Tahun Ini Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Beroperasi
Sampah selalu menjadi persoalan di kota-kota besar Indonesia, termasuk di Kota Medan. Kehadiran sampah selalu menjadi momok memusingkan bila tidak ditangani serius. Selain menjadi penyebab banjir, sampah juga penebar penyakit. Untuk mengatasi persoalan sampah, Wali Kota Medan Drs Rahudman Harahap, MM tak mau setengah-setengah bertindak. Melalui Pemko Medan, Rahudman menjalin kerja sama dengan PT Agro Mulia Abadi untuk menangani sampah di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Terjun, di Jalan Paluh Nibung Kelurahan Terjung, Kecamatan Medan Marelan. Saat ini dalam tahap pembangunan peralatan.
N antinya, pengelolaan sampah dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) bisa menampung 15 ribu hingga 20 ribu ton sampah per harinya dari seluruh sampah di penjuru Kota Medan. Artinya, di sinilah pusat pengelolaan sampah dari seluruh warga Kota Medan.
Nah, bila sudah beroperasi, pengelolaannya melalui teknologi canggih. “Kita harapkan tahun ini sudah dapat beroperasi sesuai dengan kesepakatan,” harap Wali Kota Medan Drs Rahudman Harahap MM di sela-sela peninjauannya, Kamis (14/2) siang.
Dalam kunjungan itu, Rahudman ingin melihat sejauh mana langkah-langkah yang telah dilakukan PT Agro Mulyo Abadi, termasuk melihat lahan seluas 13 hektar itu ditata dengan baik sehingga kesannya tidak kumuh. Wali Kota juga sempat melihat sejumlah pekerja di lokasi itu tengah serius memilah sampah. Untuk sampah organik seperti sisa makan dengan cekatan mereka pisahkan tempatnya. Begitu pula sampah non organik seperti plastik maupun botol bekas air mineral.
Dalam tinjauanya, Wali Kota ditemani Wakilnya Drs H Dzulmi Eldin MSi berserta sejumlah pimpinan SKPD, seperti Kadis Kebersihan Pardamean Siregar, Kadis Perumahan dan Permukiman Ir Gunawan Surya, Kadis Bina Marga Khairul Syahnan, Kabag Humasy Budi Hariono SSTP MAP dan Camat Medan Marelan Dedi Jaminsyah Putra Harahap SSTP MAP.
Saat meninjau, Wali Kota merasa lokasi itu sangat gersang. Ia pun langsung memerintahkan Kadis Kebersihan untuk menanam pohon agar tempat itu terlihat teduh dan hijau. Tak hanya Kadis Kebersihan, Kadis Bina Marga juga mendapat perintah untuk meratakan tumpukan yang menggunung. “Jalan masuk menuju TPA harus diaspal untuk mempermudah keluar masuknya truk pengangkat sampah. Saya ingin tempat ini lebih ditata sehingga tidak kumuh seperti saat ini,” instruksi Wali Kota kepada dua kadis itu.
Setelah berjalan kaki sejauh 500 meter di lokasi itu, Rahudman dan rombongan berhenti di dekat beberapa kolam. Rencananya kolam itu akan ditimbun dan diratakan pihak PT Agro Mulyo Abadi untuk selanjutnya dijadikan sebagai tempat finalisasi studi karateristik sampah.
Dengan begitu truk sampah yang datang tidak lagi membuang sampah di lokasi yang selama ini dijadikan tempat pembuangan sampah tetapi di lahan yang telah diratakan tersebut. “Di sinilah dilakukan pemilihan sampah organik dan non organik. Jadi semua sampah yang dibawa truk akan habis dikelola. Hanya saja ada sampah-sampah yang khusus dijadikan sebagai bahan bakar sampah. Minggu depan rencananya alat-alat sudah masuk. Kita harapkan tahun ini sudah dapat beroperasi sesuai dengan kesepakatan kita,” papar Wali Kota lagi.
Jika alat itu sudah beroperasi, kata Rahudman, maka sampah yang datang ke TPA Terjun tentunya berkurang. Dengan demikian dana yang digunakan untuk mengelola TPA selama ini tentunya akan jauh menurun sehingga jumlah tenaga kerja juga ikut berkurang.
Terjadinya penurunan sampah, lanjut Wali Kota, akan diikuti dengan pembangunan sanitasi renfil. Sebab, dengan kondisi volume sampah yang ada saat ini, maka pembangunan sanitasi renfil tak mungkin dilakukan. Adanya sanitasi renfil, maka air yang keluar dari tempat pembuangan sampah lebih bersih. “Sanitasi kita yang dibangun Dinas Tarukim Propinsi memang ada, namun tidak mampu melakukannya secara maksimal,” paparnya.
Rahudman menambahkan, TPA Terjun harus lebih tertata, termasuk fasilitas pendukungnya, seperti jalan dan sumur pantau. Penataan itu tak terlepas dari tekadnya untuk meraih piala Adipura. Sebab, Tim Pantau 2 Adipura akhir bulan ini akan melihat kondisi TPA Terjun. “Penataan harus kita lakukan, sebab bobot TPA nilainya harus 6 dan sama bobotnya dengan pasar sehingga sangat menentukan sekali. Untuk itu harus kita genjot sehingga poinnya dapat 7,” tegasnya.
Sementara itu, Budiman dari pihak PT Agro Mulyo Abadi memaparkan, mereka saat ini sedang melakukan finalisasi studi karakterisasi sampah untuk mengetahui berapa persen kandungan sampah organik maupun non organik. Selain itu, sebelum PLTSa dioperasikan, pihaknya lebih dulu membuat Refuse Derifed Fuel (RDF) yakni semacam bahan bakar sampah. RDF ini berasal dari sampah organik maupun non organik seperti plastik maupun streopom setelah melalui finalisasi studi karakteristik sampah. “Pengelolaan sampah ini akan modren,” ujarnya. (dya/adv)