan

Komisi B DPRD Kota Medan mendukung Pemerintahan Kota (Pemko) Medan untuk menjalani kerja sama dengan negara lain untuk dunia pendidik.
Salah satunya melalui pertukaran pelajar atau studi banding ke negera lain sebagai wujud untuk menambahkan ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. “Kita mendukung kemajuan dunia pendidik di Kota Medan, apalagi melalui pertukaran pelajar dengan menimba ilmu ke negara lain,” ujar Ketua Komisi B  Surianda Lubis kepada Sumut Pos, Kamis (8/11).

Politis PKS Kota Medan ini berpendapat, hasil dari pertukaran pelajar dari Medan ke luar negeri nantinya bisa membawa hasil bagi  pelajar itu sendiri, tentunya dengan mengaplikasikan ilmunya dari luar negeri.

“Pelajar yang menjalankan studi banding ke luar negeri diharapkan bisa memperkenalkan atau mempromosikan kebudayaan Indonesia, khususnya di Kota Medan ke luar negeri agar negara kita lebih dikenal lagi,” harapnya.

Dia melihat, kunjungan 18 pelajar dari Kota Gwangju Korea Selatan ini sebagai bentuk mempererat hubungan kerja sama Kota Bersaudra (Sister City) yang sudah terjalin sejak lama. “Hubungan kerja sama Kota Bersaudara ini harus kian ditingkatkan lagi,” paparnya. (gus)

3.000 Mahasiswa Indonesia Belajar di Eropa Tiap Tahun

MEDAN- Kepala Kerja sama Ekonomi dan Regional dari Delegasi Uni Eropa (UE) Andreas Roettger mengatakan, setiap tahunnya lebih dari 3.000 anak Indonesia belajar di Eropa untuk mengejar gelar S1 maupun S2. Dari jumlah itu, ada sekitar seperenamnya berasal dari Sumatera Utara. “Saat ini, ada sekitar 3 ribu mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Eropa, baik di Inggris, Jerman, Perancis, Belanda, maupun Itali,” ujarnya dalam pembukaan Pameran Pendidikan Tinggi Eropa di Hotel Aryaduta Medan (6/11) lalu.

Dikatakannya, pemilihan negara-negara di Eropa untuk menempuh ilmu karena berbagai negara tersebut tersedia masuk dalam 100 universitas terbaik di dunia. Dan pada umumnya, masyarakat di Indonesia memilih untuk menuntut ilmu dalam bidang tekhnik dan ilmu sosial di luar negeri, seperti Jerman, Perancis, dan Belanda. “Tingginya minat tersebut membuat perguruan tinggi di berbagai Eropa mengadakan beasiswa, sehingga membuat minat masyarakat Indonesia dan Sumut semakin tinggi untuk belajar ke Eropa,” ujarnya. (ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/