Wali Kota Medan Tinjau Pelaksanaan UN di SMAN 20 Belawan
Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM berjanji Juni mendatang, pemeratan sebaran guru akan segera direalisasikannya. Hal tersebut dilakukan, selain menghindari terjadinya penumpukan guru, juga sebagai langkah upaya untuk meningkatkan derajat pendidikan di Kota Medan.
“Habis Ujian Nasional (UN) ini, saya langsung melakukan maping (pemetaan). Ini sudah tidak benar lagi, masak ada sekolah yang kekurangan guru. Sementara itu ada sekolah yang terjadi penumpukan guru, seharusnya satu bidang studi diajar oleh tiga guru di satu sekolah,” kata Rahudman ketika meninjau pelaksanaan UN di SMAN 20 Jalan Besar Bagan Deli, Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Selasa (17/4) pagi.
Dicontohkannya, di SMA N 20 ternyata kekurangan guru. Hal itu mengakibatkan jumlah murid dengan tenaga pengajar tidak seimbang. “Jumlah guru di SMA Negeri 20 hanya 29 orang, paling tidak sekolah ini harus memiliki 50 guru sehingga mutu dan kualitasnya lebih baik lagi,” ujar Medan-1 ini.
Untuk itu, Juni mendatang sudah dilakukan pemerataan guru-guru di Kota Medan. Langkah awal, pihaknya akan melakukan evaluasi dan segera menindaklanjutinya.
Selain pemerataan guru, Pemko Medan akan membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di kawasan Medan bagian Utara tahun ini juga. Lokasinya di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan. Dengan kehadiran SMK ini diharapkan mampu mengatasi akan minimnya sekolah negeri di kawasan pesisir tersebut.
“Kita juga harus melakukan pemerataan pendidikan,” jelasnya.
Sedangkan untuk pelaksanaan UN di hari kedua, Rahudman menilai sejauh ini tidak ada kendala. Pelaksanaan ujian berjalan lancar dan tertib. Dari 118 siswa yang mengikuti UN, seluruhnya hadir dan soal tidak ada yang kurang.
Kepala sekolah SMA Negeri 20 Drs Ilyas MPd peserta UN sebanyak 120 orang. Namun menjelang UN berlangsung, dua siswanya meninggal dunia.
“Sabtu (14/4), seorang siswi kita meninggal dunia di kawasan Marelan akibat kecelakaan. Sementara itu sebelumnya seorang lagi meninggal dunia karena sakit,” jelas Ilyas.
Usai meninjau UN, Rahudman didampingi Sekda Ir Syaiful Bahri, Kadis Pendidikan DR M Rajab Lubis bersama sejumlah pimpinan SKPD di lingkungan Pemko Medan meninjau Puskesmas pembantu di belakang SMA Negeri 20. Selain melihat kondisi bangunan Puskesmas, Rahudman juga bersilaturahmi dengan sejumlah pegawai Puskesmas.
Setelah itu, Rahudman meninjau Puskesmas Rawat Inap Belawan di Jalan Stasiun Komplek PJKA. Di tempat itu, Rahudman ingin melihat kondisi bangunan puskesmas yang berlantai dua tersebut sekaligus melihat masyarakat yang tengah menjalani perawatan.
“Kita melihat sejauh mana Puskesmas ini memberikan pelayanan kepada masyarakat, terutama yang berasal dari keluarga kurang mampu pengguna Jamkesmas maupun JPKMS,” jelasnya.
Rahudman melihat jumlah tenaga medis baik dokter maupun perawat di puskesmas itu masih kurang. Untuk itu, Rahudman langsung memerintahkan Kadis Kesehatan Dr Edwin Effendi untuk segera menambah tenaga medis tersebut.
Rahudman pun berharap dilakukan penambahan peralatan medis dan obat-obatan yang dianggap masih kurang. Apalagi ada warga yang minta agar dilakukan penambahan peralatan KB, baik bentuk obat maupun suntik.
