Wali Kota Buka Santiaji Kerukunan Umat Beragama
Diperlukannya antisipasi gesekan antar umat di tengah- tengah masyarakat disampaikan Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM saat membuka acara Santiaji Kerukunan Antar Umat Beragama di Hotel Grand Antares Medan, Kamis (13/9).
Dalam sambutannya, wali kota menyampaikan tokoh agama dan pemerintah harus melakukan upaya bersama dalam memelihara kerukunan umat beragama dan antar agama, khususnya di bidang pelayanan, pengaturan dan pemberdayaan umat. Apalagi, paparnya, tokoh agama merupakan mitra penting dalam membangun kota ini.
“Saya selalu menyadari bahwa tanpa keterlibatan dan peran tokoh agama akan sulit menggerakkan pembangunan,” katanya.
Menurut wali kota, keterlibatan semua pihak diminta untuk tetap memiliki komitmen, tanggung jawab, tugas dan kewajibab yang sama dalam menjalankan roda pembangunan sesuai dengan kewenangannya. Untuk itu, semua pihak sebaiknya melaksanakan tugas melakukan penataan dan pembangun di Kota Medan secara bersama-sama.
“Kebersamaan inilah menjadi bukti tatanan kota yang harmonis dan damai. Mari kita bangun hubungan yang sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan,” imbaunya.
Rahudman menilai santiaji dipandang cukup penting dalam rangka meningkatkan serta memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Perlu disadari, kerukunan umat beragama dan antar umat beragama merupakan satu pilar utama dalam pembangunan kota. Di samping itu merupakan syarat mutlak bagi terwujudnya stabilitas sosial politik dan ekonomi serta kesinambungan pembangunan yang sedang dilaksanakan.
Dia menjelaskan, pembinaan kerukunan umat sesungguhnya banyak diperankan oleh para pemuka agama, sebab pemuka agama yang setiap saat bersentuhan langsung dengan masyarakat dari semua golongan.
Selanjutnya, paparnya pemuka agama selalu berkomunikasi langsung dengan masyarakat dan memahami betul apa yang diinginkan masyarakat. Apalagi, Kota Medan adalah kota multikultural yang terdiri dari berbagai suku bangsa, masyarakatnya hidup dengan rasa toleran terhadap keberagaman kepercayaan. Bukti inilah yang menciptakan kondisi Kota Medan aman dan kondusif.
Tak lupa, wali kota menyampaikan ucapan terima kasih kepada para tokoh agama, termasuk yang hadir dalam acara santiaji. Selama ini telah banyak berbuat untuk pembangunan kota. Tidak hanya dari sisi dakwah, melainkan peran di bidang pembangunan sosial ekonomi dan keagamaan serta lainnya. “Semoga kebersamaan ini menjadi kebersamaan yang cerdas dan penuh silaturahim,” katanya.
Hadir pada kesempatan itu, Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang yang juga bertindak sebagai pembicara dalam kegiatan santiaji kerukunan umat beragam, Ketua MUI Kota Medan Prof Dr M Hatta, Ketua FKUB Kota Medan Drs Falit Muda Harahap, alim-ulama, tokoh masyarakat serta undangan lainnya (gus)
Aktif Menjalin Komunikasi dengan Masyarakat
Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Pelindung Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Medan Ceko Wakhda Ritonga mengatakan, kualitas kerukunan kehidupan antar umat beragama perlu terus ditingkatkan demi menghasilkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Ceko, dilaksanakan santiaji untuk membahas kerukunan kehidupan umat beragama di Kota Medan. Pada pelaksanaan santiaji akan berlanjut membahas agenda lebih besar tentang kualitas kerukunan umat beragama.
“Pehaman harus memiliki wawasan pentingnya kerukunan beragama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terciptanya kerukunan umat beragama akan menghasilkan kesejahteraan,” ucapnya.
Dia menyebutkan, pelaksanaan santiaji juga dipandang cukup penting dalam rangka meningkatkan serta memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Perlu disadari, kerukunan umat beragama dan antar umat beragama merupakan satu pilar utama dalam pembangunan kota.
Hal lainnya, paparnya dengan kerukunan umat beragam menjadi syarat mutlak bagi terwujudnya stabilitas sosial politik dan ekonomi serta berkesinambungan pembangunan yang sedang dilaksanakan.
Tak hanya itu, dia menyebutkan pembinaan kerukunan umat sesungguhnya banyak diperankan oleh para pemuka agama, karena pemuka agama yang setiap saat bersentuhan langsung dengan masyarakat dari semua golongan.
“Pemuka agama selalu aktif berkomunikasi langsung dengan masyarakat dan memahami betul apa yang diinginkan masyarakat,” ujarnya.
Mantan Asisten Administrasi Umum Pemko Medan itu menambahkan, menjaga stabilitas kerukunan umat beragama di daerah multikultur seperti Kota Medan diperlukan kebersamaan antar umat beragama dan pentingnya masing-masing pemuka agama selalu intens berkomunikasi dengan pemuka agama lainnya demi terwujudnya kebersamaan dan peningkatan kualitas kerukunan umat beragam.(gus)