29 C
Medan
Sunday, November 24, 2024
spot_img

Drainase Harus Dijaga dan Dipelihara

Wali Kota Tinjau Pembangunan di Kelurahan Bantan

Drainase di Kota Medan wajib dipelihara dan dijaga, karena drainase yang jorok akan membuat jalanan menjadi banjir dan merugikan banyak masyarakat. Kewajiban menjaga tertuang dalam Peraturan Wali Kota Medan No. 9/2009.

Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM di dampingi Kepala Dinas Bina Marga Gunawan Surya ST, Kepala Dinas TRTB  Ir Sampurno Pohan, Kepala Dinas Kebersihan Pardamean Siregar SH, Asisten Administrasi Umum Drs Musadad dan sejumlah pimpinan SKPD lainnya, Selasa (25/9) meninjau pembangunan drainase di Kelurahan Bantan, Medan Tembung, pembangunanan drainase untuk mengatasi masalah banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut, dan kondisi itu menjadi keluhan masyarakat.
Saat peninjauan itu, Wali Kota Medan menemukan pengembang perumahan Rahayu Central di kawasan tersebut menimbun parit yang sudah dibangun oleh Dinas Bina Marga Medan. Ketika itu, tanah timbun difungsikan sebagai titi keluar masuk truk pengangkut material bangunan, sehingga dengan penimbunan parit itu mengakibatkan air tidak bisa mengalir, dan kondisi tersebut menjadi keluhan masyarakat di seputaran tersebut.

“Saya minta pihak pengembang membangun titi jangan seperti ini, karena merugikan masyarakat sekitar, kepada camat saya minta segera hubungan pengusahanya, agar ini menjadi perhatiannya, saya tidak mau masyarakat dirugikan oleh pengusaha,” tegas Rahudman.

Selain meninjau pembangunan drainase, Rahudman juga meninjau alur sungai yang ada di Jalan Intisari Kelurahan Bantan, MedanTembung. Drainase yang ada di jalan tersebut dikorek sedalam dua meter dan di tembus ke parit besar rel kereta api, dan rel kereta api tersebut harus dijebol, pasalnya bila melalui Jalan Padang terlalu panjang 2 Km, sehingga dibuatlah crosing yang bisa membangun untuk segera membebaskan kawasan yang kerap banjr.
“Bila hujan rintik-rintik saja kawasan di sini sudah tergenang air. Makanya rel kereta api harus dijebol, karena melalui Jalan Padang terlalau panjang 2 Km, dengan pembangunan itu dapat membebaskan banjir, kasihan warga kerap mengalami banjir,” ujarnya.

Dia mengatakan, bila sudah terbangun drainase tersebut, maka Jalan Letda Sujuno persisnya di bawah Jalan Tol akan kering, karena genangan air yang ada di kawasan Jalan Intisari dan sekitarnya mengalir ke arah Jalan Letda Sujono, sehingga genagan air tidak bisa mengalir ke mana-mana lagi.
Akibatnya terjadi banjir, untuk itulah diperintahkan kepada Dinas Bina Marga agar segera menggambarnya, dan masyarakat rela dan setuju untuk di bongkar jalan setapak yang berada dijalur tembus ke rel kereta Api.

Wali Kota Medan juga minta dukungan kepada masyarakat agar pembangunan di wilayah tersebut bisa segera terselesaikan, apa lagi cuaca ekstrem, tidak disangka hujan dan tiba-tiba bisa hujan deras, dan hujan tidak tanggung-tanggung. Akibatnya bisa menimbulkan genangan air dan banjir, dan mengenai PT KAI sudah dibicarakan.

“Kami sudah bicarakan kepada PT KAI dan mereka mendukung, sebelum PT KAI menggantikan bantalan rel yang baru, pembangunan crosing sudah selesai,” jelas Rahudman.(gus)

Ajak Masyarakat Rawat Lingkungan

Camat Medan Tembung Khoiruddin Lubis mengatakan, diawal jabatannya Wali Kota sudah memerintahkan agar wilayah Medan Tembung bebas dari banjir. Intruksi tetap dilakukan sekuatnya bersama aparatur kecamatan dan kelurahan.