Selesai meninjau Puskesmas Belawan, Rahudman dan rombongan bergerak menuju Jalan Karya Cilincing, Kelurahan Karang Berombak, Kecamatan Medan Barat. Walikota ingin melihat jembatan gantung yang telah selesai dibangun Dinas Bina Marga .Meski ada jembatan permanen namun kehadiran jembatan gantung ini dinilai sangat vital karena menghubungkan Kelurahan Karang Berombak dengan Kelurahan Brayan Kota.
Sore harinya, Rahudman melanjutkan peninjauan ke Puskesmas Sunggal di Jalan TB Simatupang (Pinang Baris). Setelah meninjau satu persatu ruangan, Rahudman menilai kondisinya masih cukup baik. Namun, ada satu ruangan terlalu kecil sehingga tidak representative untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Rungan ini tidak standar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” beber Rahudman sekaligus meminta untuk disikapi. (adl)
Terbukti Curang, Masuk Penjara
Pemerintah Kota (Pemko) Medan menjamin pelaksanaan ujian nasional (UN) yang dilaksanakan Senin (16/4) hingga Kamis (19/4) akan berjalan baik. Jika ditemukan kecurangan, terutama oleh pihak sekolah atau guru pengawas, akan dikenakan sanksi pidana.
Dijelaskannya, setelah Disdik Medan menerima soal pada, Sabtu (14/4), selanjutnya tinggal mendistribusikan ke sekolah penyelenggara.
“Kita tinggal menunggu pihak sekolah datang menjemput soal ke disdik. Secara keseluruhan, persiapan lain seperti pengawas, ruang ujian dan pengamanan sudah rampung 100%,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Medan.
Untuk distribusi, soal langsung dijemput ketua tim sub rayon didampingi kepala sekolah penyelenggara yang dikawal polisi. Jika saat pengiriman soal ada pihak yang terbukti melakukan tindakan curang, akan dikenakan sanksi. Sanksi terberat bisa berupa pidana karena telah menyelewengkan tugas negara.
“Siapapun tidak boleh melakukan kecurangan terlebih lagi pihak sekolah. Sanksinya, yang terberat bisa dikenakan hukuman penjara karena hal tersebut merupakan tindak pidana,” tegasnya.
Total jumlah sekolah penyelenggara UN tahun ini sebanyak 672 sekolah mulai Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTS), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Dari total itu sebanyak 113 sekolah menggabung karena dianggap tidak layak menjadi penyelenggara UN.
“Dari Disdik, kami memastikan tidak ada upaya tindakan melakukan kecurangan dengan menyerahkan soal dalam keadaan masih tersegel. Tapi kalau ternyata pihak sekolah, entah itu guru atau pihak yang ternyata berupaya curang, akan dikenakan sanksi tapi tentunya ada bukti hukum yang jelas,” ucapnya.
Seluruh jumlah soal yang tiba di Disdik Medan sesuai dengan jumlah peserta UN tahun ini mulai dari SMP, MTS, SMA, MA dan SMK yakni 83.159 siswa dengan rincian, jumlah peserta negeri sebanyak 23.548 siswa dan swasta ada 59.611 siswa.
Mengenai soal yang rusak, sekolah penyelenggara diperbolehkan memperbanyak dengan memfotokopi yang tentunya disaksikan polisi dan pengawas independen. Kemudian sekolah penyelenggara harus buat berita acara yang berisi total soal tambahan yang dibutuhkan atau lainnya.
“Tahun ini tidak ada soal cadangan karena berpotensi terjadi kecurangan. Jadi kalau ada soal yang rusak atau lainnya, diperbolehkan melakukan fotokopi,” ucapnya.
Sementara itu mengenai tingkat kelulusan, seperti diberitakan sebelumnya kota ini menargetkan sama dengan tahun lalu, 97 persen. Target itu sesuai dengan berbagai persiapan seperti les tambahan, try out atau ekstrakurikuler yang dilakukan sendiri oleh sekolah atau bekerjasama dengan pihak lain. “Tiap sekolah sudah berupaya. Mudah-mudahan target tercapai,” ujarnya.(adl)