25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Jarak Jauh, Nasabah Minta Petugas Jemput Sampah

Masyarakat Enggan Menabung di Bank Sampah Mutiara

Medan – Keberadaan Bank Sampah Mutiara di Jalan Pelajar Timur, Gang Kelapa, Lorong Gabe, Kecamatan Medan Denai kurang menjadi perhatian warga di situ. Pasalnya, warga enggan menabung di Bank Sampah yang sudah disediakan.

Ketidakpedulian warga dengan Bank Sampah Mutiara bermula pada saat peresmian bulan Mei 2012 tahun lalu. Padahal, peresmiannya saat itu dihadiri Menteri Lingkungan Hidup Baltasar Kambuaya dan Wali Kota Medan Drs Rahudman Harahap, MM.

Alasan warga sekitar, mereka tidak dilibatkan dan tidak diberi tahu sebelumnya atau kurang tersosialisasi. “Ketika peresmian beberapa bulan yang lalu, warga sekitar tidak ada diundang dan tidak ada sosialisasi adanya Bank Sampah Mutiara dibuka,” ujar Edi, warga yang tinggal tidak jauh dari Bank Sampah Mutiara.

Menurut Edi, sampai saat ini warga enggan jadi nasabah di Bank Sampah Mutiara. “ Kan pihak dinas kebersihan atau kecamatan bisa jemput bola mendatangi warga untuk melakukan kegiatan menabung di Bank Sampah Mutiara. Mungkin cara itu lebih efektif. Pihak kecamatan dan kelurahan malah tidak mensosialisasikannya,” aku Edi.

Rusli, warga Jalan Pelajar Timur, Gang Rawa juga berpendapat sama. “Kami tak sempat datang ke Bank Sampah Mutiara, jaraknya terlalu jauh dari rumah. Anak-anak pun tidak sempat bawa sampah ke Bank Sampah karena sibuk sekolah. Lebih bagus ada petugas bank yang tiap hari menjemput sampah warga,” ujar Rusli.

Direktur Bank Sampah Mutiara Effendi Agus yang dikonfirmasi wartawan koran ini pada Rabu (30/1), tidak berada di kantor. Tapi melalui Staf Administrasi Bank Sampah Mutiara Yanti, menjelaskan, sampai saat ini ada sekitar 129 nasabah yang terdaftar di Bank Sampah Mutiara. Jumlah sampah warga yang dibayarkan karena menabung di Bank Sampah Mutira sejak Mei hingga Desember 2012 hanya Rp350.000. Pada Januari 2013 hanya Rp50 ribu.

Selama saya berkantor di Bank Sampah sejak Juli 2012, belum pernah melihat mesin penggiling dan mesin pengering beroperasi,” akunya.

Menurutnya, mereka sudah mencoba mensosialisasikan ke beberapa sekolah dan mengikuti pameran di pendopo Unversitas Sumatera Utara (USU) beberapa waktu lalu, tapi hingga kini belum ada penambahan jumlah nasabah yang menabung maupun jumlah barang yang masuk ke Bank Sampah Mutiara. (mag-8)

Masyarakat Enggan Menabung di Bank Sampah Mutiara

Medan – Keberadaan Bank Sampah Mutiara di Jalan Pelajar Timur, Gang Kelapa, Lorong Gabe, Kecamatan Medan Denai kurang menjadi perhatian warga di situ. Pasalnya, warga enggan menabung di Bank Sampah yang sudah disediakan.

Ketidakpedulian warga dengan Bank Sampah Mutiara bermula pada saat peresmian bulan Mei 2012 tahun lalu. Padahal, peresmiannya saat itu dihadiri Menteri Lingkungan Hidup Baltasar Kambuaya dan Wali Kota Medan Drs Rahudman Harahap, MM.

Alasan warga sekitar, mereka tidak dilibatkan dan tidak diberi tahu sebelumnya atau kurang tersosialisasi. “Ketika peresmian beberapa bulan yang lalu, warga sekitar tidak ada diundang dan tidak ada sosialisasi adanya Bank Sampah Mutiara dibuka,” ujar Edi, warga yang tinggal tidak jauh dari Bank Sampah Mutiara.

Menurut Edi, sampai saat ini warga enggan jadi nasabah di Bank Sampah Mutiara. “ Kan pihak dinas kebersihan atau kecamatan bisa jemput bola mendatangi warga untuk melakukan kegiatan menabung di Bank Sampah Mutiara. Mungkin cara itu lebih efektif. Pihak kecamatan dan kelurahan malah tidak mensosialisasikannya,” aku Edi.

Rusli, warga Jalan Pelajar Timur, Gang Rawa juga berpendapat sama. “Kami tak sempat datang ke Bank Sampah Mutiara, jaraknya terlalu jauh dari rumah. Anak-anak pun tidak sempat bawa sampah ke Bank Sampah karena sibuk sekolah. Lebih bagus ada petugas bank yang tiap hari menjemput sampah warga,” ujar Rusli.

Direktur Bank Sampah Mutiara Effendi Agus yang dikonfirmasi wartawan koran ini pada Rabu (30/1), tidak berada di kantor. Tapi melalui Staf Administrasi Bank Sampah Mutiara Yanti, menjelaskan, sampai saat ini ada sekitar 129 nasabah yang terdaftar di Bank Sampah Mutiara. Jumlah sampah warga yang dibayarkan karena menabung di Bank Sampah Mutira sejak Mei hingga Desember 2012 hanya Rp350.000. Pada Januari 2013 hanya Rp50 ribu.

Selama saya berkantor di Bank Sampah sejak Juli 2012, belum pernah melihat mesin penggiling dan mesin pengering beroperasi,” akunya.

Menurutnya, mereka sudah mencoba mensosialisasikan ke beberapa sekolah dan mengikuti pameran di pendopo Unversitas Sumatera Utara (USU) beberapa waktu lalu, tapi hingga kini belum ada penambahan jumlah nasabah yang menabung maupun jumlah barang yang masuk ke Bank Sampah Mutiara. (mag-8)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/