Dia menyampaikan, upaya yang dilakukannya yakni memberikan imbauan kepada masyarakat tentang menjaga kebersihan dan selalu membuang sampah di tempatnya. Karena dengan cara itulah satu cara mengurangi terjadi penyumbatan drainase.

“Saya juga selalu ajak masyarakat untuk gotong-royong sebagai satu cara melatih kesadaran masyarakat,” sebutnya.
Khoiruddin mengakui, selama ini hujan deras yang melanda Kota Medan selalu membuat Jalan Letda Sujono banjir. Tapi, berkat sudah sering dilakukan gotong-royong dan adanya kesadaran warga tak membuang sampah sembarangan. Maka banjir hanya bertahan satu jam sudah surut kembali. Hal yang sama juga terjadi di Jalan Kapten M Jamil.

“Masyarakat Medan Tembung sudah sangat mendukung program pembebasan banjir di bawah tol, sehingga banjirnya tak lagi bertahan lama,” ujarnya.
Dia menyebutkan, sekarang ini sudah ada pembangunan drainase di sekitar Jalan Intisari, banjir yang biasanya terjadi di Jalan Letda Sujono bisa mulai terurai. Apalagi, pembangunan akan berlanjut dengan membuka daerah resapan air dan aliran air baru.

“Bila selama ini air di Jalan Intisari masuk ke Jalan Letda Sujono, sehingga membuat banjir. Maka ke depannya inilah solusi yang akan diantasi,” sebutnya.
Lebih lanjut, dia menyebutkan, bila pembangunan drainase di Jalan Intisari dan sekitarnya tuntas, maka Jalan Letda Sujuno persisnya di bawah jalan tol akan kering. “Tapi untuk mengatasi banjir itu tak hanya sebatas pembangunan saja, masyarakat sangat berperan menjaga kawasannya. Jangan pernah buang sampah ke drainase, itu terpenting,” sebutnya. (gus)

Wali Kota Tinjau Pembangunan di Kelurahan Bantan

Drainase di Kota Medan wajib dipelihara dan dijaga, karena drainase yang jorok akan membuat jalanan menjadi banjir dan merugikan banyak masyarakat. Kewajiban menjaga tertuang dalam Peraturan Wali Kota Medan No. 9/2009.

Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM di dampingi Kepala Dinas Bina Marga Gunawan Surya ST, Kepala Dinas TRTB  Ir Sampurno Pohan, Kepala Dinas Kebersihan Pardamean Siregar SH, Asisten Administrasi Umum Drs Musadad dan sejumlah pimpinan SKPD lainnya, Selasa (25/9) meninjau pembangunan drainase di Kelurahan Bantan, Medan Tembung, pembangunanan drainase untuk mengatasi masalah banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut, dan kondisi itu menjadi keluhan masyarakat.
Saat peninjauan itu, Wali Kota Medan menemukan pengembang perumahan Rahayu Central di kawasan tersebut menimbun parit yang sudah dibangun oleh Dinas Bina Marga Medan. Ketika itu, tanah timbun difungsikan sebagai titi keluar masuk truk pengangkut material bangunan, sehingga dengan penimbunan parit itu mengakibatkan air tidak bisa mengalir, dan kondisi tersebut menjadi keluhan masyarakat di seputaran tersebut.

“Saya minta pihak pengembang membangun titi jangan seperti ini, karena merugikan masyarakat sekitar, kepada camat saya minta segera hubungan pengusahanya, agar ini menjadi perhatiannya, saya tidak mau masyarakat dirugikan oleh pengusaha,” tegas Rahudman.

Selain meninjau pembangunan drainase, Rahudman juga meninjau alur sungai yang ada di Jalan Intisari Kelurahan Bantan, MedanTembung. Drainase yang ada di jalan tersebut dikorek sedalam dua meter dan di tembus ke parit besar rel kereta api, dan rel kereta api tersebut harus dijebol, pasalnya bila melalui Jalan Padang terlalu panjang 2 Km, sehingga dibuatlah crosing yang bisa membangun untuk segera membebaskan kawasan yang kerap banjr.
“Bila hujan rintik-rintik saja kawasan di sini sudah tergenang air. Makanya rel kereta api harus dijebol, karena melalui Jalan Padang terlalau panjang 2 Km, dengan pembangunan itu dapat membebaskan banjir, kasihan warga kerap mengalami banjir,” ujarnya.

Dia mengatakan, bila sudah terbangun drainase tersebut, maka Jalan Letda Sujuno persisnya di bawah Jalan Tol akan kering, karena genangan air yang ada di kawasan Jalan Intisari dan sekitarnya mengalir ke arah Jalan Letda Sujono, sehingga genagan air tidak bisa mengalir ke mana-mana lagi.
Akibatnya terjadi banjir, untuk itulah diperintahkan kepada Dinas Bina Marga agar segera menggambarnya, dan masyarakat rela dan setuju untuk di bongkar jalan setapak yang berada dijalur tembus ke rel kereta Api.

Wali Kota Medan juga minta dukungan kepada masyarakat agar pembangunan di wilayah tersebut bisa segera terselesaikan, apa lagi cuaca ekstrem, tidak disangka hujan dan tiba-tiba bisa hujan deras, dan hujan tidak tanggung-tanggung. Akibatnya bisa menimbulkan genangan air dan banjir, dan mengenai PT KAI sudah dibicarakan.

“Kami sudah bicarakan kepada PT KAI dan mereka mendukung, sebelum PT KAI menggantikan bantalan rel yang baru, pembangunan crosing sudah selesai,” jelas Rahudman.(gus)

Ajak Masyarakat Rawat Lingkungan

Camat Medan Tembung Khoiruddin Lubis mengatakan, diawal jabatannya Wali Kota sudah memerintahkan agar wilayah Medan Tembung bebas dari banjir. Intruksi tetap dilakukan sekuatnya bersama aparatur kecamatan dan kelurahan.

Dia menyampaikan, upaya yang dilakukannya yakni memberikan imbauan kepada masyarakat tentang menjaga kebersihan dan selalu membuang sampah di tempatnya. Karena dengan cara itulah satu cara mengurangi terjadi penyumbatan drainase.

“Saya juga selalu ajak masyarakat untuk gotong-royong sebagai satu cara melatih kesadaran masyarakat,” sebutnya.
Khoiruddin mengakui, selama ini hujan deras yang melanda Kota Medan selalu membuat Jalan Letda Sujono banjir. Tapi, berkat sudah sering dilakukan gotong-royong dan adanya kesadaran warga tak membuang sampah sembarangan. Maka banjir hanya bertahan satu jam sudah surut kembali. Hal yang sama juga terjadi di Jalan Kapten M Jamil.

“Masyarakat Medan Tembung sudah sangat mendukung program pembebasan banjir di bawah tol, sehingga banjirnya tak lagi bertahan lama,” ujarnya.
Dia menyebutkan, sekarang ini sudah ada pembangunan drainase di sekitar Jalan Intisari, banjir yang biasanya terjadi di Jalan Letda Sujono bisa mulai terurai. Apalagi, pembangunan akan berlanjut dengan membuka daerah resapan air dan aliran air baru.

“Bila selama ini air di Jalan Intisari masuk ke Jalan Letda Sujono, sehingga membuat banjir. Maka ke depannya inilah solusi yang akan diantasi,” sebutnya.
Lebih lanjut, dia menyebutkan, bila pembangunan drainase di Jalan Intisari dan sekitarnya tuntas, maka Jalan Letda Sujuno persisnya di bawah jalan tol akan kering. “Tapi untuk mengatasi banjir itu tak hanya sebatas pembangunan saja, masyarakat sangat berperan menjaga kawasannya. Jangan pernah buang sampah ke drainase, itu terpenting,” sebutnya. (gus)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/